Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “Ichthyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Dengan demikian Ikhtiology adalah suatui ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya (Buku Diktat Ikhtiology, 1989). Ikan didefenisikan sebagai binatang vertebrata yang berdarah dingin (poikiotherm), hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan kesetimbangan badannya terutama menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan insang (Alamsyah, 1974).
Secara garis besar ikan yang terdapat di alam tebagi atas dua group yaitu Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki rahang). Kedua group ikan tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes (Buku Penuntun Praktikum Ikthiologi, 2007). Susanto (1994), menyatakan bahwa ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal).
IKAN GURAMI
Kottelat, et.al., (1993) mengklasifikasikan ikan Gurami ke dalam kelas Pisces, famili Ospronemidae, genus Ospronemus dan spesies Ospronemus gouramy.
Kottelat et.al.,(1993) menyatakan bahwa ikan gurami memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pipih lebar, dimana tinggi badan lebih ½ kali dari panjang tubuhnya, sirip punggung panjangnya terdiri 12-13 jari-jari keras dan tajam 11-13 jari-jari lemah, sirip dubur 9-11 jari-jari keras dan 9-21 jari-jari lemah, sirip perut 1 jari-jari keras dan 2 diantaranya jari-jari lemahnya memanjang seperti benang yang berfungsi sebagai alat peraba, sirip dada 2 jari-jari keras yang kecil dan 13-14 jari-jari lemah. Gurat sisi sempurna mulai kepala hingga ekor yang terdiri dari 30-33 keping sisik.
Sitanggang (1987) mengemukakan bahwa ikan gurami termasuk golongan iknan labyrinthici yaitu sebangsa ikan yang memiliki alat pernafasan berupa insang dan insang tambahan (labyrinth). Labyrinth adalah alat pernafasan yang berupa selaput tambahan yang berbentuk tonjolan pada tepi-tepi atas lapisan insang pertama. Pada selaput terdapat pembuluh darah kapiler (zat asam) langsung dari udara dan pernafasannya.
Sitanggang (1987) mengemukakan bahwa ikan gurami adalah makhluk vegetarian yang hanya mau menyantap makanan yang berasal dari tumbuhan.
IKAN BAUNG
Kottelat et.al., (1993) mengklasifikasikan ikan Baung kedalam phylum Chordata, kelas Pisces, subkelas Teleostei, ordo Ostariophysci, subordo Siluridae, famili Bagridae, genus Mystus, species Mystus nemurus.
Djuhanda (1981) menyatakan bahwa ikan Baung memiliki 4 sungut peraba dan satu diantaranya panjang sekali terletak pada sudut rahang atas, panjangnya sampai mencapai sirip dubur. Sirip lemah di punggung mempunyai jari-jari keras, satu daripadanya besar dan meruncing menajdi patel. Jumlah jari-jari lunaknya ada 7 buah, sirip dubur memiliki 12-13 jari-jari lunak dan sirip dada memiliki 8-9 jari-jari dan jari-jari keras yang menjadi patel dan kepalanya besar.
Djajadireja, Satimah, Arifin (1977) menambahkan bentuk badan panjang, tidak bersisik, panjang total 5x tinggi atau 3-3,5 panjang kepala. Badan berwarna kecoklatan, panjang maximum 350 mm.
Djajadireja (1977) menyatakan bahwa ikan baung hidup di habitat air tawar terutama di derah banjir (lebak lebung).
IKAN TOMAN
Saanin (1986) mengklasifikasikan ikan Toman sebagai berikut kelas Osteichthyes, ordo labyrinthici, subordo Ophiocephaloidei, famili Ophiocephalidae, genus Ophiocephalus dan species Ophiocephalus micropeltes.
Asmawi (1986) menyatakan bahwa ikan toman memiliki cirri-ciri sebagai berikut : tubuhnya ditutupi oleh sisik yang berwarna biru kehitam-hitaman pada bagian punggung dan bagian perut berwarna putih cerah , pada ikan Toman muda disepanjang tubuhnya terdapat 2 garis hitam yang membujur, tapi pada ikan yang sudah tua kedua garis tersebut hilang.
IKAN MOTAN
Menurut DJUHANDA (1989), ikan Motan tergolong famili Cyprimidae, ukuran panjang tubuhnya lebih besar dari pada tinggi tubuhnya, bentuknya bilateral simetris, mulutnya terletak di ujung depan kepala atau agak ke bawah, moncongnya dapat ditonjolkan ke depan dan mempunyai gelembung renang yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil dari pada bagian depan.
Ikan Motan di klasifikasikan kedalam kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Cypriniformes (Kottelat et al, 1993) atau Ostariophysi (Saanin, 1984) sub ordo Cyprinoidea, famili Cyprinidae, genus Thynnichthys dan spesies Thynnichthys polylepis (Kottelat et al, 1993) atau Thynnichthys polylepis, (Saanin, 1984).
Ikan motan mempunyai ciri morfologis sbb: Kepala meruncing, overculum mempunyai kelopak yang besar, mulut dianterior dan kecil, tidak ada bibir atas dan rahang bawah, mempunyai lipatan bibir yang kecil pada sudut rahang. Garis rusuk lurus dan memanjang ketengah-tengah ekor. Sirip dorsal kecil dan terletak sejajar dengan sirip ventral. Tidak mempunyai lebih dari 8 ruji bercabang. Tidak ada sisir insang dan lamna insang panjang, tidak ada pseudobrranchia (Mohsin dan Ambak,1992). Menurut (Saanin, 1984), ikan ini dikenal juga dengan nama Kendie, Menangin, Lambak, Ringan, Lumoh dan Pingan. Di Palembang, ikan ini di namakan Damaian / Lumopoko dan di Kalimantan disebut Ketup atau bau ketup (Subardja et al,1995).
IKAN TAMBAKAN
Ikan Tambakan Klasifikasinya, Phylum: Chordata, Sub Phylum: Craniata, Sub Klas: Gnathostomata, Klas: Pisces, Sub Klas: Teleostei, Ordo: Labirinthia, Sub Ordo: Anabontaidei, Famili: Anabontaidea, Genus: Holostoma dan spesies: Helostoma teminck, (Saanin, 1986).
Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) Bentuk mulut proctractile yaitu mullut dapat disembulkan, celah mulut horizintal sangat kecil, rahang atas dan bawah sama, bibir tebal dan mempunyai deretan gigi yang ujungnya tajam (Susanto, 1997).
Ikan tambakan menyukai keadaan yang sedikit agak hangat yang biasanya terletak pada ketinggian 150 – 750 meter dari permukaan laut. Kisaran temperatur 25 – 30 derajat celsius dan pH netral ( SUSANTO, 1984)
IKAN GABUS
Saanin (1984), Ikan gabus diklasifikasikan kedalam ordo Labyrintichi, family Ophiocephaloidae, genus Channa, Spesies Channa striata.
Ikan Gabus (Channa striata) merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi. Ikan ini sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua pasar (Cahyono, 2000).
DJUHANDA (1981), mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata) memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45 jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27 jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17 jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm.
(Suyanto, 1993) Sama halnya dengan lele dumbo, lokal pun dikaruniai alat pernafasan tambahan disebut arborescent organ. Maka wajar jika ia dapat mengambil/ menghirup oksigen langsung dari udara dengan bergerak vertikal.
Ikan Gabus (Channa striata) merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi. Ikan ini sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua pasar (Cahyono, 2000).
Kottelat et al (1993), Menyebutkan bahwa ikan gabus mempunayai warna gelap dan seluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik. Di bagian dadanya kulit tubuhnya berwarna putih.
IKAN PEPETEK
Ikan pepetek (Leiognathus dussummieri), tergolong pada keluarga leiognathidae yang masih berkerabat dengan keluarga Carangiadae. Jenis ini merupakan jenis ikan yang kecil, Panjang tubuhnya tidak lebih dari 15 cm, Badanya tinggi dan bentuknya pipih. Daging dari jenis ini tidak begitu banyak, (Djuhanda, 1981).
IKAN SENANGIN
Menurut Kriswantoro dan Sunyoto (1986), nama lain Ikan Senangin di Inggris adalah Giant threadfin (tasselfish), Indian Salmon. Di Indonesia disebut Kurau (Jabar), Baling, Kuro (Jawa), Laceh (Madura), Senangin (Sumatra), Selangih (Sumatra Timur), dan Tikus-Tikus (Ambon).
Ikan Senangin (Polynemus tetradactylus ) diklasifikasikan kedalam ordo Percesoces, famili Polynemidae, genus Polynemus, spesies Polynemus tetradactylus, Ikan Senangin mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: bentuk mulut non proctractile, ukuran mulut lebar, posisi mulut didepan bola mata, ukuran bibir tipis dan tidak memiliki sungut.
Siregar (1979), mengatakan bahwa ikan senangin adalah ikan dengan badan yang panjang dan sedikit gepeng. Tubuh ditutupi oleh sisik yang besar-besar. Sedangkan tutup insang, moncong dan bagian sirip ditutupi oleh sisik yang halus
IKAN SARDIN
Menurut Saanin (1995) mengklasifikaikan ikan sardin berdasarkan sistem bleeker yatu:phylum chordata, kelas piscas, sub kelas teleostei, ordo percomorfes, sub ordo combroidea, famili serranidae, genus Sardinella, spesies Sardinella sirin.
Bentuk badan memanjang, perut agak bulat dengan sisik duri (16-18) + (12-14). Awal sirip punggung sedikit kemuka dari pertengahan badan, lebih dekat kearah moncong daripada kebatang sirip ekor. Sirip punggung berjari-jari lemah 15-18, sedang sirip duburnya 18-20. Terdapat sirip tambahan pada sirip perutnya. Tapisan insang halus berjumlah 36-42 pada bagian bawah busur insang pertama. Hidup di perairan pantai, lepas pantai. Pemakan plankton halus, dapat mencapai panjang 23 cm, umumnya 17-18 cm. Warna tubuh biru kehijauan, putih perak bagian bawah, gelap bagian atas badan. Direktorat (1979).
Ikan Sardin (Sardinella sirin). Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang rendah. Merupakan ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora, selain suka melahap tumbuhan air, ia juga suka memakan udang atau ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air lainnya. Djuhanda, (1981).
Ikan Sarden memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang , Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan sisi bawah bola mata, tubuh berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk sempurna dan terletak dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip dada dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor berbentuk bulan sabit Saanin (1986).
IKAN PANTAU
Ikan Pantau (Rasbora borneesis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak berbahaya (SAANIN, 1968).
IKAN KAPIEK
Ikan Kapiek menurut (PULUNGAN, 2000) Adalah moncong menonjol kedepan dan tumpul,kepalah bersegi tidak bersisik mata di bawah garis segi, mulut sub terminal, pada rahang atasa terdapat dua lipatan bibir, pada rahang bawah terdapat satu lipatan bibir, bibir luar rahang atas di sudut mulut menutupi lipatan bibir bawah, pada pertemuan lipatan bibir atas terdapat sungut pendek di atas bibir atas terdapat sungut pendek dan kecil, permukaan kepalah licin, garis rusuk sempurna 34-36 sisik.bentuk tubuh gepeng dan badannya tinggi, warna tubuh putih seperti perak dan punggung abu-abu kecoklatan dan perutnya putih mengkilat (DJUHANDA, 1981).
Ikan kapiek bentuk tubuh gepeng dan berbadan tinggi. Warna tubuh putih seperti petak dengan punggungyang abu-abukecoklatan dan perutnya putih mengkilat jumlah gurat sisiada 35-36 keping. Gurat sisi sempurna, sirip punggung merah dengan bercak kehitaman. Pada ujungnya, sirip dadqa dan perut berwarna nmerah, sirip ekor berwarma orange atau merah dengan pinggiran garis hitam atau putihsepanjang cuping sirip ekor. (SAANIN 1984)
IKAN KEMBUNG LAKI-LAKI
SAANIN (1968). Dalam tasoknomi mengklasifikasikan ikan kembung laki-laki (Scomber canagorta) sebagai Ordo Scombriformes, famili Scombridae, genus Scomber, dan spesiesnya adalah (Scomber canagorta) . Ikan kembung laki-laki tergolong ikan pelagik yang menghendaki perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan ini suka hidup secara bergerombol, kebiasaan makanan adalah memakan plankton besar/kasar, Copepode atau Crustacea (KRISWANTORO dan SUNYOTO, 1986).
DJUHANDA ( 1981). Ikan kembung laki-laki (Rasterliger branchysoma) termasuk kedalam kelas Condrichthyes yang memmiliki rahang, tubuh bilateral simetris, muliutnya terminal, dan memiliki tutup insang, Ikan kembung laki-laki (Rasterliger branchysoma) juga memilikiliniea lateralis, rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah (dirhinous), bersisik dan tidak memiliki sunngut. Ikan kembung laki-laki (Rasterliger branchysoma)juga memiliki sirip punggung I,II sirip perut, pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak.
IKAN NILEM/PAWEH
Ikan Nilem /Paweh (Osteochilus hasselti) bentuk tubuh hampir serupah dengan ikan mas, hanya kepalah relatif kecil, pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuh ikan ini hijau abu-abuan, dan hidup di perairan yang jernih, makanan berupa tumbuhan.sirip punggung dari ikan nilem ini di sokong jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagakbentuknya simetris. Sirip dubur di sokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak,sirip perut di sokong 1 jari-jari keras dan 8 jari lunak, sirip dada di sokong 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Di indonesia ikan ini terdapat di jawa, sumatra, dan kalimantan di luar indonesia terdapat di malaysia dan siam. (DJUHANDA, 1981).
IKAN BARAU
Ikan Barau (Hampala macrolepidota) bentuk tubuhnya hampir sama dengan ikan mas, tetepi jika kita perhatikan baik-baik ikan barau ini bentuknya lebih ramping dan lebih lansing, moncong lebih tirus dan di sudut mulutnya ada satu pasang sungut peraba, ikan ini adalah ikan pemangsa ikan kecil, juga suka memakan hewan-hewan lain, seperti udang, ketam, dan serangga.warna tubuh putih keperakan punggung bewarna gelap, pinggir badan dan perutnya bewarna lebih cerah, sirip-sirip bewarna kuning.pinggiran depan dari sirip punggung dan pinggiran luar dari sirip ekor bewarna hitam. Dari ujung depan pangkal sirip punggung berjalan garis hitam yang tebal melintang menujuh pangkal sirip ekor (DJUHANDA, 1981)
PULUNGAN (1987) mengemukakan bahwa jenis-jenis ikan dari famili siluridae merupakan air tawar yang pada umumnya menghuni perairan sungai, anak-anak sungai maupun danau-danau ukuran kecil (bekas aliran sungai) dan sangat bersembunyi disela-sela daun tanaman air yang terdapat disekitar tempat hidupnya. Ikan ini yang bernilai ekonomis ikan ini banyak sekali terdapat disungai-sungai bentuknya berpariasi dan bahkan dijadikan ikan hias.
IKAN TERI
Ikan Teri (Stolephorus commersoni) tubuhnya ramping kecil, panjang kurang dari 12 meter, mulutnya lebar sampai lewat belakang mata , rahang bawah lebih pendek dari pada rahan atas, moncongnya tumpul.sirip dubur dimulai dari tepat di bawah belakang dari sirip punggung,. Jenis ikan teri ini umumnya hidup di dekat pantai, tetapi pula yang masuk ke muara –muara sungai di air payau, kebanyakan ikan teri hidup dalam bergerombolan sangat besar. Sebetulnya banyak sekali nama ikan teri ini atau spesiesnya, ikan teri ini memmpunyai ari yang besar dalam perdagang indonesia dan bernilai ekonomis (DJUHANDA ,1981)
IKAN SELAR
Ikan selar tetengkek (caranx rottleri) selain mempunyai sirip tambahan dari sirip dubur dan sirip punggung bagian belakangnya, juga mempunyai tanda khas yang merupakan sisik besar,dan berduri pada gurat sisinya, melebar keatas dan kebawah badan. Ikan ini di dapat jauh ketengah-tengah lautan, tetapi anak-anaknya sering terdapat di muara-muara sungai yang besar.panjang tubuh ikan ini mencapai 40 cm lebih. Ikan seperti ini terdapat di seluruh daerah indo-pasifik (DJUHANDA, 1981)
IKAN PUYUH
Ikan puyuh (Anabas testudineus)adalah ikan air tawar yang termasuk kedalam Kelas Teleufei,Ordo Labyrinthisi (SAANIN 1984) , Atau perciformes (KOTTELAT et al, 1993).Famili Anabantidae, Genus anabas, Pol dan Species Anabas tustidineus (KOTTELAT et al, 1993).
Ikan puyuh termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces, Ordo Labyrinthisi, Famili Anabantidae, Genus Anabas dan Spesies Anabas testudineus(SAANIN, 1968).
IKAN NILA
Djarijah (1995) mengklasifikasikan ikan Nila sebagai berikut : Phylum Chordata, Subphylum Vertebtara, Klass Osteichtyes, Subklass Achanthoptherigi, Ordo Percopmorpa, Subordo Perciodea, Family Chiclidea, Genus Oreochromis, dan Spesies Oreochromis niloticus.
Ikan Nila bersifat omnivora tapi cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari Plankton, Tumbuh-tumbuhan hakus, dedak tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan lain sebagainya ( Asmawi, 1986).
IKAN SEBELAH
Ikan sebelah (Psettodes erumeri) memiliki klasifikasi yaitu: Ordo: Heterosomata, Famili: Psettodidae, Genus: Psettodes, Spesies: Psettodes erumeri. Ikan sebelah merupakan ikan yang tergolong ke dalam kelompok ikan yang memiliki tubuh non bilateral simetris, karena apabila tubuh ikan ini dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak mencerminkan bagian yang sebelah kiri. Ikan ini memiliki bentuk tubuh pipih mendatar.memiliki rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak dari tubuhnya hampir sama. Ikan-ikan ini di iIndonesia tidak begitu ekonomis disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan jumlahnya tidak banyak (Djuhanda, 1981).
IKAN SEPAT RAWA
Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) memiliki ciri-ciri bentuk tubuhnya seperti ikan sepat siam yaitu tubuhnya pipih, kepalanya mirip dengan ikan gurami muda yaitu lancip. Panjang tubuhnya tidak dapat lebih besar dari 15 cm, permulaan sirip punggung terdapat di atas bagian yang lemah dari sirip dubur. Pada tubuhnya ada dua bulatan hitam, satu di tengah-tengah dan satu di pangkal sirip ekor. Sirip ekor terbagi ke adalan dua lekukan yang dangkal. (Haridiwiyoto, 1993).
Dan Ikan Sepat Rawa memiliki permulaan sirip punggung atas yang lemah dari sirip duburnya. A. XI – X (XII). 33-38. bagian kepala dibelakang mata dua kali lebih dari permulaan sirip punggung di atas bagian berjari-jari keras dari sirip dubur ( Saanin, 1968).
IKAN KAPAS-KAPAS
Saanin (1984) mengungkapkan klasifikasi ikan kapas-kapas dengan ordo Percomorphi, familli Leiognathidae, genus Geres dan Species Geres punctatus. Kemudian Hasibuan (1998) juga menyatakan ikan kapas-kapas merupakan kelompok ikan yang memiliki ukuean tubuh yang relatif kecil, bentuk tubuh pipih dan kepala meruncing, dengan mulut yang agak runcing kedepan.
IKAN BANDENG
Ikan bandeng Menurut Djuhanda (1981) mempunyai tubuh yang ramping dan ditutupi oleh sisik dengan jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak. Mulut sedang dan non protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan tidak memiliki sungut.
IKAN SELAR KUNING
Menurut Alamsyah (1974), ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis) termasuk dalam ordo: Percomorphi, familiy: Carangidae, genus: Caranx dan spesies: caranx leptolepis. Mempunyai bentuk tubuh seperti torpedo, sirip ekor bercagak, , habitat di laut.
IKAN MERAH
Menurut Saanin (1984), mengklasifikasikan ikan Merah dalam ordo: Percomorphi, family: Lucanidae, genus: Lucanus dan spesies: Lutianus erythropterus. Dengan ciri-ciri kepala tumpul dan ekor berlekuk, tubuh berwarna merah agak keputihan
Ikan merah (Lutjanus eryptropterus) adalah ikan yang berada di perairan luat.bentuk tubuh bilateral simetris dengan klasifikasinya adalah Ordo Percomorphi, Famili Lucanidae, Genus lutjanus, Spesies Lutjanus eryptropterus. Pada ikan merah mulutnya besar, dapat disembulkan kedepan, ujung belakang dari rahang atas terletak dibawah sudut dari depan bola mata. Ikan merah ini mempunyai empat buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan ekor. Warna sirip tersebut bewarna merah kelam (DJUHANDA, 1981).
IKAN KERAPU MACAN
LAGLER et al. dalam ANONIMOUS (1998) Ikan kerapu macan (Ephinephelus lauvina) adalah ikan yang termasuk kedalam Fanili serranidae. Ikan ini mempunyai sifat hermaprodite protoginous yaitu pada perkembangan mencapai dewasa (matang gonat) berjenis kelamin betina dan akan berubah kelamin jantan setelah dewasa.ikan kerapu macan termasuk kedalam Ordo Percomorphi, Famili serranidae, Genus ephinephelus, Spesies (Ephinephelus lauvina)
IKAN TENGGIRI.
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu jenis ikn yang banyak terdapat di Propinsi Riau dari hasil utama bagi para nelayan. Secara fisik ikan tenggiri mempunyai dua jenis daging yaitu daging merah (gelap) dan daging putih (terang), sedangkan secara kimia daging merah banyak mengandung lemak, glikogen dan vitamin dan untuk daging putih banyak terdapat protein (HASAN, 1984).
Ikan tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae yang mempunyai bentuk memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik kecuali sisik-sisk pada gurat sisi yang kecil-kecil, sirip pungung ada dua, letaknay berdekatan sekali yang depan disokong oleh jari-jari keras yang lemah sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-4 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama besar nya dengan sirip punggung yang belakang, dan disebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10 buah, sama seperti pada sirp punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua ujung sirip-siripnya yang panjang. Mulut nya lebar, rahang atas dan rahang bawah begerigi tajam dan kuat, langit-langit bergigi kecil-kecil. Warna punggungnya kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan perut beawarna seperti perak. Jenis ikan ini tergolong pada ikan yang besar, panjang tubuhnya dapat sampai 150 cm (DJUHANDA, 1981).
Ikan ini termasuk ikan perenang tercepat dan juga termasuk ikan buas, predator dan karnivor. Penyebarannya terdapat di laut Merah, dekat pantai Timur Afrika, Laut-laut India, Malaysia, Indonesia dan sekitarnya yang banyak disukai orang-orang dan dipasar selain dijual segar banyak jua yang diasin dan dipindang bahkan ada yang dibuat empek-empek dan kerupuk karena dagingnya yang begitu halus dan gurih.
IKAN BIJI NANGKA
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) tergolong kedalam keluarga mugilidae, bentuk tubuhnya hampir sama dengan ikan merah,. Kedua macam keluarga ini mempunyai banyak sifat-sifat yang sama, hanya ada sedikit perbedaan, yaitu pembagian sirip punggung bagian depan dengan bagian belakang tidak jelas. Gigi-gigi pada rahang runcing-runcing dan tersebar merata. Sirip punggung dan sirip anus bersisik sedikit, mulutnya besar, dapat disembulkan ke muka, ujung belakang dari rahang atas terletak dibawah sudut depan dari mata. Keping tulang lengkung insang depan berlekuk. Sirip ekor berlekuk, sirip dada tidak lebih panjang dari kepala. Sirip dubur memiliki tiga jari-jari keras, dan jumlah jari-jari keras ada antara 7-9. Sirip punggung mempunyai 10 jari-jari keras dan 13 jari-jari lunak. Linnea lateralisnya berlekuk keatas dan pada bagian bawah kepala didekat tenggorakan terdapat sepasang sungut (Djuhanda, 1981).
IKAN BAWAL HITAM
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) tergolong pada keluarga Stromatidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae. Bentuk tubuhnya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan ini tubuhnya berwarna hitam, sirip punggung hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44 jari-jari lunak. Sirip dubur besarnya hampir sama dengan sirip punggung, disokong oleh 3 jari-jari keras dan 35-39 jai-jari lunak. Sirip dada mempunyai 22 jari-jari lunak, bentuknya melengkung dengan ujung-ujungnya yang tirus dan pangkalnya yang kuat dan lebar. Sirip perut tidak ada. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam, pangkal sirip ekor bulat kecil. Gurat sisi dibangunkan oleh sisik-sisik yang lebih besar dari pada sisik-sisik yang lainnya dari tubuh. Kalau di lihat dari bentuk sirip dada, pangkal siripekor danstruktur gurat sisi, iakn ini mempunyai persamaan dengan ikan-ikan dari keluarga Carangidae.
Ikan Bawal hitam dapat berenang dalam posisi miring seperti ikan Sebelah. Panjang tubuhnya dapat mencapai 60 cm, dagingnya baik sebagai bahan makanan, dan mempunyai pasaran yang baik. Ikan ini tidak banyak terdapat di dekat-dekat muara sungai, biasanya bergerombol banyak di tengah-tengah lautan. Jenis ikan-ikan ini terdapat di laulaut India, Indonesia, Malaysia, dan Cina. (T. Djuhanda, 1981).
Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan Carangidae. Bentuk badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk belah ketupat . Ikan Bawal ini merupakan herbivora yang cendrung bersifat omnivora, selain suka melalap tumbuhan ia juga suka memakan udang ataupun ikan-ikan kecil dan hewan lainnya (Tatang, 1981) .
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini termasuk ikan ekonomis yang banyak dijual dipasar-pasar (Saanin, 1984)
IKAN PATIN
Jambal siam (patin) terklasifikasikan dalam ordo
Ostariophyri, sub ordo Siluroide, famili Pangasidae, genus Pangasius, spesies Pangsius sutchi. (Saanin, 1984). Ikan Jambal siam termasuk ke dalam genus Pangasius dan famili Pangasidae (Robert and Vidthayanon, 1991). Morfologi ikan Jambal siam mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal,dan dilengkapi dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat garis lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dengan garis hitam ditengah. Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm. (Sumantadinata, 1993)
IKAN TONGKOL
Ikan tongkol terklasifikasi dalam ordo Goboioida, family Scombridae, genus Euthynnus, spesies Euthynnus pelamis .Ikan tongkol masih tergolong pada ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet. (T. Djuhanda, 1981).
IKAN ALU-ALU
Ikan alu-alu terklarifikasi dalam phylum Chordate, kelas Pisces, ordo Perciformes, family Sphyraenidae, genus Sphyraena, species Sphyraena jello. Bentuk tubuhnya bulat panjang dengan kepalanya menirus kebagian moncong, mulutnya lebar, rahang bawah lebih panjang dari pada rahang atas. kedua rahang serta langit-langit mempunyai gigi yan relatif besar dan tajam, badan dan kepala pada pipi dan tutup insang ditutupi dengan sisik-sisik kecil, pinggir tubuh dan perutnya berwarna perak dan mengkilat, tetapi punggungnya berwrna hijau abu-abu, mempunyai dua sirip punggung yang di depan seluruhnya disokong oleh jari-jari keras dan sebanyak lima buah, dan yang belakang hanya mempunyai satu jari-jari keras dan sebanyak sembilan jari-jari lunak, sirip ekor bercagak, berlekuk dua dan mempunyai 17 jari-jari lunak, sirip dubur mempunyai satu jari-jari keras dan 8-9 jari-jari lunak, sirip dada letaknya lebih ke bawah, biasanya hidup di laut tropis dan sub tropis. (T. Djuhanda, 1981).
IKAN HIU
Ikan Hiu (Carcharias menissorah), terklasifikasi dalam phylum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Elasmobranchii, ordo Selachi, famili Carcharidae, genus Carcharias, dan spesies Carcharias menissorah. Ciri-ciri ikan hiu berhabitat di perairan laut di sekitar gosong-gosong karang dan di depan muara sungai, memiliki satu gigi runcing, memiliki bentuk tubuh bilateral simetris yang sagitiform, mulut superior, dan memiliki lima kantung insang. Hiu jenis ini panjang tubuhnya tidak dapat melebihi dari 1 meter. (T. Djuhanda, 1981)
IKAN SELAR COMO
Ikan Selar como (Caranx mate), tergolong pada keluarga Carangidae. Tubuh ikan-ikan dari keluarga ini bentuknya ada yang sedikit gepeng, ada yang lonjong, dan ada juga yang tinggi. Pangkal ekor kecil, bentuknya bulat panjang. Biasanya mempunyai sisik-sisik kecil tipis dari jenis sikloid, atau ada juga yang tidak bersisik. Gurat sisi sempurna, pada bagian depan melengkug ke atas, pada bagian belakang melurus sampai di ujung ekor. Ada segolongan ikan-ikan dari keluarga Carangidae yang mempuntai sisik-sisik gurat sisi yang besar-besar dan pada pinggiran belakangnya seolah-olah merupakan duri. Gigi-gigi terdapat pada rahang-rahang, lidah dan langit-langit, bentuknya halus dan kecil-kecil. Sirip punggung ada dua yang terpisah secara jelas, yang depan disokong oleh jari-jari keras saja, sedangkan yang belakang mempunyai satu atau beberapa jari-jari keras saja dan banyak jari-jari lunak. Pada beberapa jenis terdapat sirip tambahan pada sirip punggung dan sirip duburnya bagian belakang sekali, yang merupakan jari-jari sirip lunak yang lepas-lepas dan membentuk sirip kecil-kecil. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang sangat dalam. Sirip duburnya lebar dan panjang, sama besarnya dengn sirip punggung bagaian belakang. Sirip perut terletak tepat di bawah sirip dada dan sirip dadanya besar dan kuat, terletak lebih ke bawah. Bentuk sirip dada pinggiran depannya melengkung ciut ke ujung dengan bagaian pangkalnya yang kuat dan lebar. (T. Djuhanda, 1981).
IKAN JUARO
Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon) termasuk ke dalam keluarga Pangasidae (SAANIN, 1984). Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam (KOTTELAT et al, 1993). Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (SOETIKNO dalam HENNYWATI, 1998).
IKAN SELAIS
Ikan selais kryptopterus apogon Blkr, atau lebih dikenal dengan nama Selais Panjang Lampung merupakan salah satu bagian potensi perairan Riau. Ikan ini masih tergolong ikan air tawar yang hidup secara liar, namun demikian ikan ini mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting. Ikan ini telah menjadi jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat.
IKAN LELE DUMBO
Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus) termasuk kedalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias gariepinus (SUYANTO, 2002). Pada mulanya nama ilmiah ikan Lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus. Pengganti nama ini berdasarkan atas sifat-sifat induk jantan yang dominan diturunkan kepada anaknya. Dari hasil penyilangan itu ternyata keturunan ikan Lele yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat yang unggul (SUYANTO, 1992).
WEBER DAN BEAUFORT (1992), serta SAANIN (1984) Mengklasifikasikan Ikan Gabus (Channa striata) dalam kelas Osteichthyes, ordo Labirinthici, Sub Ordo Ophiochepaloide, famili Ophiocephilidae, dan genus Ophiochepalus serta spesies Ophiochepalus striatus.
Menurut VIVIEW et al (1985) bahwa cirri-ciri ikan lele dumbo mempunyai kulit yang tidak bersisik (licin), berwarna gelap pada bagian punggung dan sisi tubuh.bila dalam keadaan stress kulitnya seperti mosaic berwarna gelap dan tolol putih (terang).Mulut lebar sehingga memakan mangsannya yang panjangnyaseperempat panjang tubuh ikan lele dumbo. Disekitar tubuhnya terdapat delapan buah sungut yang berfungsi sebagai peraba.
IKAN LAYUR
Ikan Layur (Trychiurus savala) tergolong kepada keluarga Trichiuridae, bentuk tubuh panjang gepeng, ekornya panjang seperti pecut. Kulitnya tidak bersisik, warnanya memutih keperak-perakkan sedikit kuning. Sirip punggungnnya satu, dimulai dari belakang kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-jari sirip lunaknya antara 140-150 buah. Sirip ekor tidak tumbuh, sirip dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas. Tidak mempunyai sirip perut dan ikan ini bersifat karnivor, (Djuhanda, 1981).
IKAN OMPOK
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus) merupakan ikan air tawar yang tergolong kedalam Famili Siluridae. Jenis-jenis ikan ini sudah dikenali sebagian masyakat yang berada dikawsan Sunda plat. Akan tetapi nama yang diberikan kepada ikan selai sangat berfariasi dengan asal dimana jemnis-jenis Ikan Ompok ini di dapat (Pulungan, 1985).
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis, Ompok hypopthalmus kepalanya pnjang 4,6-5,3 kali lebih pendek dari panjang standar,sungut-sungutnya memendek , kira-kira sampai setengah atau sepanjang diameter mata,sirip dada jauh lebih pendek dari peda kepala, rahang bawah meruncing melampaui rahang atas, ketika mulut ditutupi sirip punggung tidak terdapat (Weber dan Debeaufort, 1916; Saanin, 1984; Kottelat et al, 1993).
Ikan Ompok danau merupakan salah satu jenis ikan selais yang ada di Riau dan termasuk jenis ikan air tawar yang hidup di sungai, anak sungai dan danau (oxbow lake) yang terdapat disekitar aliran sungai utama di daerah Riau (Pulungan et al, 1985).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar