tag:blogger.com,1999:blog-73364320081593826162024-02-20T11:02:52.522-08:00PERAIRAN DAN PERIKANANPERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-60820546695906526832011-04-30T23:25:00.000-07:002011-04-30T23:25:01.871-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGdiX1kT3jyTC1Ou0257SVVYeuXPgwDXJh12ysI91v6rsEu0sMLWM_pnsQvoA22GzLlsgay1NOuEt7C9IEiba09kaTeWDuMD6uDPxqKqNGiDyScjBUCkEifFYUJThGy2WctpWcJJiZS2u1/s1600/2.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="225" width="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGdiX1kT3jyTC1Ou0257SVVYeuXPgwDXJh12ysI91v6rsEu0sMLWM_pnsQvoA22GzLlsgay1NOuEt7C9IEiba09kaTeWDuMD6uDPxqKqNGiDyScjBUCkEifFYUJThGy2WctpWcJJiZS2u1/s320/2.jpg" /></a></div><br />
JAKARTA, SELASA — Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda dan Menteri Luar Negeri Singapura George Young Boon Yeo, Selasa (10/3) di Ruang Pancasila Departemen Luar Negeri, Jakarta, menandatangani perjanjian penetapan garis batas laut wilayah kedua negara di bagian Selat Singapura. Batas laut yang ditentukan adalah Pulau Nipa dan Pulau Tuas, sepanjang 12,1 kilometer. Perundingan ini telah berlangsung sejak tahun 2005, dan kedua tim negosiasi telah berunding selama delapan kali.<br />
<br />
Kesepakatan perbatasan ini merupakan kelanjutan dari garis batas laut wilayah yang disepakati sebelumnya pada perjanjian serupa bulan Mei 1973. Dalam jumpa pers bersama, Hassan menegaskan, terkait isu perbatasan, Indonesia selalu mengedepankan dialog dan negosiasi.<br />
<br />
"Penandatanganan ini memperkuat hubungan Indonesia dan Singapura," ujar Hassan.<br />
<br />
Dikatakan Hassan, Indonesia dan Singapura juga sepakat merundingkan batas laut wilayah Timur I dan II, yakni antara Batam dan Changi, dan Bintan dan South Ledge/Middle Rock/Pedra Branca. Sementara itu, George Yeoh mengatakan, penandatanganan tersebut merupakan milestone penting dalam hubungan di antara kedua negara bersahabat. Selain itu, penandatanganan tersebut cerminan hubungan baik Indonesia-Singapura. "Dalam banyak isu, Indonesia dan Singapura memiliki kesamaan pandangan," ujar George.<br />
<br />
Tim teknis perunding batas maritim Indonesia terdiri dari beberapa departemen dan instansi lintas sektoral, yakni Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, Departemen Perhubungan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Markas Besar TNI, serta Bakosurtanal.PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-1895136872946079432011-04-30T23:21:00.001-07:002011-04-30T23:22:51.348-07:00Pencemaran Laut Indonesia Masih TinggiPADANG, KOMPAS.com - Tingkat pencemaran lingkungan laut Indonesia masih tinggi, ditandai antar lain dengan terjadinya eutrofikasi atau meningkatnya jumlah nutrisi disebabkan oleh polutan.<br />
<br />
"Nutrisi yang berlebihan tersebut, umumnya berasal dari limbah industri, limbah domestik seperti deterjen, maupun aktivitas budidaya pertanian di daerah aliran sungai yang masuk ke laut," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (Pusdatin KKP), Soen`an H. Poernomo, Minggu (16/5/2010).<br />
<br />
Pencemaran di laut bisa pula ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan fitoplankton/algae yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk.<br />
<br />
Kasus-kasus pencemaran di lingkungan laut, yang disebut red tide itu, antara lain terjadi di muara-muara sungai, seperti di Teluk Jakarta tahun 1992, 1994, 1997, 2004, 2005, 2006.<br />
<br />
Di Ambon terjadi pada tahun 1994 dan 1997, di perairan Cirebon-Indramayu tahun 2006 dan 2007, Selat Bali dan muara sungai di perairan pantai Bali Timur tahun 1994, 1998, 2003, 2007, dan di Nusa Tenggara Timur tahun 1983, 1985, 1989.<br />
<br />
Meski kerap terjadi, inventarisasi terjadinya red tide di Indonesia sampai saat ini masih belum terdata dengan baik, termasuk kerugian yang dialami.<br />
<br />
"Mungkin kurangnya pendataan red tide ini disebabkan oleh kejadiannya yang hanya dalam waktu singkat," katanya.<br />
<br />
Karena itu untuk menanggulangi red tide sebagai bencana, beberapa lembaga Pemerintah dan institusi pendidikan telah melakukan penelitian meskipun masih dilakukan secara sporadis.<br />
<br />
Secara umum, kerugian secara ekonomi akibat dari red tide ini, adalah tangkapan nelayan yang menurun drastis, gagal panen para petambak udang dan bandeng, serta berkurangnya wisatawan karena pantai menjadi kotor dan bau oleh bangkai ikan.<br />
<br />
Efek terjadinya red tide juga ditunjukkan penurunan kadar oksigen serta meningkatnya kadar toksin yang menyebabkan matinya biota laut, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme laut.<br />
<br />
"Akibat lautan tertutup dengan algae pada saat berlimpah, maka matahari sulit untuk menempuh ke dasar laut dan pada akhirnya menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam laut," katanya.<br />
<br />
Selain itu, sebagian algae juga mengandung toksin atau racun yang dapat menyebabkan matinya ikan dan mengancam kesehatan manusia bahkan menyebabkan kematian apabila mengkonsumsi ikan yang mati tersebut.<br />
<br />
"Tanpa adanya limbah, sebagai fenomena alam sesungguhnya meningkatnya pertumbuhan algae ini sangat jarang terjadi," katanya.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_KFWU2KfCL-djDe96ySmJBs2-ZvYsILMPQQiaRDUB2TsnVu2sokCYrHKriKF5ucT-6ZYwCzvfpXwYHziipvhY4eswh7jRnIeFhBKi4xoyUZvxxfPag8FbjhORCpEz8Ituzu3c9SzfhxvX/s1600/laut.jpg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="225" width="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_KFWU2KfCL-djDe96ySmJBs2-ZvYsILMPQQiaRDUB2TsnVu2sokCYrHKriKF5ucT-6ZYwCzvfpXwYHziipvhY4eswh7jRnIeFhBKi4xoyUZvxxfPag8FbjhORCpEz8Ituzu3c9SzfhxvX/s320/laut.jpg" /></a></div>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-2605984785074639092011-04-30T23:20:00.000-07:002011-04-30T23:20:16.847-07:00Ekspedisi Ungkap Kekayaan Laut IndonesiaJAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia akan menyelenggarakan tiga ekspedisi kelautan di perairan Indonesia bekerja sama dengan Amerika Serikat, Australia, Timor Leste, dan China. Ekspedisi ini bertujuan mengungkap kekayaan biota laut Indonesia.<br />
<br />
"Banyak fenomena dan informasi yang akan didapatkan melalui ekspedisi ini. Misalnya dinamika kelautannya, habitatnya, juga biota yang ada," ungkap Kepala Riset Wilayah Laut dan Sumber Daya Non-Hayati Kementerian Kelautan Dan Perikanan Budi Sulistyo di Jakarta, Jumat (7/5/2010).<br />
<br />
Tiga ekspedisi pelayaran akan dilakukan di perairan laut selatan Jawa, yakni di Samudra Hindia, Laut Arafura di timur Indonesia, dan perairan Sulawesi Utara di sekitar Sangihe Talaud. Untuk perairan Sangihe Talaud, ekspedisi akan dilakukan kapal riset Indonesia Baruna Jaya IV dan kapal riset Amerika Okeanos.<br />
<br />
"Okeanos akan berangkat dari Guam, Hawaii, Amerika Serikat, dan memulai penelitian bersama kita pada pertengahan Juli hingga 8 Agustus 2010 mendatang," jelas Budi.<br />
<br />
Ia menjelaskan, perairan Sangihe Talaud mempunyai keunikan tersendiri. Di bawah permukaan air di daerah tersebut terdapat gunung berapi yang aktif. "Biota bawah laut perairan Sangihe Talaud juga unik, di sana ada udang yang bisa hidup sampai suhu 400 derajat celsius karena adanya gunung berapi. Itu juga yang akan kita riset," tutur Budi.<br />
<br />
Ditambahkan, kapal riset Amerika Okeanos mampu merekam keadaan bawah laut hingga kedalaman 4.000 meter di dasar laut. "Itu untuk kemampuan rekam videonya, sedangkan untuk memetakan keadaan bawah laut, sonarnya mampu mencapai kedalaman 6.000 meter di dasar laut," jelasnya. Budi berharap, dengan kemampuan itu, dinamika kelautan di Sangihe Talaud dapat diketahui.<br />
<br />
Selanjutnya, untuk perairan timur Indonesia di laut Arafura, ekspedisi akan dilakukan kapal riset Indonesia Baruna Jaya VIII atas kerja sama Australia dan Timor Leste. "Perairan Laut Arafura kan berada di dekat ketiga negara itu, maka terjadi kerja sama ekspedisi pada 10 hingga 27 Mei mendatang," kata Budi.<br />
<br />
Sementara di perairan selatan Jawa, ekspedisi pelayaran akan dilakukan kapal riset Indonesia Baruna Jaya III bekerja sama dengan The First Institute of Oceanography (FIO), lembaga peneliti dari China. "Ekspedisi selatan Jawa akan dilakukan mulai dari perairan Sukabumi hingga ke Cilacap," jelasnya.PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-49209735756737452442011-03-28T08:33:00.000-07:002011-03-28T08:33:39.267-07:00BAGAIMANA DENGAN PERBATASAN LAUT KITA ?PENDAHULUAN<br />
<br />
Batas wilayah negara adalah batas-batas imajiner pada permukaan bumi yang memisahkan wilayah negara dengan negara lain yang umumnya terdiri dari perbatasan darat, laut dan udara. Namun beberapa pakar mengatakan bahwa perbatasan bukan hanya semata-mata garis imajiner yang memisahkan satu daerah dengan daerah lainnya, tetapi juga sebuah garis dalam daerah perbatasan terletak batas kedaulatan dengan hak-hak kita sebagai negara yang harus dilakukan dengan undang-undang sebagai landasan hukum tentang batas wilayah NKRI yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Oleh karena itu pengaturan mengenai batas wilayah ini perlu mendapat perhatian untuk menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan Indonesia. Jelasnya batas wilayah NKRI sangat diperlukan untuk penegakan hukum dan sebagai wujud penegakan kedaulatan.1<br />
<br />
Di dalam hukum internasional, diakui secara politik dan secara hukum bahwa minimal tiga unsur yang harus dipenuhi untuk berdirinya sebuah negara yang merdeka dan berdaulat yaitu:1) rakyat; 2) wilayah; 3) pemerintahan; 4) pengakuan dunia internasional (ini tidak mutlak). Kalau tidak ada pun tidak menyebabkan sebuah negara itu tidak berdiri. Wilayah sebuah negara itu harus jelas batas-batasnya, ada batas yang bersifat alami, ada batas-batas yang buatan manusia. Batas yang bersifat alami, misalnya sungai, pohon, danau, sedangkan yang bersifat buatan manusia, bisa berupa tembok, tugu, termasuk juga perjanjian-perjanjian internasional. Batas-batas tersebut kita fungsikan sebagai pagar-pagar yuridis, pagar-pagar politis berlakunya kedaulatan nasional Indonesia dan yurisdiksi nasional Indonesia.<br />
<br />
Pembangunan serta pengelolaan wilayah perbatasan pada intinya menyangkut dua hal yakni perbatasan antar negara dalam arti kawasan yang berbatasan langsung antara negara Indonesia dengan negara tetangga dan perbatasan antar daerah dalam hal ini kawasan/wilayah yang terletak diantara perbatasan propinsi yang satu dengan Propinsi yang lain dan atau antara Kabupaten/Kota yang satu dengan Kabupaten/Kota yang lain. <br />
<br />
Dihadapkan dengan berbagai permasalahan di wilayah perbatasan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka untuk mendayagunakan masyarakat di wilayah perbatasan dirumuskan kebijaksanaan sebagai berikut : “Mewujudkan pendayagunaan potensi wilayah perbatasan laut, melalui penetapan peraturan perundang-undangan batas antar negara, batas antar daerah Propinsi/Kabupaten/Kota, mensinergikan pengelolaan wilayah perbatasan dan mengintensifkan pembinaan masyarakat di perbatasan guna mendukung pembangunan nasional dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa“.<br />
<br />
Wilayah perbatasan mempunyai nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional yang antara lain ditunjukkan oleh karakteristik kegiatan yang ada didalamnya yaitu diperlukan adanya keseimbangan antara faktor peningkatan kesejahteraan (prosperity factor) dan faktor keamanan (security factor). Dalam mendayagunakan wilayah perbatasan laut akan dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis baik pada tataran global, regional maupun nasional yang akan memberikan dampak terhadap berbagai aspek kebijakan di daerah pada tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada aspek-aspek kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam. Demikian juga dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai revisi Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai revisi terhadap Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 telah memberikan payung hukum yang lebih jelas kepada Pemerintah Daerah untuk mendayagunakan potensi wilayah di daerah utamanya di daerah perbatasan.<br />
<br />
Nilai strategis kawasan perbatasan tersebut menuntut perhatian khusus dalam penataan ruang kawasan. Dalam penataan ruang nasional, kawasan perbatasan merupakan kawasan yang diprioritaskan untuk dikembangkan dengan mempertimbangkan. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki 17.504 pulau yang tersebar di lautan dengan luas 75% dari luas teritorial RI.<br />
<br />
<br />
<br />
PERMASALAHAN PERBATASAN LAUT<br />
<br />
Isu keamanan laut cukup perlu perhatian serius. Isu keamanan laut tersebut meliputi ancaman kekerasan (pembajakan , perompakan dan sabotase serta teror obyek vital), ancaman navigasi (kekurangan dan pencurian sarana bantu navigasi), ancaman sumber daya (perusakan serta pencemaran laut dan ekosistemnya), dan ancaman kedaulatan dan hukum (penangkapan ikan secara ilegal, imigran gelap, eksporasi dan ekspoitasi sumber kekayaan alam secara ilegal, termasuk pengambilan harta karun, penyelundupan barang dan senjata, serta penyelundupan kayu gelondongan melaui laut). Isu keamanan laut memiliki dimensi gangguan terhadap hubungan internasional Indonesia .<br />
<br />
Berdasarkan data Internasional Maritime Bureau (IMB) Kuala Lumpur tahun 2001, dari 213 laporan pembajakan dan perompakan yang terjadi di perairan Asia dan kawasan Samudera Hindia, 91 kasus diantaranya terjadi di perairan Indonesia. Namun data pemerintah Indonesia yang dikeluarkan oleh TNI-AL, menyatakan bahwa selama tahun 2001 terjadi 61 kasus yang murni dikatagorikan sebagai aksi pembajakan dan perompakan dengan lokasi tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia. Meskipun terdapat perbedaan angka oleh kedua institusi tersebut, namun data tersebut menunjukan bahwa keamanan perairan Indonesia pada dekade terakhir memiliki ancaman dan gangguan keamanan yang cukup serius dan perlu penangan segera. <br />
<br />
Internasional Maritime Organization (IMO) menyatakan bahwa aksi perompakan yang terjadi diperairan Asia Pasifik, khususnya kawasan Asia Tenggara adalah yang tertinggi di dunia. Pelaku perompakan tidak hanya menggunakan senjata tradisional, tetapi juga senjata api dan peralatan berteknologi canggih. Keamanan di laut merupakan masalah yang kompleks karena upaya untuk mengatasi perompakan di laut tidak dapat dilakukan hanya oleh satu negara saja, tetapi melibatkan berbagai negara dan organisasi internasional. Karena itu upaya mewujudkan keamanan di laut memerlukan kerja sama yang erat antarnegara.<br />
<br />
Disamping masalah perompakan, penyelundupan manusia melalui perairan kawasan Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara, juga cenderung meningkat. Australia yang berada di bagian selatan kawasan Asia Tenggara, merupakan salah satu negara tujuan para imigran gelap. Hal tersebut menjadikan perairan di kawasan Asia Tenggara, termasuk perairan Indonesia, menjadi jalur laut menuju benua tersebut. Penyelundupan manusia tidak dapat dipandang sebagai masalah yang sederhana. Upaya penanggulangannya melibatkan beberapa negara dengan berbagai kepentingan yang berbeda, terutama keamanan, kemanusiaan, ekonomi, dan politik. Kegiatan migrasi ilegal berskala besar kerap kali dilakukan oleh organisasi yang memiliki jaringan internasional. Migrasi ilegal memberikan dampak negatif terhadap negara tujuan dan negara transit sehingga sering menimbulkan persoalan politik, sosial ekonomi, dan ketegangan hubungan antarnegara. Disamping migrasi ilegal, kasus penyelundupan manusia, seperti penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan bayi, atau wanita ke negara lain melalui wilayah perairan juga marak akhir-akhir ini. <br />
<br />
Kegiatan penyelundupan melalui wilayah perairan antar negara yang tidak kalah maraknya pada dekade terakhir ini di kawasan Asia Tenggara adalah penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledak. Kegiatan ilegal tersebut memiliki aspek politik, ekonomi, dan keamanan antar negara maupun di negara tujuan. Di bidang keamanan, penyelundupan senjata menimbulkan masalah yang sangat serius karena secara langsung akan mengancam stabilitas keamanan negara tujuan. Perompakan di laut dan penyelundupan yang diuraikan di atas merupakan tindakan ilegal lintas negara yang menimbulkan kerugian bagi negara-negara di kawasan maupun bagi negara-negara yang menggunakan lintas perairan. Tindakan ilegal lintas negara itu cukup signifikan dan semakin menguatirkan negara-negara di kawasan. Tindakan ilegal tersebut diorganisasi dengan rapi, sehingga perlu kerjasama antar negara untuk mengatasinya.<br />
<br />
Banyaknya kasus pelanggaran hukum di wilayah perbatasan seperti kegiatan terorisme, pengambilan sumber daya alam oleh warga negara lain, dan banyaknya nelayan Indonesia yang ditangkap oleh polisi negara lain karena nelayan Indonesia melewati batas wilayah negara lain akibat tidak jelasnya batas wilayah negara. Masalah lain adalah ketidakjelasan siapa yang berwenang dan melakukan koordinasi terhadap masalah-masalah perbatasan antara Indonesia dan negara-negara tetangga, mulai dari masalah konflik di wilayah perbatasan antara masyarakat perbatasan, siapa yang bertugas mengawasi wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar, sampai kepada siapa yang berwenang mengadakan kerja sama dan perundingan dengan negara-negara tetangga, misalnya tentang penentuan garis batas kedua negara.<br />
<br />
<br />
<br />
KEBIJAKAN YANG DITEMPUH.<br />
<br />
Gagalnya bangsa Indonesia mengklaim pulau Sipadan dan Ligitan berdasarkan putusan Mahkamah Internasional (International Court Of Justice) No.102 tanggal 17 Desember 2002, telah menyadarkan para pemimpin bangsa, para ilmuwan dan masyarakat Indonesia akan pentingnya pengawasan dan pengembangan kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar.<br />
<br />
Untuk mengoptimalkan peran strategis kawasan perbatasan antar Negara, diperlukan upaya dan keberpihakan yang besar dari pemerintah maupun pemerintah daerah, mengingat kawasan perbatasan antar negara memiliki permasalahan yang komplek dan multidimensional. Kawasan perbatasan antar negara merupakan kawasan yang rentan terhadap infiltrasi idiologi, ekonomi maupun sosial budaya dari negara lain, disisi lain kawasan perbatasan antar negara di Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan permasalahan yang sangat mendasar seperti rendahnya kualitas SDM, serta minimnya infrastruktur terutama perhubungan. Ketertinggalan dengan negara tetangga berbatasan secara sosial maupun ekonomi dikawatirkan dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi kerawanan yang bersifat politis. <br />
<br />
Batas laut Indonesia meliputi batas laut teritorial, batas laut Zona Ekonomi Eksklusif, dan batas Landas Kontinen. Batas laut tersebut diukur jaraknya ke arah luar dari titik dasar / titik pangkal yang dihubungkan oleh garis pangkal yang penetapannya tergantung pada keberadaan pulau-pulau terluar, sampai dengan saat ini terdapat ( Sembilan puluh dua) pulau. Kawasan perbatasan laut antar negara di Indonesia hingga saat ini sebagian besar masih merupakan kawasan yang tertinggal dan terisolir. Kebijakan pembangunan dimasa lampau yang bersifat sentralistik dan lebih menekankan kepada aspek keamanan, telah menyebabkan rendahnya intensitas pembangunan di kawasan perbatasan antar Negara.<br />
<br />
Penetapan wilayah negara melalui penentuan titik-titik perbatasan telah dilakukan Indonesia secara sepihak melalui Deklarasi Djuanda yang dicetuskan tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu, Djuanda Kartawidjaja. Deklarasi Djuanda merupakan kemajuan besar karena Indonesia mempertegas konsep negara kepulauan (archipelagic state). Sebelum Deklarasi Djuanda, setiap pulau memiliki laut teritorial sendiri, sehingga antara pulau-pulau di Indonesia terpisah satu sama lain.<br />
<br />
Setelah mengeluarkan Deklarasi Djuanda, Indonesia meratifikasi Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation Convention on the Law of the Sea/UNCLOS) 1982 yang mengakomodasi konsep negara kepulauan. Konvensi Hukum Laut PBB 1958 belum mengakomodasi konsep negara kepulauan. Selanjutnya, Indonesia menjadi peserta Konvensi Penerbangan Sipil Internasional di Chicago 1944 yang mengatur batas udara. “Kalau pengaturan batas udara tidak bermasalah karena mengikuti batas darat dan laut teritorial suatu negara tinggal ditarik ke atas.”<br />
<br />
Kawasan perbatasan antar negara saat itu masih dianggap sebagai “ halaman belakang “ wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 6 tahun 1996 dinyatakan ”bahwa bangsa Indonesia telah berhasil memperjuangkan konsepsi hukum negara kepulauan dengan dimuatnya ketentuan mengenai asas dan rezim hukum negara kepulauan dalam Bab IV Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut yang telah diratifikasikan dengan undang-undang nomor 17 tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut). Sedangkan sesuai dengan yang ditetapkan didalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia bahwa praktek negara maupun Konvensi Hukum Laut yang dihasilkan oleh Konperensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut menunjukkan telah diakuinya rezim Zona Ekonomi Eksklusif selebar 200 (dua ratus) mil laut sebagai bagian dari hukum laut internasional yang baru. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982, Indonesia memiliki kedaulatan atas wilayah perairan seluas 3,2 juta km2 yang terdiri dari perairan kepulauan seluas 2,9 juta km2 dan laut teritorial seluas 0,3 juta km2. Selain itu Indonesia juga mempunyai hak eksklusif untuk memanfaatkan sumber daya kelautan dan berbagai kepentingan terkait seluas 2,7 km2 pada perairan ZEE (sampai dengan 200 mil dari garis pangkal). Pasal 47 Ayat 1 menyatakan bahwa Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982, Negara Kepulauan berhak menarik garis pangkal kepulauan (archipelagic baseline), sebagai dasar pengukuran wilayah perairannya dari titik-titik terluar dari pulau-pulau terluarnya. Hal ini menunjukkan nilai strategis pulau-pulau kecil pada kawasan perbatasan negara sebagai ’gatekeeper’ wilayah kedaulatan RI. Dan kawasan perbatasan sebagai ’beranda negara ’ perlu mendapatkan prioritas penanganan seiring dengan berkembangnya berbagai issues dan permasalahan yang dihadapi.<br />
<br />
Mengacu kepada komitmen pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan Kabinet Indonesia Bersatu menyangkut keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih memerlukan berbagai upaya diberbagai bidang penyelenggaraan negara di pemerintahan yang baik dan sinergis. Maka ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, dimana perhatian terhadap penyelesaian batas wilayah NKRI dan pembangunan wilayah pebatasan mendapat prioritas tinggi.<br />
<br />
Pemerintah mengeluarkan instrumen kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan perbatasan RTRWN :<br />
<br />
1. Pada saat ini PP No.47/1997 tentang RTRWN tengah direview dengan memperhatikan aspek-aspek :<br />
<br />
o Penanganan kawasan perbatasan sebagai ’beranda depan’ negara dengan memadukan antara pendekatan pertahanan-keamanan dan kesejahteraan masyarakat<br />
<br />
o Sinergitas pengembangan wilayah kelautan dengan daratan secara saling menguntungkan melalui pengembangan kawasan andalan laut dan kota-kota pantai<br />
<br />
o Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil<br />
<br />
o Penanganan kawasan tertinggal (termasuk pulau-pulau kecil yang terpencil/terisolir) yang terintegrasi dalam kesatuan pengembangan kawasan andalan dan pusat-pusat pertumbuhan<br />
<br />
2. Muatan Review RTRWN : (a) struktur ruang wilayah nasional yang merupakan sistem nasional, (b) pola pemanfaatan ruang wilayah nasional (diantaranya kawasan perbatasan dan kawasan andalan laut) dan (c) kriteria dan pola pengelolaan.<br />
<br />
3. RTRWN hasil review menetapkan kawasan perbatasan negara yang memenuhi kriteria penetapan (yaitu : berbatasan langsung dengan negara tetangga, jauh dari pusat pertumbuhan, mempunyai akses yang lebih tinggi kepada negara tetangga serta mempunyai aksesibilitas dan hubungan kerjasama dengan negara tetangga) sebagai kawasan tertentu dengan prinsip pengelolaan sebagai berikut :<br />
<br />
o Mendorong perkembangan kawasan agar dapat mengikuti perkembangan kawasan lainnya di wilayah nasional untuk menghindari disparitas perkembangan.<br />
<br />
o Kerjasama dengan negara tetangga untuk memanfaatkan potensi sosial-ekonomi dan sumber daya lainnya<br />
<br />
o Memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara pada kawasan-kawasan yang mempunyai nilai strategis pertahanan dan keamanan negara<br />
<br />
4. Kawasan pulau-pulau kecil yang diidentifikasi sebagai Kawasan Tertentu perbatasan negara dalam RTRWN hasil review adalah :<br />
<br />
o Kaltim-Sabah/Sarawak (Kws. Nunukan dsk)<br />
<br />
o Sangihe -Talaud - Philipina<br />
<br />
o Maluku - Timor Leste (Kep. Leti-Babar)<br />
<br />
o Maluku Utara - Palau<br />
<br />
o NTT dengan Timor Leste/Australia (Kep. Alor NTT)<br />
<br />
o Riau - Malaysia/ Vietnam/ Singapura (Kep. Natuna dan Kep. Barelang)<br />
<br />
o NAD - India/Thailand<br />
<br />
5. Selain itu, diidentifikasi pula 37 Kawasan Andalan Laut dalam RTRWN hasil review yang berimpit dengan kawasan perbatasan seperti Batam dsk, Kep. Natuna dsk, Cendrawasih dsk, Sorong dsk dan Sawu dsk.<br />
<br />
UPAYA-UPAYA MENGATASINYA.<br />
<br />
Pelaksanaan dari kebijakan dan strategi nasional pengembangan kawasan perbatasan laut memerlukan komitmen dan kerjasama yang terpadu, dan konsisten dari pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah. Selain peran pemerintah, peran dunia usaha serta masyarakat sangat penting bagi suksesnya pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan antara lain sebagai berikut : <br />
<br />
Pemerintah Pusat. Secara umum kewenangan pemerintah pusat di perbatasan laut menyangkut :<br />
<br />
1. Pengelolaan kelembagaan CIQ (bea cukai, imigrasi dan karantina) di pulau-pulau kecil terluar;<br />
<br />
2. Penegakan hukum (Kejaksaan, Kehakiman dan POLRI) di wilayah perairan perbatasan maupun pulau-pulau terluar;<br />
<br />
3. Pertahanan dan Keamanan di wilayah perairan perbatasan maupun pulau-pulau terluar (TNI);<br />
<br />
4. Kerjasama Luar Negeri.<br />
<br />
Sehingga peran yang harus dilakukan pemerintah pusat adalah dalam hal :<br />
<br />
1. Mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa dan negara;<br />
<br />
2. Menjamin stabilitas ekonomi dalam rangka peningkatan kemakmuran rakyat;<br />
<br />
3. Menjamin kualitas dan efisiensi pelayanan umum yang setara bagi semua warga negara;<br />
<br />
4. Menjamin pengadaan teknologi dan SDM yang berkualitas;<br />
<br />
5. Menjamin supremasi hukum nasional.<br />
<br />
<br />
<br />
Pemerintah Provinsi. Kewenangan Provinsi sesuai dengan kedudukannya sebagai Daerah Otonom adalah :<br />
<br />
1. Menyelengarakan kewenangan pemerintahan otonom yang bersifat lintas Kabupaten/Kota;<br />
<br />
2. Pelaksanaan kewenangan Pemerintah yang didekonsentrasi kepada Gubernur.<br />
<br />
<br />
<br />
Sehingga peran yang diharapkan dari Pemerintah Provinsi adalah:<br />
<br />
1. Menjamin terlaksananya pelayanan lintas Kabupaten/Kota di perbatasan laut dalam satu Provinsi dengan memperhatikan keseimbangan pembangunan dan pelayanan pemerintah yang lebih efisien;<br />
<br />
2. Penanganan konflik antara Kabupaten/Kota diperbatasan. Dalam hubungannya dengan kerjasama antarnegara diperbatasan, pemerintah Provinsi baru terlibat dalam sidang-sidang yang diselenggarakan oleh Sosek Malindo, yaitu Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan Sarawak (Malaysia) dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan Sabah (Malaysia).<br />
<br />
<br />
<br />
Pemerintah Kabupaten/Kota. Kewenangan dan tanggung jawab Kabupaten/Kota menyangkut:<br />
<br />
1. Penyusunan rencana pengelolaan, rencana aksi, rencana bisnis dan penataan ruang kawasan;<br />
<br />
2. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan;<br />
<br />
3. Peningkatan kemampuan masyarakat dan penguatan kelembagaan;<br />
<br />
4. Melaksanakan kerjasama dengan pihak swasta, baik nasional maupun asing sesuai ketentuan yang berlaku.<br />
<br />
<br />
<br />
Dengan demikian peran yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota di perbatasan adalah :<br />
<br />
1. Menjamin terlaksananya pembangunan ekonomi ditingkat Kabupaten perbatasan laut secara efisien;<br />
<br />
2. Menjamin terlaksananya pelayanan kesejahteraan masyarakat perbatasan laut secara berkesinambungan;<br />
<br />
3. Menjamin terlaksananya penataan ruang Kabupaten.<br />
<br />
Peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengelolaan perbatasan yang menyangkut hubungan bilateral antarnegara belum diatur secara khusus.<br />
<br />
<br />
<br />
Dunia Usaha/Swasta. Besarnya minat investor asing untuk mengelola perbatasan laut harus mengikuti aturan pengelolaan<br />
<br />
pulau-pulau kecil secara lestari yang telah disusun oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Beberapa peluang investasi di pulau-pulau terluar perbatasan diantaranya:<br />
<br />
1. Investasi dibidang wisata bahari dan pengelolaan lingkungan;<br />
<br />
2. Investasi dibidang industri (bersih) dan perdagangan;<br />
<br />
3. Investasi dibidang jasa transportasi dan keuangan.<br />
<br />
<br />
<br />
Masyarakat. Masyarakat perbatasan laut harus dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan pulau-pulau terluar diperbatasan laut. Walaupun banyak pulau-pulau terluar di perbatasan yang tidak berpenghuni, tetapi masyarakat di pulau-pulau sekitarnya yang lebih luas dapat dilibatkan peran sertanya baik dalam hal menjaga keamanan perairan, perlindungan lingkungan terumbu karang dan hutan bakau, ataupun dalam aktivitas pembangunan ekonomi lainnya. Peran serta masyarakat perbatasan laut yang berkualitas akan terwujud dengan program-program peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan peningkatan pengetahuan, khususnya dibidang kelautan dan perikanan.<br />
<br />
Dalam pemanfaatan dan pengelolaan serta pelestarian lingkungan perariran ini telah diatur dan ditetapkan dalam Undang-Undang yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Dimana penegakan kedaulatan dan hukum di perairan Indonesia, ruang udara diatasnya, dasar laut dan tanah di bawahnya termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya serta sanksi atas pelanggarannya, dilaksanakan dengan ketentuan konvensi Hukum Internasional lainnya, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />
<br />
<br />
<br />
PENUTUP.<br />
<br />
Batas-batas wilayah negara adalah manifestasi kedaulatan teritorial suatu negara. Batas-batas wilayah ini ditentukan oleh proses sejarah, politik, dan hubungan antar negara, yang dikulminasikan ke dalam aturan atau ketentuan hukum nasional maupun hukum internasional. Penanganan masalah dan pengelolaan perbatasan sangat penting saat ini untuk digunakan bagi berbagai kepentingan dan keperluan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk melakukan pengelolaan wilayah perbatasan nasional Indonesia. Penyempurnaan batas-batas wilayah dan yurisdiksi negara di wilayah laut dapat menciptakan tegaknya wibawa Negara Kesatuan Republik Indonesia, terwujudnya rasa aman bagi segenap bangsa, dan terwujudnya perekonomian yang kuat melalui pemanfaatan sumberdaya alamnya. <br />
<br />
Selain itu, ada agenda penting yang harus diselesaikan yaitu :<br />
<br />
1. Indonesia memiliki 10 wilayah perbatasan dengan negara tetangga di kawasan yang sampai saat ini belum ditetapkan batas-batasnya.<br />
<br />
2. Pendayagunaan potensi wilayah perbatasan laut dilaksanakan dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan secara berimbang.<br />
<br />
3. Pemerintah melalui Bappenas bekerja sama dengan Bappeda menetapkan kebijaksanaan ”Master Plan Pembangunan Wilayah Perbatasan” dan dukungan dana yang dibutuhkan.<br />
<br />
4. Dalam melaksanakan strategi sebagai jabaran dari kebijaksanaan dalam konsepsi pendayagunaan wilayah perbatasan dilaksanakan dengan memperhatikan kearifan lokal daerah.<br />
<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
1. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan Perbatasan Antar Negara di Indonesia, 2003,<br />
<br />
2. Bahan Dialog Interaktif Dirjen Penataan Ruang, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Pulau-Pulau Kecil Pada Kawasan Perbatasan Republik Indonesia, 2003,.<br />
<br />
3. Kolonel Laut (P) Marsetio, MM, Pendayagunaan Wilayah Perbatasan Laut, 2005.<br />
<br />
4. Nukila Evanty, ”Regulasi Batas Wilayah NKRI”.<br />
<br />
5. Bakosurtanal, ”Kebijakan dan Strategi Penataan dan Pemeliharaan Batas Wilayah NKRI dan Pulau-Pulau Kecil Terluar”, 2006.<br />
<br />
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996, ”Perairan Indonesia”,2007.<br />
<br />
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983, Zona Eksklusif Indonesia, 2007.<br />
<br />
8. Laporan Singkat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan KASAD, 2008.<br />
<br />
9. Buku Putih Pertahanan Negara RI, 2004.<br />
<br />
<br />
Oleh : Tri Poetranto S.Sos. (Puslitbang Strahan Balitbang Dephan)PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-17151120349376118842011-03-01T18:23:00.000-08:002011-03-01T18:24:56.079-08:00SUMBERDAYA PERAIRAN ESTUARIA<b>PENGERTIAN ESTUARIA menurut PARA AHLI</b><br />
<br />
* Lauff (1961) : Estuaria sebagai perairan yang semi tertutup menerima air tawar yang mengalir dari daratan dan sekitarnya serta mempunyai hubungan bebas dengan laut lepas.<br />
* Reid (1961): Estuaria sebagai perairan tertutup yang mempunyai hubungan langsung dengan laut dan keadaan lingkungannya sangat dipengaruhi oleh aktifitas pasang surut, sehingga terjadi pencampuran dengan air tawar.<br />
* Knight (1965): Estuaria adalah saluran dimana air pasang-surut yang datang dengan arus sungai, daerah tersebut merupakan bagian dari laut yang terletak pada ujung dari muara sungai.<br />
* Pritchard (1967): estuaria adalah suatu perairan pesisir yang semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut lepas.<br />
* Odum (1972): Estuaria adalah muara sungai dimana terjadi arus pasang-surut yang mengakibatkan adanya percampuran antara air laut dengan air tawar.<br />
* Dyer (1997): Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, meluas ke sungai sejauh batas pasang naik, dan bercampur dengan air tawar, yang berasal dari drainase daratan.<br />
<br />
<b>DAMPAK/PENGARUH DI ESTUARIA</b><br />
<br />
* Salviana (1990): Estuaria merupakan perairan semi tertutup tempat terjadinya pertemuan antara air yang bersalinitas rendah dari sungai atau daratan dengan air yang bersalinitas relatif tinggi yang berasal dari laut. Hal ini akan mengakibatkan perairan mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah dari laut terbukan dan lebih tinggi dari air sungai<br />
* Ghons (1971): perairan estuaria sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air tawar yang berasal dari sungai dan mengendapkan buangan yang dibawahnya. Hal ini akan terjadi proses sifat fluvial dengan Oceanik berinteraksi dan mengakibatkan perairan estuaria yang dianggap sebagai wilayah peralihan antara habitat air laut/asin dengan habitat air tawar.<br />
* Perkins (1974): perairan Estuaria merupakan daerah pertemuan antara air tawar dengan air laut, sehingga keadaan lingkungannya sangat ekstrim dan fluktuasinya lebih besar dari habitat air laut dan habitat air tawar. Dalam hal ini perairan bersifat spesifik (tidak mantap)/ labil sehingga sifat-sifat fisik, kimia dan biologi bervariasi.<br />
<br />
<b>PERANAN ESTUARIA</b><br />
<br />
Peranan Estuaria dikenal sebagai daerah/ wilayah perairan yang subur dan mempunyai produktifitas yang tinggi sebagai pendukung fito-zoo plankton<br />
<br />
* Odum (1971): perairan estuaria merupakan perangkap nutrien yang menyebabkan produktifitasnya tinggi dan subur sehingga merupakan daerah asuhan (Nurcery Ground) berbagai jenis organisme<br />
<br />
* Mc Connughey (1974): sekitar 90% jenis ikan niaga yang pada waktu dewasa hidup di air tawar atau air laut bebas memanfaatkan estuaria sebagai tempat perawatan telur, mengasuh larva dan tempat mencari makan.<br />
<br />
* Hurabarat dan Evans (1985): ada 4 faktor yang menyebabkan daerah estuaria mengalami nilai produktifitas yang tinggi:<br />
<br />
* Terjadinya penambahan bahan –bahan organik secara terus-menerus yang berasal dari aliran sungai.<br />
* Perairan estuaria umumnya dangkal sehingga cukup menerima sinar matahari untuk mendukung kehidupan organisme.<br />
* Perairan estuaria merupakan daerah yang relatif kecil menerima aksi gelombang sehingga detritus dapat menumpuk di dalamnya.<br />
* Aksi pasang surut selalu mengaduk bahan-bahan organik yang berada di dalamnya.<br />
<br />
<br />
<b>TIPE – TIPE ESTUARIA</b><br />
<b><br />
<i>1. Penggolongan Estuaria Berdasarkan Pencampuran Air</i></b><br />
<br />
* Estuaria positif adalah perairan di mana jumlah air tawar yang masuk lebih besar daripada penguapan air laut maka air tawar berada di atas air laut sehingga menimbulkan pergerakan air laut ke atas mengikuti pola percampuran air tawar dan air laut. Hal ini terjadi pada bulan Oktober sampai Februari.<br />
* Estuaria negatif adalah perairan yang memiliki penguapan air laut lebih besar daripada pemasukan air tawar, sehingga menimbulkan peregerakan air laut dari atas ke bawah. Hal ini terjadi pada bulan April- Agustus<br />
* Estuaria netral adalah perairan yang mengalami percampuran air karena adanya penghadangan air laut terhadap air tawar yang datang. Hal ini terjadi pada bulan Maret dan bulan September.<br />
<br />
<b><i>2. Penggolongan Estuaria Berdasarkan Topografi</i></b><br />
<br />
* Drowned river valleys, yaitu tipe estuaria yang berbentuk lembah, banyak dijumpai di daerah temperate. Kedalaman estuaria umumnya raetip dalam, bias mencapai sekitar 30 m. Masukan air tawar dari sungai relatip kecil dibandingkan dengan volume air laut ketika pasang.<br />
* Estuaria yang berbentuk fjord, yaitu profile lembahnya berbentuk huruf U. Seperti halnya Drowned river valley, estuaria fjord ini juga banyak dijumpai di daerah temperate dan terbentuk akibat pelelehan gunung es (glaciers) ketika jaman Pleistocene. Di mulut esturia biasanya terdapat sill (dataran lembah yang mencuat), sehingga perairan di bagian tersebut cukup dangkal. Sedangkan kedalaman lembah (water basin) di bawah sill sangat dalam, bias mencapai sekitar 300-400 m, bahkan ada yang mencapai 800 m. masukan air tawar dari sungai relative besar dibandingkan dengan volume air laut ketika pasang, sedangkan yang keluar dari sungai dibandingkan dengan total volume fjord relative kecil.<br />
* Bar-built estuaries, yaitu estuaria yang hubungannya dengan laut lepas dibatasi dengan timbunan atau palung pasir, yang biasanya berbentuk lonjong sejajar pantai. Kedalaman estuaria ini biasanya dangkal, hanya beberapa meter saja dan sering mempunyai goba atau laguna yang ekstensif, serta jalan keluar air di mulut estuaria yang sangat dangkal. Tipe ini banyak dijumpai di daerah tropis atau daerah-daerah yang pantainya aktif menerima endapan sedimen.<br />
* Estuaria yang dihasilkan oleh proses tektonik, seperti patahan atau tenggelamnya permukaan tanah, yang memungkinkan terjadinya aliran air tawar.<br />
<br />
<b><i>3. Penggolongan Estuaria Berdasarkan Distribusi Salinitas</i></b><br />
<br />
* The highly stratifies estuary (salt wedge estuary), air laut masuk ke sungai seperti taji (menukik ke dasar), sedangkan air tawar menuju ke laut melalui permukaan air laut yang masuk. Ketika pencampuran selesai, maka terbentuklah strata atau lapisan air, yang mana bagian bawah adalah air laut.<br />
* The highly stratifies estuary (fjord type), estuaria ini pada prinsipnya sama dengan tipe estuaria sebelumnya (salt wedge estuary), kecuali adanya sill di mulut fjord sehingga arus pasang lebih ketat. Air tawar secara terus-menerus keluar melalui permukaan, tetapi penggantian arus pasang mungkin hanya terjadi tahunan dan tidak menentu, sehingga kondisi oksigen terlarut di dekat dasar fjord biasanya.<br />
* Partially mixed estuary, estuaria ini dicirikan dengan efisiensi pertukaran air asin dan air tawar. Permukaan air tidak begitu asin dibandingkan bagian dasar perairan. Pencampuran air masuk dari dasar perairan dan keluar melalui permukaan terjadi di sepanjang estuaria.<br />
* The vertically homogeneous estuary, pada estuaria ini arus pasang sangat kuat dibandingkan dengan aliran sungai yang masuk ke estuaria, sehingga pencampuran vertical menjadi intensif dan membuat salinitas di estuaria secara vertical dari dasar ke permukaan homogeny.<br />
<b><br />
Sumber :</b><br />
<br />
* Ir. Abdurahim Hade, M.Si. 2009. Materi Kuliah Manajemen Sumberdaya Perairan. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.<br />
* Supriharyono. 2009. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-7473563925135624512011-03-01T18:09:00.000-08:002011-03-01T18:16:27.603-08:00PRODUKTIVITAS PERAIRAN<i><b>a. Produktivitas Primer</b></i><br />
<br />
Produktivitas primer dari suatu ekosistem didefinisikan sebagai jumlah energi cahaya yang diserap dan kemudian disimpan oleh organisme-organisme produser melalui kegiatan fotosintesis dan kemosintesis dalam suatu periode waktu tertentu ( Widianingsih, 2002). Cahaya disimpan dalam bentuk zat-zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh organisme heterotrofik (Setyapermana, 1979).<br />
<br />
Produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya energi dari senyawa-senyawa organik. Jumlah seluruh bahan organik yang terbentuk dalam proses produktivitas dinamakan produktivitas perairan kotor, atau produktivitas total. Karena sebagian dari produktivitas total ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses-proses hidup yang secara kolektif disebut respirasi, tinggallah sebagian dari produktivitas total yang tersedia bagi pemindahan atau pemanfatan oleh organisme lain.<br />
<br />
Produktivitas primer bersih adalah istilah yang digunakan bagi jumlah sisa produktivitas primer kotor yang sebagian digunakan oleh tumbuhan. Untuk respirasi, produktivitas primer inilah yang tersedia bagi tingkatan-tingkatan tropik lain (Nybakken. 1992).<br />
<br />
Beberapa produktivitas dapat diketahui secara berurutan sesuai peristiwa pembentukannya :<br />
a. Produktivitas primer kotor, yaitu laju total fotosintesis, termasuk bahan organik<br />
yang habis digunakan dalam respirasi selama waktu pengukuran, dikenai sebagai fotosintesis total atau asimilasi total.<br />
<br />
b. Produktivitas primer bersih, yaitu penyimpanan bahan organik di dalam jaringan-jaringan tumbuhan kelebihannya dari proses respirasi oleh tumbuhan-tumbuhan selama jangka waktu pengukuran, dikenal sebagai apparent fotosintesis atau asimilasi bersih.<br />
<br />
Produktivitas komunitas bersih adalah laju penyimpanan bahan organik yang tidak digunakan oleh heterotrof (yakni produktivitas bersih– penggunaan heterotrof)<br />
selama jangka waktu yang brsangkutan, biasanya musim pertumbuhan atau<br />
setahun.<br />
<br />
Produktivitas sekunder yaitu laju penyimpanan energi pada tingkat konsumen.<br />
<br />
Dalam produktivitas primer terjadi reduksi karbondioksida dengan atom hidrogen dari air untuk menghasilkan gula sederhana dan selanjutnya membentuk molekul organik yang lebih kompleks dengan menggunakan energi matahari yang ditangkap klorofil (Halfer, 1992). Laju sintesis bahan organik dan perubahan produktivitas primer dapat dihitung dengan teknik pengukuran laju fotosintesis yang didasarkan pada reaksi fotointesis. Produktivitas primer dapat dilukiskan misalnya pada laju produksi oksigen, laju penggunaan CO2 atau air maupun perubahan<br />
konsentrasi bahan organik yang terbentuk ( Wetzel and Likens, 1991).<br />
<br />
Metode pengukuran produktivitas primer yang paling peka adalah metode karbon radioaktif. Metode ini mampu mengukur produktivitas primer bersih, dengan menggunakan botol yang mengandung radioaktif yang ditambahkan sebagai karbonat. Setelah beberapa waktu singkat, plankton atau tumbuhan air disaring dan diletakkan dalam alat penghitung. Melalui perhitungan yang baik dan pembentukan untuk<br />
“pengambilan waktu gelap” (penyerapan 140C di dalam botol gelap), banyaknya CO2<br />
yang diikat dalam fotosintesis dapat ditentukan dari perhitungan radioaktif yang<br />
dibuat. Metode lain yang digunakan untuk pengukuran produktivitas primer adalah metode klorofil atau metode pH yang berguna dalam pengkajian mikro ekosistem laboratorium (Odum, 1971).<br />
<br />
Metode pengukuran produktivitas primer yang sering dilakukan dan popular di<br />
bidang limnologi menurut Sumawidjaja (1974) adalah metode oksigen botol gelap<br />
dan terang. Pada metode botol gelap terang ini, perkiraan produktivitas dapat<br />
diketahui dari perubahan oksigen (Payne, 1986; Wetzel and Likens, 1991; Nybakken,<br />
1992), yang berisi contoh air setelah diinkubasi dalam jangka waktu tertentu pada<br />
perairan yang mendapat sinar matahari. Pada botol gelap yang tidak menerima<br />
cahaya matahari maka diduga hanya terjadi proses respirasi, sementara paada botol<br />
terang terjadi baik proses fotosintesis maupun respirasi. Berdasarkan asumsi bahwa<br />
respirasi kedua botol sama, maka perbedaan kandungan oksigen pada botol gelap<br />
dan terang, pada akhir percobaan menunjukkan produktivitas kotor.<br />
<br />
Sirkulasi sinar matahari tahunan dan siklus matahari harian akan mempengaurhi produktivitas primer pada ekosistem perairan yang juga mempengaruhi produktivitas primer terestial. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas primer adalah unsur hara, cahaya, temperatur serta struktur komunitas fitoplankton di ekosistem perairan.<br />
<br />
<i><b>b. Faktor-faktor produktivitas primer</b></i><br />
<br />
Produktivitas primer merupakan mata ramtai makanan yang memegang peranan penting bagi sumberdaya perairan. Melalui produktivitas primer, energi akan mengalir dalam ekosistem perairan dimulai dengan fiksasi oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Peningkatan suplai zat hara dan tersedianya zat hara khususnya nitrogen dan fosfor merupakan faktor kimia perairan yang dapat mempengaruhi produktivitas primer disamping faktor fisik cahaya matahari dan temperatur (Wetzel, 1983).<br />
<br />
Cahaya matahari merupakan salah satu faktor fisika yang memegang peranan penting dalam perubahan produktivitas primer. Jika kedalaman penetrasi cahaya yang menembus air sudah diketahui, maka dapat diketahui sampai dimana proses asimilasi tumbuhan terjadi. Energi cahaya matahari digunakan dalam proses fotosintesis, diserap oleh pigmen klorofil dan diubah menjadi energi kimia yang digunakan dalam proses reduksi karbondioksida sehingga terbentuk bahan organik sebagai hasil akhir fotosintesis. Cahaya yang tampak kemudian dipantulkan terutama pada panjang gelombang hijau dan secara keseluruhan radiasi matahari yang aktif dalam fotosintesis hanya 40 %.<br />
<br />
Oksigen merupakan komponen penting yang dibutuhkan organisme perairan yang<br />
berfungsi sebagai regulator pada proses metabolisme tanaman dan hewan air<br />
(Odum, 1971). Salah satu sumber oksigen terlarut yang penting dalam perairan<br />
adalah oksigen di atmosfer yang terlarut dalam massa air pada permukaan air<br />
tersebut (Connel and Miller, 1995).PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-40560703844218231252011-03-01T18:00:00.000-08:002011-03-01T18:04:23.071-08:00PRODUKTIVITAS PRIMER DI LINGKUNGAN PERAIRANSuatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya dan antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik (habitat). Interaksi dalam ekosistem didasari adanya hubungan saling membutuhkan antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk kebutuhan dasar hidup bagi makhluk hidup. Jika dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidup umumnya merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan.<br />
<br />
Keberlangsungan tersebut membuat setiap individu berjuang untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga mereka memproduksi segala hal yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya.<br />
<br />
<b>Produktivitas Primer</b><br />
<br />
Produktivitas Primer ialah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya energi dari senyawa-senyawa anorganik. Jumlah seluruh bahan organik (biomassa) yang terbentuk dalam proses produktivitas dinamakan produktivitas primer kotor, atau produksi total.<br />
<br />
Jumlah seluruh bahan organik yang terbentuk dalam proses produksivitas dinamakan produksi primer kotor, atau produksi total. Karena sebagian dari produksi total ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses-proses hidup, respirasi. Produksi primer bersih adalah istilah yang digunakan bagi jumlah sisa produksi primer kotor setelah sebagian digunakan untuk respirasi. Produksi primer inilah yang tersedia bagi tingkatan-tingkatan trofik lain.<br />
<br />
Produksi primer kotor maupun bersih pada umumnya dinyatakan dalam jumlah gram karbon (C) yang terikat per satuan luas atau volume air laut per interval waktu. Jadi, produksi dapat dilaporkan sebagai jumlah gram karbon per m2 per hari (gC/m2/hari), atau satuan-satuan lain yang lebih tepat.<br />
<br />
Hasil tetap (Standing crop) yang diterapkan pada tumbuhan ialah jumlah biomassa tumbuhan yang terdapat dalam suatu volume air tertentu pada suatu saat tertentu.Di laut khususnya laut terbuka, fitoplankton merupakan organisme autotrof utama yang menentukan produklivitas primer perairan. Produktivitas jumlah karbon yang terdapat di dalam matenal hidup dan secara umum dinyatakan sebagai jumlah gram karbon yang dihasilkan dalam satu meter kuadrat kolom air per hari (g C/m2/hari) atau jumlah gram karbon yang dihasilkan dalam satu meter kubik per hari (g C/m3/hari) (Levinton. 1982). Selain jumlah karbon yang dihasilkan tinggi rendahnya produktivitas primer perairan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran terhadap biomassa fitoplankton dan konsentrasi klorofil-a. dimana kedua metode ini dapat diukur secara langsung di lapangan.<br />
<br />
Sumber energy primer bagi ekosistem adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari hanya dapat diserap oleh organisme tumbuhan hijau dan organisme fotosintetik. Energi cahaya digunakan untuk mensintesis molekul anorganik menjadi molekul organik yang kaya energy. Molekul tersebut selanjutnya disimpan dalam bentuk makanan dalam tubuhnya dan menjadi sumber bahan organic bagi organisme lain yang heterotrof. Organisme yang memiliki kemampuan untuk mengikat energy dari lingkungan disebut produsen.<br />
<br />
Di lingkungan perairan Indonesia Produksi bagi ekosistem merupakan proses pemasukan dan penyimpanan energy dalam ekosistem. Pemasukan energy dalam ekosistem yang dimaksud adalah pemindahan energy cahaya menjadi energy kimia oleh produsen. Sedangkan penyimpanan energy yang dimaksudkan adalah penggunaan energy oleh konsumen dan mikroorganisme. Laju produksi makhluk hidup dalam ekosistem disebut sebagai produktivitas.<br />
<br />
Produktivitas primer merupakan laju penambatan energy yang dilakukan oleh produsen. Menurut Campbell (2002), Produktivitas primer menunjukkan Jumlah energy cahaya yang diubah menjadi energy kimia oleh autotrof suatu ekosistem selama suatu periode waktu tertentu. Total produktivitas primer dikenal sebagai produktivitas primer kotor (gross primary productivity, GPP). Tidak semua hasil produktivitas ini disimpan sebagai bahan organik pada tubuh organisme produsen atau pada tumbuhan yang sedang tumbuh, karena organisme tersebut menggunakan sebagian molekul tersebut sebagai bahan bakar organic dalam respirasinya. Dengan demikian, Produktivitas primer bersih (net primary productivity, NPP) sama dengan produktivitas primer kotor dikurangi energy yang digunakan oleh produsen untuk respirasi (Rs):<br />
<br />
NPP = GPP – Rs<br />
<br />
Dalam sebuah ekosistem, produktivitas primer menunjukkan simpanan energy kimia yang tersedia bagi konsumen. Pada sebagian besar produsen primer, produktivitas primer bersih dapat mencapai 50% – 90% dari produktivitas primer kotor. Menurut Campbell et al (2002), Rasio NPP terhadap GPP umumnya lebih kecil bagi produsen besar dengan struktur nonfotosintetik yang rumit, seperti pohon yang mendukung sistem batang dan akar yang besar dan secara metabolik aktif.<br />
<br />
Produktivitas primer dapat dinyatakan dalam energy persatuan luas persatuan waktu (J/m2/tahun), atau sebagai biomassa (berat kering organik) vegetasi yang ditambahkan ke ekosistem persatuan luasan per satuan waktu (g/m2/tahun). Namun demikian, produktivitas primer suatu ekosistem hendaknya tidak dikelirukan dengan total biomassa dari autotrof fotosintetik yang terdapat pada suatu waktu tertentu, yang disebut biomassa tanaman tegakan (standing crop biomass). Produktivitas primer menunjukkan laju di mana organisme-organisme mensintesis biomassa baru. Meskipun sebuah hutan memiliki biomassa tanaman tegakan yang sangat besar, produktivitas primernya mungkin sesungguhnya kurang dari produktivitas primer beberapa padang rumput yang tidak mengakumulasi vegetasi (Campbell et al., 2002).<br />
<br />
<b>Ruang Lingkup Produktifitas Primer</b><br />
<br />
Sumber energi yang utama dalam pemeliharaan ekosisitem perairan (dan daratan) adalah energi cahaya matahari, proses fiksasi cahaya biasanya melibatkan air sebagai donor hydrogen dalam meruduksi karbondioksida menjadi karbohidrat. Proses ini tidak hanya merupaka bagian dari fotosintesis, dan sebagian bakteri fotosintesis dapat menggunakan sumber-sumber selain air untuk hydrogen. Selainitu terdapat beberapa proses kemosintesis yaitu dengan memperoleh energi untuk sintesis bahan organik dari perubahan kimia.Yang termasuk kedalam produksi utama pada periran yaitu organisme Autotrof yaitu organisme yang menggunakan bahan organik.<br />
<br />
<b>Fotosintesis</b><br />
<br />
Merupakan suatu proses biokimia untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.<br />
<br />
Reaksi kimia untuk fotosintesis:<br />
<br />
12H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O<br />
<br />
Faktor penentu laju fotosintesis:<br />
<br />
<b>Cahaya</b><br />
<br />
Merupakan aspek penting dalam fotosintesis , gelombang energi cahaya yang diabsorbsi air dan klorofil berkisar 350-710 nm è PAR (Photosynthesis Active Radiation). Sedangkan sinar matahari yang biasa terserap oleh air sekitat 45-50% dari kekuatan cahaya yang sebenarnya.<br />
<br />
Beberaapa faktor yang berefek terhadap penerimaan jumlah cahaya untuk dapat sampai ke dalam permukaan air adalah:<br />
<br />
a.Ketinggian tempat (altitude).<br />
<br />
b.Efek geografik : jumlah radiasi cahaya matahari dalam setahun (kal/cm2/hari) berbeda secara geografis (latitude).<br />
<br />
c.Efek musim : letak geografis, perbedaan musim dalam setahun è perbedaan radiasi.<br />
<br />
d.Efek diurnal : pagi atau sore – jarak matahari lebih jauh daripada tengah hari, elevasi cahaya juga lebih rendah (semakin miring) sehingga % cahaya yang dipantulkan semakin besar è intensitas cahaya rendah.<br />
<br />
e.Efek lokal : morfologi perairan, arus<br />
<br />
f.Konsentrasi karbon dioksida<br />
<br />
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.<br />
<br />
SuhuEnzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.<br />
<br />
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.<br />
<br />
Karakteristik Air Laut yang Dipengaruhi Oleh Faktor-Faktor Oseanografi<br />
<br />
<b>Suhu</b><br />
<br />
Laut tropik memiliki massa air permukaan hangat yang disebabkan oleh adanya pemanasan yang terjadi secara terus-menerus sepanjang tahun. Pemanasan tersebut mengakibatkan terbentuknya stratifikasi di dalam kolom perairan yang disebabkan oleh adanya gradien suhu. Berdasarkan gradien suhu secara vertikal di dalam kolom perairan, Wyrtki (1961) membagi perairan menjadi 3 (tiga) lapisan, yaitu:<br />
<br />
a) lapisan homogen pada permukaan perairan atau disebut juga lapisan permukaan tercampur<br />
<br />
b) lapisan diskontinuitas atau biasa disebut lapisan termoklin<br />
<br />
c) lapisan di bawah termoklin dengan kondisi yang hampir homogen, dimana suhu berkurang secara perlahan-lahan ke arah dasar perairan.<br />
<br />
Menurut Lukas and Lindstrom (1991), kedalaman setiap lapisan di dalam kolom perairan dapat diketahui dengan melihat perubahan gradien suhu dari permukaan sampai lapisan dalam. Lapisan permukaan tercampur merupakan lapisan dengan gradien suhu tidak lebih dari 0,03 oC/m (Wyrtki, 1961), sedangkan kedalaman lapisan termoklin dalam suatu perairan didefinisikan sebagai suatu kedalaman atau posisi dimana gradien suhu lebih dari 0,1 oC/m (Ross, 1970).<br />
<br />
Suhu permukaan laut tergantung pada beberapa faktor, seperti presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. Presipitasi terjadi di laut melalui curah hujan yang dapat menurunkan suhu permukaan laut, sedangkan evaporasi dapat meningkatkan suhu permukaan akibat adanya aliran bahang dari udara ke lapisan permukaan perairan. Menurut McPhaden and Hayes (1991), evaporasi dapat meningkatkan suhu kira-kira sebesar 0,1 oC pada lapisan permukaan hingga kedalaman 10 m dan hanya kira-kira 0,12 oC pada kedalaman 10 – 75 m. Disamping itu Lukas and Lindstrom (1991) mengatakan bahwa perubahan suhu permukaan laut sangat tergantung pada termodinamika di lapisan permukaan tercampur.<br />
<br />
Daya gerak berupa adveksi vertikal, turbulensi, aliran buoyancy, dan entrainment dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada lapisan tercampur serta kandungan bahangnya. Menurut McPhaden and Hayes (1991), adveksi vertikal dan entrainment dapat mengakibatkan perubahan terhadap kandungan bahang dan suhu pada lapisan permukaan. Kedua faktor tersebut bila dikombinasi dengan faktor angin yang bekerja pada suatu periode tertentu dapat mengakibatkan terjadinya upwelling. Upwelling menyebabkan suhu lapisan permukaan tercampur menjadi lebih rendah. Pada umumnya pergerakan massa air disebabkan oleh angin. Angin yang berhembus dengan kencang dapat mengakibatkan terjadinya percampuran massa air pada lapisan atas yang mengakibatkan sebaran suhu menjadi homogen.<br />
<br />
<b>Salinitas<br />
</b><br />
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai. Perairan dengan tingkat curah hujan tinggi dan dipengaruhi oleh aliran sungai memiliki salinitas yang rendah sedangkan perairan yang memiliki penguapan yang tinggi, salinitas perairannya tinggi. Selain itu pola sirkulasi juga berperan dalam penyebaran salinitas di suatu perairan.<br />
<br />
Secara vertikal nilai salinitas air laut akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Di perairan laut lepas, angin sangat menentukan penyebaran salinitas secara vertikal. Pengadukan di dalam lapisan permukaan memungkinkan salinitas menjadi homogen. Terjadinya upwelling yang mengangkat massa air bersalinitas tinggi di lapisan dalam juga mengakibatkan meningkatnya salinitas permukaan perairan.<br />
<br />
Sistem angin muson yang terjadi di wilayah Indonesia dapat berpengaruh terhadap sebaran salinitas perairan, baik secara vertikal maupun secara horisontal. Secara horisontal berhubungan dengan arus yang membawa massa air, sedangkan sebaran secara vertikal umumnya disebabkan oleh tiupan angin yang mengakibatkan terjadinya gerakan air secara vertikal. Menurut Wyrtki (1961), sistem angin muson menyebabkan terjadinya musim hujan dan panas yang akhirnya berdampak terhadap variasi tahunan salinitas perairan. Perubahan musim tersebut selanjutnya mengakibatkan terjadinya perubahan sirkulasi massa air yang bersalinitas tinggi dengan massa air bersalinitas rendah. Interaksi antara sistem angin muson dengan faktor-faktor yang lain, seperti run-off dari sungai, hujan, evaporasi, dan sirkulasi massa air dapat mengakibatkan distribusi salinitas menjadi sangat bervariasi.<br />
<br />
Pengaruh sistem angin muson terhadap sebaran salinitas pada beberapa bagian dari perairan Indonesia telah dikemukakan oleh Wyrtki (1961). Pada Musim Timur terjadi penaikan massa air lapisan dalam (upwelling) yang bersalinitas tinggi ke permukaan di Laut Banda bagian timur dan menpengaruhi sebaran salinitas perairan. Selain itu juga di pengaruhi oleh arus yang membawa massa air yang bersalinitas tinggi dari Lautan Pasifik yang masuk melalui Laut Halmahera dan Selat Torres. Di Laut Flores, salinitas perairan rendah pada Musim Barat sebagai akibat dari pengaruh masuknya massa air Laut Jawa, sedangkan pada Musim Timur, tingginya salinitas dari Laut Banda yang masuk ke Laut Flores mengakibatkan meningkatnya salinitas Laut Flores. Laut Jawa memiliki massa air dengan salinitas rendah yang diakibatkan oleh adanya run-off dari sungai-sungai besar di P. Sumatra, P. Kalimantan, dan P. Jawa.<br />
<b><br />
Densitas air laut (st)</b><br />
<br />
Distribusi densitas dalam perairan dapat dilihat melalui stratifikasi densitas secara vertikal di dalam kolom perairan, dan perbedaan secara horisontal yang disebabkan oleh arus. Distribusi densitas berhubungan dengan karakter arus dan daya tenggelam suatu massa air yang berdensitas tinggi pada lapisan permukaan ke kedalaman tertentu. Densitas air laut tergantung pada suhu dan salinitas serta semua proses yang mengakibatkan berubahnya suhu dan salinitas. Densitas permukaan laut berkurang karena ada pemanasan, presipitasi, run off dari daratan serta meningkat jika terjadi evaporasi dan menurunnya suhu permukaan.<br />
<br />
Sebaran densitas secara vertikal ditentukan oleh proses percampuran dan pengangkatan massa air. Penyebab utama dari proses tersebut adalah tiupan angin yang kuat. Lukas and Lindstrom (1991), mengatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terlihat adanya hubungan yang positif antara densitas dan suhu dengan kecepatan angin, dimana ada kecenderungan meningkatnya kedalaman lapisan tercampur akibat tiupan angin yang sangat kuat. Secara umum densitas meningkat dengan meningkatnya salinitas, tekanan atau kedalaman, dan menurunnya suhu.<br />
<br />
<b>FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PRIMER DI LAUT</b><br />
<br />
Cahaya<br />
<br />
Cahaya merupakan salah satu faktor yang menentukan distribusi klorofil-a di laut. Di laut lepas, pada lapisan permukaan tercampur tersedia cukup banyak cahaya matahari untuk proses fotosintesa. Sedangkan di lapisan yang lebih dalam, cahaya matahari tersedia dalam jumlah yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Ini memungkinkan klorofil-a lebih banyak terdapat pada bagian bawah lapisan permukaan tercampur atau pada bagian atas dari permukaan lapisan termoklin jika dibandingkan dengan bagian pertengahan atau bawah lapisan termoklin. Hal ini juga dikemukakan oleh Matsuura et al. (1997) berdasarkan hasil pengamatan di timur laut Lautan Hindia, dimana diperoleh bahwa sebaran konsentrasi klorofil-a pada bagian atas lapisan permukaan tercampur sangat sedikit dan mulai meningkat menuju bagian bawah dari lapisan permukaan tercampur dan menurun secara drastis pada lapisan termoklin hingga tidak ada klorofil-a lagi pada lapisan di bawah lapisan termoklin.<br />
<br />
Fotosintesa fitoplankton menggunakan klorofil-a, c, dan satu jenis pigmen tambahan seperti protein-fucoxanthin dan peridinin, yang secara lengkap menggunakan semua cahaya dalam spektrum tampak. Pada panjang gelombang 400 – 700 nm, cahaya yang diabsorbsi oleh pigmen fitoplankton dapat dibagi dalam: cahaya dengan panjang gelombang lebih dari 600 nm, terutama diabsorbsi oleh klorofil dan cahaya dengan panjang gelombang kurang dari 600 nm, terutama diabsorbsi oleh pigmen-pigmen pelengkap/tambahan (Levinton, 1982).<br />
<br />
Dengan adanya perbedaan kandungan pigmen pada setiap jenis plankton, maka jumlah cahaya matahari yang diabsorbsi oleh setiap plankton akan berbeda pula. Keadaan ini berpengaruh terhadap tingkat efisiensi fotosintesa. Fujita (1970) dalam Parsons et al. (1984) mengklasifikasi alga laut berdasarkan efisiensi fotosintesa oleh pigmen kedalam tipe klorofil-a dan b untuk alga hijau dan euglenoid; tipe klorofil-a, c, dan caratenoid untuk diatom, dinoflagelata, dan alga coklat; dan tipe klorofil-a dan ficobilin untuk alga merah dan alga hijau biru.<br />
<br />
<i><b>Nutrien</b></i><br />
<br />
Nutrien adalah semua unsur dan senjawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan-tumbuhan dan berada dalam bentuk material organik (misalnya amonia, nitrat) dan anorganik terlarut (asam amino). Elemen-elemen nutrien utama yang dibutuhkan dalam jumlah besar adalah karbon, nitrogen, fosfor, oksigen, silikon, magnesium, potassium, dan kalsium, sedangkan nutrien trace element dibutuhkan dalam konsentrasi sangat kecil, yakni besi, copper, dam vanadium (Levinton, 1982). Menurut Parsons et al. (1984), alga membutuhkan elemen nutrien untuk pertumbuhan. Beberapa elemen seperti C, H, O, N, Si, P, Mg, K, dan Ca dibutuhkan dalam jumlah besar dan disebut makronutrien, sedangkan elemen-elemen lain dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dan biasanya disebut mikronutrien atau trace element.<br />
<br />
Sebaran klorofil-a di dalam kolom perairan sangat tergantung pada konsentrasi nutrien. Konsentrasi nutrien di lapisan permukaan sangat sedikit dan akan meningkat pada lapisan termoklin dan lapisan di bawahnya. Hal mana juga dikemukakan oleh Brown et al. (1989), nutrien memiliki konsentrasi rendah dan berubah-ubah pada permukaan laut dan konsentrasinya akan meningkat dengan bertambahnya kedalaman serta akan mencapai konsentrsi maksimum pada kedalaman antara 500 – 1500 m.<br />
<i><br />
<b>Suhu</b></i><br />
<br />
Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat menaikkan laju maksimum fotosintesa (Pmax), sedangkan pengaruh secara tidak langsung yakni dalam merubah struktur hidrologi kolom perairan yang dapat mempengaruhi distribusi fitoplankton (Tomascik et al., 1997 b).<br />
<br />
Secara umum, laju fotosintesa fitoplankton meningkat dengan meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah mencapai suatu titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies fitoplankton selalu berdaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu.<br />
<br />
<b>HUBUNGAN ANTARA FAKTOR OSEANOGARFI DAN PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN INDONESIA</b><br />
<br />
Perairan Indonesia yang merupakan bagian dari laut tropik dicirikan oleh cukup tersedia cahaya matahari namun memiliki konsentrasi nutrien rendah. Keadaan ini mengakibatkan produktivitasnya sangat rendah. Seperti halnya produktivitas yang rendah bila dibandingkan dengan lingkungan laut lainnya, misalnya dengan laut tropik, laut lepas merupakan bagian dari badan perairan bahari yang memiliki laju produktivitas rendah. Menurut Valiela (1984), laut terbuka yang luasnya 90 % dari laut dunia memiliki laju perairan pantai, dimana produktivitasnya melebihi 60 % dari produktivitas yang ada di laut.<br />
<br />
Skema pendekatan masalah untuk melihat pengaruh faktor oseanografi terhadap produktivitas primer perairan Indonesia.<br />
<br />
Laju produksi primer di lingkungan laut ditentukan oleh berbagai faktor fisika antara lain:<br />
<br />
<b>1. Upwelling</b><br />
<br />
Tingginya produktivitas di laut terbuka yang mengalami upwelling disebabkan karena adanya pengkayaan nutrien pada lapisan permukaan tercampur yang dihasilkan melalui proses pengangkatan massa air dalam. Seperti yang dikemukakan oleh Cullen et al. (1992) bahwa konsentrasi klorofil-a dan laju produktivitas primer meningkat di sekitar ekuator, dimana terjadi aliran nutrien secara vertikal akibat adanya upwelling di daerah divergensi ekuator.<br />
<br />
Beberapa daerah-daerah perairan Indonesia yang mengalami upwelling akibat pengaruh pola angin muson adalah Laut Banda, dan Laut Arafura (Wyrtki, 1961 dan Schalk, 1987), Selatan Jawa dan Bali ( Hendiarti dkk, 1995 dan Bakti, 1998), dan Laut Timor (Tubalawony, 2000).<br />
<br />
Dari pengamatan sebaran konsentrasi klorofil-a di Laut Banda dan Laut Aru diperoleh bahwa konsentrasi klorofil-a tertinggi dijumpai pada Musim Timur, dimana pada saat tersebut terjadi upwelling di Laut Banda, sedangkan klorofil-a terendah dijumpai pada Musim Barat. Pada saat ini di Laut Banda tidak terjadi upwelling dalam skala yang besar sehingga nilai konsentrasi nutrien di perairan lebih kecil. Di perairan Banda (Vosjan and Nieuwland, 1987) pada Musim Timur terdapat 2 (dua) periode “bloom” fitoplankton, pertama pada bulan Juni dan kedua di bulan Agustus/September. Selanjutnya Nontji (1975), dari hasil studi distribusi klorofil-a di Laut Banda pada fase akhir di bulan September diperoleh bahwa konsentrasi klorofil tertinggi di bagian timur Laut Banda, khususnya di sekitar Pulau Kei dan Tanimbar. Juga dikatakan bahwa 60% dari klorofil-a tersebut berada pada kedalaman 25 m. Hendiarti dkk. (1995) mendapatkan bahwa pada Musim Timur di perairan selatan Pulau Jawa-Bali dimana terjadi upwelling, rata-rata konsentrasi klorofil-a sebesar 0,39 mm/l dan pada Musim Barat sekitar 0,18 mm/l.<br />
<br />
<b>2. Percampuran Vertikal Massa Air</b><br />
<br />
Percampuran vertikal massa air sangat berperan di dalam menyuburkan kolom perairan yaitu dengan cara mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke lapisan permukaan. Dengan meningkatnya nutrien pada lapisan permukaan dan dibantu dengan penetrasi cahaya matahari yang cukup di dalam kolom perairan dapat meningkatkan laju produktivitas primer melalui aktivitas fotosintesa fitoplankton. Chaves and Barber (1987) mengatakan bahwa masukan nutrien terutama untuk mengoptimalkan konsentrasi NO3 pada lapisan permukaan dan secara relatif meningkatkan produksi baru.<br />
<br />
Percampuran massa air secara vertikal dipengaruhi oleh tiupan angin. Pada saat Musim Timur di perairan Indonesia bertiup angin Muson Tenggara yang mengakibatkan sebagian besar perairan Indonesia Timur mengalami pergolakan yang mengakibatkan terjadinya percampuran massa air secara vertikal. Tubalawony (2000) berdasarkan data ekspedisi Baruna Jaya pada musim timur tahun 1991 mendapatkan adanya percampuran vertikal massa air di perairan lepas pantai Laut Timor yang umumnya lebih dangkal. Akibatnya kandungan klorofil-a di dalam kolom perairan umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan bagian lain dari perairan Laut Timor.<br />
<br />
<b>3. Percampuran Massa Air secara Horisontal</b><br />
<br />
Sistem angin muson dan arlindo juga mempengaruhi pola sirkulasi massa air di Perairan Indonesia. Sistem ini mengakibatkan terjadinya percampuran antara dua massa air yang berbeda di suatu perairan. Misalnya pada saat Musim Timur, massa air dari Lautan Pasifik akan bertemu dengan massa air Laut Banda yang mengalami upwelling atau pada saat bertiup angin muson tenggara terjadi penyebaran massa air perairan Indonesia Timur ke perairan Indonesia bagian barat dan sebaliknya terjadi pada saat bertiup angin muson barat laut. Dengan demikian sirkulasi massa air dan percampuran massa air akan mempengaruhi produktivitas primer suatu perairan. Tingginya produktivitas suatu perairan akan berhubungan dengan daerah asal dimana massa air di peroleh. Nontji (1974) dalam Monk et al. (1997) mengatakan bahwa rata-rata konsentrasi klorofil-a di perairan Indonesia kira-kira 0,19 mg/m3 dan 0,16 mg/m3 selama Musim Barat, dan 0,21 mg/m3 selama Musim Timur.<br />
<br />
Selain beberapa faktor fisik di atas, keberadaan lapisan termoklin sangat mendukung tingginya laju produktivitas produksi primer. Bagian bawah dari lapisan tercampur atau bagian atas dari lapisan termoklin merupakan daerah yang memiliki konsentrasi nutrien yang cukup tinggi sehingga dapat merangsang meningkatnya produktivitas primer. Lapisan termoklin yang dangkal lebih berperan dalam menunjang produktivitas perairan. Karena pada saat terjadinya proses percampuran vertikal, nutrien pada lapisan termoklin lebih mudah mencapai lapisan permukaan tercampur jika dibandingkan dengan lapisan termoklin yang lebih dalam. Beberapa penelitian tentang produktivitas primer dalam kaitannya dengan keberadaan massa air menyimpulkan bahwa kedalaman dimana konsentrasi klorofil-a maksimum adalah pada bagian batas atas lapisan termoklin. Matsuura et al. (1997) dari hasil pengamatannya di timur laut Lautan Hindia mendapatkan bahwa konsentrasi klorofil-a pada lapisan permukaan tercampur sangat sedikit dan mulai meningkat menuju bagian bawah dari lapisan permukaan tercampur dengan konsentrasi maksimum terdapat pada kedalaman kira-kira 75 – 100 m. Sedangkan Hendiarti dkk. (1995) mengatakan bahwa konsentrasi maksimum klorofil-a di perairan selatan Pulau Jawa – Bali berada pada kedalaman 20 m pada Musim Timur dan 80 m pada Musim Barat. Umumnya kedalaman tersebut merupakan batas atas lapisan termoklin.<br />
<br />
Lintasan massa air asal Lautan Pasifik Utara dan selatan di Perairan Indonesia (Publikasi Universitas Columbia, internet, 1997 dalam Naulita, 1998)PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-61529018553927466152011-02-16T07:40:00.002-08:002011-02-16T07:40:25.270-08:0024 Pulau di Indonesia Hilang, 2000 Lainnya Terancam?Jumat, 09 Oktober 2009 - oleh : admin | 293 x dibaca<br />
<br />
Sebanyak 24 pulau kecil di Indonesia telah hilang, baik akibat kejadian alam, maupun ulah manusia. Yang lebih mengkhawatirkan, sekitar 2.000 pulau lain di Tanah Air juga terancam tenggelam.Penyebabnya pemanasan global. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI Freddy Numberi saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Widyatama (Utama) Bandung, Jumat (2/10).<br />
<br />
Acara kuliah umum ini dihadiri pula oleh Bupati Sorong Stepanus Malak dan civitas akademika Utama. Freddy menyatakan, ke-24 pulau ini hilang akibat tsunami Aceh pada 2004, abrasi, dan kegiatan penambangan pasir yang tidak terkendali. Pulau-pulau ini di antaranya Pulau Gosong Sinjai di NAD akibat tsunami, Mioswekel di Papua akibat abrasi, dan Lereh di Kepulauan Riau akibat penambangan pasir. Pemanasan global disebutkan menjadi ancaman paling konkret bagi pulau-pulau lain di Tanah Air.<br />
<br />
Menurut analisis Departemen Kelautan Perikanan RI dan PBB, pada tahun 2030, diperkirakan sekitar 2.000 pulau kecil di Indonesia akan lenyap. “Saya punya daftarnya, tetapi tidak bisa diungkapkan di sini,” ujarnya. Dikatakan Freddy, kenaikan permukaan laut bisa mencapai lebih dari 2 meter jika tidak ada penanganan serius dalam menghentikan laju pemanasan global.<br />
<br />
Tidak hanya di pulau-pulau kecil, dari simulasi dampak perubahan iklim, sebagian wilayah pesisir utara Jakarta akan tenggelam. “Bandara Soekarno-Hatta pun akan tenggelam jika tidak ada upaya serius mengurangi laju pemanasan global. Percaya sama saya, adik-adik sekalian kalau masih hidup di masa itu suatu hari akan mengingat omongan saya ini,” ujar menteri menegaskan bahaya yang akan datang.<br />
<br />
Ancaman tenggelamnya pulau akibat kenaikan permukaan laut, ucapnya, bukanlah isapan jempol. “Sekarang, telah betul-betul terjadi,” ucapnya memberikan contoh negara Kepulauan Kiribati dan Tuvalu. “Presiden Kiribati telah meminta warga dunia untuk menampung warganya karena ‘negeri’ mereka telah hilang,” tuturnya. Warga-warga dari negara yang berada di Samudra Pasifik ini telah ditampung di Australia dan Selandia Baru.<br />
<br />
Sumber : Kompas, Oktober 2009PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-91196484161095012472011-02-16T07:40:00.000-08:002011-02-16T07:40:01.271-08:00Masa Depan Kita Ada di LautJumat, 05 Juni 2009 - oleh : admin | 550 x dibaca<br />
<br />
Isu tentang bagaimana membayar utang Indonesia yang terus menumpuk, bahkan disebut-sebut begitu seorang anak lahir di negeri ini ia sudah ikut menanggung beban utang negara hingga Rp 7,7 juta, kini seperti menjadi pertanyaan dan pernyataan klise. Apalagi di tengah kebijakan pemerintah yang cenderung untuk terus berutang, lalu kapan kita akan mampu melunasinya?<br />
<br />
Dihadapkan pada kenyataan ini, banyak kalangan pesimistis. Akan tetapi, benarkah kita sebagai bangsa tidak akan pernah bisa melunasi utang-utang yang sudah mencapai Rp 1.623 triliun tersebut hingga akhir zaman sehingga nasib negeri ini tak ubahnya bagai tokoh Sisiphus dalam mitologi Yunani Kuno, yang terus digantoli beban tak berkesudahan setiap kali harus naik ke puncak bukit?<br />
Bagi pakar ekonomi maritim, seperti La Ode Masihu Kamaluddin, jalan untuk lepas dari ”kutukan Sisiphus” itu sebetulnya masih terbuka. ”Indonesia bisa bayar utang dari laut. Caranya? Kembangkan ekonomi maritim yang berbasis pantai,” kata Masihu, panggilan akrab lelaki kelahiran Kaledupa, sebuah pulau kecil di gugusan Kepulauan Tukang Besi yang kini menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, ini.<br />
<br />
Berkat pengembangan ekonomi maritim berbasis pantai, negara kepulauan seperti Maladewa mampu menghidupi negeri mereka dari potensi ekonomi kelautannya. Selain dari sektor perikanan dan perkapalan, lebih dari 500.000 wisatawan yang setiap tahun datang berlibur ke negara kecil di Samudra Hindia tersebut adalah sumber pendapatan utama mereka.<br />
<br />
Sadar sebagai negara kepulauan, Maladewa memang memfokuskan pembangunan ekonomi mereka pada sektor kelautan: ekonomi berbasis pariwisata dan perikanan. Karena fokusnya jelas, hasilnya pun jelas. Dari sektor wisata bahari saja, sumbangan terhadap pendapatan kotor negara tercatat hingga 60 persen, mengantarkan pendapatan sekitar 300.000 jiwa penduduknya mencapai 3.460 dollar AS per kapita.<br />
<br />
Baru sebatas potensi<br />
<br />
Dalam hal potensi sumber daya laut dan pantai, Indonesia kurang apa? Selain potensi minyak dan gas bumi, seperti di blok Ambalat yang kini diincar Malaysia, emas, uranium, dan titanium pun terkandung di bawah dasar laut Nusantara. Belum lagi potensi perikanan serta keragaman jenis terumbu karang dan aneka biota laut yang bisa dikembangkan untuk kepentingan industri wisata bahari.<br />
<br />
Dengan wilayah laut yang sangat luas dan pantai yang sangat panjang, kesempatan Indonesia untuk menggali sumber pendapatan negara memang masih terbuka lebar. Indonesia memiliki ratusan dan bahkan ribuan pulau, dengan panorama pantai dan keragaman sumber daya bawah lautnya yang tak ternilai, yang bisa dikembangkan untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara.<br />
<br />
Di luar 13 kawasan wisata bahari yang diunggulkan oleh pemerintah, ratusan tempat lain juga tak kalah potensial untuk ditata. Di luar 16 lokasi penyelaman terbaik Indonesia versi hasil survei National Geographic Traveler Indonesia (NGTI), masih ada puluhan titik penyelaman lain yang bisa dikelola untuk para penjelajah bawah laut.<br />
<br />
Sayangnya, pengelolaan wisata bahari di negara kepulauan terbesar di dunia ini—dengan potensi ekonomi kelautan yang tak ”alang kepalang” kayanya—belum menjadi suatu kebijakan yang terintegrasi. Semua masih setengah hati. Potensi laut yang begitu besar itu masih dilihat sebagai potensi semata, tanpa disertai orientasi kebijakan pengelolaan yang jelas dan terarah.<br />
<br />
Dibandingkan dengan Thailand saja, dalam hal pengelolaan industri wisata bahari untuk bidang penyelaman, Indonesia tertinggal jauh. Meski lokasi penyelaman mereka kurang dari sepertiga yang dimiliki Indonesia, pendapatan Thailand dari wisata bahari ini sudah mencapai 240 juta dollar AS setahun. Indonesia? Hanya 10 persen dari total pendapatan mereka.<br />
<br />
Pusat keunggulan<br />
<br />
Wakatobi, sebuah kabupaten kepulauan di Sulawesi Tenggara, mencoba menangkap sinyal yang menempatkan laut sebagai harapan untuk masa depan kehidupan. Sebagai wilayah yang terletak di jantung segitiga karang dunia—meliputi enam negara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Niugini, Kepulauan Salomon, dan Timor Leste—Wakatobi memang dikaruniai keragaman jenis biota laut yang tak ternilai.<br />
<br />
”Wakatobi memiliki 90 persen dari sekitar 850 jenis terumbu karang dunia dengan 914 spesies ikannya,” kata Hugua, Bupati Wakatobi.<br />
<br />
Kekayaan laut inilah yang ingin dijadikan pusat keunggulan Wakatobi. Berangkat dengan visi besar yang terkesan ambisius, ”terwujudnya surga nyata bawah laut di jantung segitiga karang dunia”, Wakatobi pun menempatkan sektor perikanan, kelautan, dan pariwisata sebagai fokus pembangunan mereka. Untuk itu, sejumlah langkah berikut penyediaan sarana dan prasarana penopang mulai dibenahi, termasuk pembangunan bandar udara sebagai pintu gerbang masuk calon wisatawan.<br />
<br />
”Tidak ada pilihan bagi kami, Wakatobi harus mengedepankan pembangunan ekonomi berbasis kelautan. Ini adalah niat, sebuah cita-cita, yang akan mengiringi perjalanan kami dalam membangun daerah ini,” kata Hugua.<br />
<br />
Langkah besar itu memang sudah diayunkan. Namun, mengutip keprihatinan La Ode Masihu Kamaluddin, selama kebijakan pemerintah secara umum masih berorientasi ke darat, sulit untuk menggenjot pertumbuhan pembangunan kelautan.<br />
<br />
Sambil ”menikmati” sengkarut persoalan menjelang pemilu presiden pada 8 Juli mendatang, kita sebagai anak bangsa layak berharap: akankah muncul calon pemimpin negeri ini yang benar-benar tergerak hatinya untuk menolehkan kebijakannya ke laut? Akankah muncul kesadaran bahwa sesungguhnya tumpuan masa depan bangsa ini ada di laut…. (KEN)<br />
<br />
Sumber: http://cetak. kompas.com/PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-12383109153372962032011-02-16T07:38:00.003-08:002011-02-16T07:38:45.640-08:00Laut Tak Diperhitungkan dalam Mitigasi IklimJumat, 01 Januari 2010 - oleh : admin | 238 x dibaca<br />
<br />
Jakarta, Kompas - Isu kelautan tidak masuk dalam teks Copenhagen Accord. Dengan kata lain, laut tidak diperhitung- kan dalam mitigasi perubahan iklim. Padahal, fenomena kelautan memiliki peranan besar dalam memengaruhi terjadinya perubahan iklim, yaitu dalam hal pelepasan dan penyerapan karbon dioksida.<br />
<br />
Alan F Koropitan, dosen pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), melontarkan ini dalam konferensi pers tentang ”Refleksi 2009 dan Proyeksi 2010 Kelautan dan Perikanan” yang di- adakan pada hari Rabu (30/12) oleh Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Indonesia, Centre for Ocean Development and Maritime Civili- zation Studies (COMMITs), dan IPB.<br />
<br />
Berdasarkan penelitian NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) , adanya indikasi penurunan tingkat efisiensi penyerapan karbon dalam 20 tahun ini, maka di kemudian hari laut berpotensi untuk berbalik menjadi pelepas karbon. Jadi, laut selalu mencari keseimbangan baru, sebagai respons terhadap peningkatan emisi CO di atmosfer.<br />
<br />
Peranan laut dalam hal ini lebih sebagai ”obyek penderita” akibat peningkatan emisi CO ke atmosfer sehingga tidak relevan untuk masuk dalam mekanisme perdagangan karbon seperti halnya hutan. Karena itu, menurut Alan, lebih penting merumuskan kebijakan kelautan dalam menyikapi pasca-Kopenhagen, terutama ancaman perubahan iklim yang nyata.<br />
<br />
Dalam jurnal Global Change Biology belum lama ini disebutkan, skenario peningkatan CO di atmosfer sampai 720 parts per million (ppm) pada tahun 2100 akan mengakibatkan Indonesia kehilangan 25 persen hasil tangkapan ikan. Dengan skenario yang tetap menjaga tingkat emisi saat ini, Indonesia masih berpeluang kehilangan 10 persen tangkapan ikan.<br />
<br />
Dalam hal ini, pemanasan global mendorong migrasi ikan dari perairan tropis ke sub-tropis sehingga merugikan negara tropis, seperti Indonesia. Selain itu, perubahan migrasi ikan yang semakin jauh akan berimplikasi kepada usaha penangkapan ikan yang makin mahal sehing- ga membuat nelayan kian tidak berdaya. Hal ini juga men- jadi perhatian Suhana, Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim<br />
<br />
Selain itu, kerusakan ekosistem pesisir, seperti mangrove, padang lamun, dan terumbu karang, sebagai daerah pemijahan dan pembesaran ikan, perlindungan pantai, sumber keanekaragaman hayati, semakin diperparah dengan aktivitas di daratan yang memperlakukan laut sebagai tempat sampah.<br />
<br />
Alan F Koropitan mengatakan, sejauh ini tidak ada peralatan pengukuran CO di laut yang mengacu standar pada protokol JGOFS (Joint Global Ocean Flux Study) untuk menunjang studi karbon laut di Indonesia. Hal ini akan berdampak pada audit emisi CO. Hal ini akan merugikan Indonesia dalam perhitungan pencapaian target penurunan karbon sebesar 26 persen. (YUN)<br />
<br />
Sumber : http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/12/31/ 03314359/ Laut.Tak. Diperhitungkan. dalam.Mitigasi. .IklimPERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-34742185116372797242011-02-16T07:38:00.001-08:002011-02-16T07:38:18.202-08:00DEPHUT ALIHKAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN PELESTARIAN ALAM KE DKPJumat, 06 Maret 2009 - oleh : admin | 1002 x dibaca<br />
<br />
Sebagai tindaklanjut UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dan UU No.27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, serta Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan, kewenangan pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) hari ini diserahterimakan dari Departemen Kehutanan kepada Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Serah terima kedua kawasan ini karena DKP dinilai sebagai departemen teknis yang memiliki visi dan misi serta kewenangan di bidang kelautan dan perikanan, termasuk didalamnya pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya sehingga pengelolaan kawasan konservasi perairan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan perikanan berkelanjutan. Serahterima kedua kawasan dilakukan secara resmi oleh Menteri Kehutanan, M.S. Kaban kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (4/3).<br />
<br />
Pengalihan KSA dan KPA meliputi 8 (delapan) lokasi, yaitu: (1) kawasan Perairan Laut Banda seluas 2.500 Ha, (2) sebagian Kepulauan Aru Bagian Tenggara dan Laut di sekitarnya seluas 114.000 Ha Maluku, (3) kawasan Perairan Kepulauan Raja Ampat di Papua dan laut sekitarnya seluas 60.000 Ha, (4) Pulau Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan di NTB seluas 2.954 Ha, (5) Kepulauan Kapoposan dan laut sekitarnya seluas 50.000 Ha, (6) Kepulauan Padaido beserta perairan sekitarnya seluas 183.000 Ha, (7) Kepulauan Panjang di Irian Jaya seluas 271.630 Ha, dan (8) Pulau Pieh di Sumatera Barat dan perairan sekitarnya seluas 39.900 Ha.<br />
<br />
Sebelumnya, kerjasama DKP dan Departemen Kehutanan di bidang konservasi sudah diinisiasi sejak tahun 2003 melalui kesepakatan bersama antara Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Dephut dengan Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, DKP tentang pelaksanaan kegiatan di 6 (enam) taman nasional, yang meliputi kegiatan penguatan zonasi taman nasional, penguatan pengembangan dan penelitian, sumberdaya alam hayati, penguatan sosial ekonomi masyarakat di sekitar taman nasional, pengembangan wisata alam bahari, pengembangan sumberdaya manusia, pengembangan informasi dan promosi serta peningkatan kapasitas pengawasan kawasan. Selain itu, pengembangan kerjasama dilakukan juga dalam program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang (COREMAP II). <br />
<br />
Dalam UU No. 31 Tahun 2004, salah satunya diatur mengenai konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya yang dilakukan melalui konservasi ekosistem, konservasi jenis dan konservasi genetik ikan. Konservasi sumber daya ikan tidak dapat dipisahkan dengan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara keseluruhan karena karakteristiknya yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap pengaruh iklim global maupun iklim musiman serta aspek-aspek keterkaitan (connectivity) ekosistem antar wilayah perairan baik lokal, regional maupun global berdasarkan prinsip kehati-hatian dengan dukungan bukti-bukti ilmiah.<br />
Keanekaragaman hayati laut Indonesia sudah cukup dikenal di dunia sehingga dikenal sebagai megadiversity country, terletak di pusat segi tiga terumbu karang (coral triangle). Oleh karena itu, Presiden RI telah mendeklarasikan Coral Triangle Initiative (CTI) di Australia pada konferensi Asean Pacific Economic Conference (APEC) tahun 2007.. Deklarasi CTI tersebut menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia. Sebagai inisiator CTI, Indonesia bersama 5 negara (Malaysia, Philipina, Papua New Guinea, Timor Leste, dan Solomon Islands) yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati paling kaya di planet bumi untuk bersama melestarikan dan mengembangkan pemanfaatan laut secara berkelanjutan melalui pembentukan Segitiga Terumbu Karang atau CTI. Segitiga terumbu karang tersebut mencapai luas 75.000 km2, memiliki lebih dari 500 spesies terumbu karang dan dihuni oleh lebih dari 3000 spesies ikan. <br />
<br />
Pengembangan program konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya telah tercantum dalam rencana strategis (Renstra) dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2010 – 2014 DKP. Upaya yang dilakukan antara lain dengan mendorong pembentukan kelembagaan dan pengembangan sumberdaya manusia yang handal di bidang kelautan dan perikanan. Sebagai implementasi kebijakan tersebut antara lain dengan mengembangkan Unit Pelaksana Teknis di bidang Konservasi Sumberdaya Ikan dan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sebagai bentuk implementasinya, DKP telah membentuk 7 Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam bentuk Balai dan Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, serta Balai dan Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional, sehingga pembentukan UPT tersebutdapat meningkatkan kinerja pengelolaan kawasan konservasi, termasuk pengelolaan 8 KSA dan KPA. Kedepan, Management Authority CITES di bidang konservasi sumberdaya ikan sebagaimana mandat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 juga dapat diserahkan dari Dephut kepada DKP.<br />
<br />
Jakarta, Maret 2009<br />
Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi<br />
<br />
ttd <br />
<br />
Soen’an H. Poernomo<br />
<br />
Narasumber:<br />
Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut, Ditjen KP3K<br />
(Ir. Agus Darmawan, M.Si/HP. 08158700095)PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-26828261406668164112011-02-16T07:30:00.000-08:002011-02-16T07:30:01.046-08:00PENGELOLAAAN KAWASAN HUTAN MANGROVE YANG BERKELANJUTAN1. Ekosistem Mangrove<br />
1.1 Sumber Daya Mangrove dan Pesisir<br />
Formasi mangrove merupakan perpaduan antara daratan dan lautan. Mangrove tergantung pada ai laut (pasang) dan air tawar sebagai sumber makanannya serta endapan debu (sedimentasi ) dari erosi daerah hulu sebagai bahan pendukung substratnya. Air pasang memberi makanan bagi hutan dan air sungai yang kaya mineral memperkaya sedimen dan rawa tempat mangrove tumbuh. Dengan demikian bentuk hutan mangrove dan keberadaannya dirawat oleh kedua pengaruh darat dan laut.<br />
Mangrove sangat penting artinya dalam pengelolaan sumber daya pesisir di sebagian besar-walaupun tidak semua-wilayah Indonesia. Fungsi mangrove yang terpenting bagi daerah pantai adalah menjadi penghubung antara daratan dan lautan. Tumbuhan, hewan benda-benda lainnya, dan nutrisi tumbuhan ditransfer ke arah daratan atau ke arah laut melalui mangrove. Mangrove berperan sebagai filter untuk mengurangi efek yang merugikan dari perubahan lingkungan utama, dan sebagai sumber makanan bagi biota laut (pantai) dan biota darat. Jika mangrove tidak ada maka produksi laut dan pantai akan berkurang secara nyata.<br />
Habitat mangrove sendiri memiliki keanekaragaman hayati yang rendah dibandingkan dengan ekosistem lainnya, karena hambatan bio-kimiawi yang ada di wilayah yang sempit diantara darat laut. Namun hubungan kedua wilayah tersebut mempunyai arti bahwa keanekaragaman hayati yang berada di sekitar mangrove juga harus dipertimbangkan, sehingga total keanekaragaman hayati ekosistem tersebut menjadi lebih tinggi. Dapat diambi suatu aksioma bahwa pengelolaan mangrove selalu merupakan bagian dari pengelolaan habitat-habitat di sekitarnya agar mangrove dapat tumbuh dengan baik.<br />
Potensi ekonomi mangrove diperoleh dari tiga sumber utama yaitu hasil hutan, perikanan estuarin dan pantai (perairan dangkal), serta wisata alam. Selain itu mangrove memainkan peranan penting dalam melindungi daerah pantai dan memelihara habitat untuk sejumlah besar jenis satwa, jenis yang terancam punah dan jenis langka yang kesemuanya sangat berperan dalam memelihara keanekaragaman hayati di wilayah tertentu.<br />
Karena tekanan pertambahan penduduk terutama didaerah pantai, mengakibatkan adanya perubahan tata guna lahan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan, hutan mangrove dengan cepat menjadi semakin menipis dan rusak di seluruh daerah tropis. Kebutuhan yang seimbang harus dicapai diantara memenuhi kebutuhan sekarang untuk pembangunan ekonomi di suatu pihak, dan konservasi sistem pendukung lingkungan di lain pihak. Tumbuhnya kesadaran akan fungsi perlindungan, produktif dan socio-ekonomi dari ekosisitem mangrove di daerah tropika, dan akibat semakin berkurangnya sumber daya alam tersebut, mendorong terangkatnya masalah kebutuhan konservasi dan kesinambungan pengelolaan terpadu sumber daya-sumber daya bernilai tersebut.Mengingat potensi multiguna sumber daya alam ini, maka merupakan keharusan bahwa pengelolaan hutan mangrove didasarkan pada ekosistem perairan dan darat, dalam hubungan dengan perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu.<br />
Menipisnya hutan mangrove menjadi perhatian serius negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dalam masalah lingkungan dan ekonomi. Perhatian ini berawal dari kenyataan bahwa antara daerah antara laut dan darat ini, mangrove memainkan peranan penting dalam menjinakkan banjir pasang musiman (saat air laut pasang pada musim penghujan) dan sebagai pelindung wilayah pesisir. Selain itu, produksi primer mangrove berperan mendukung sejumlah kehidupanseperti satwa yang terancam punah, satwa langka, bangsa burung (avifauna) dan juga perikanan laut dangkal. Dengen demikian, kerusakan dan pengurangan sumber daya vita tersebut yang terus berlangsung akan mengurangi bukan hanya produksi dari darat dan perairan, serta habitat satwa liar, dan sekaligus mengurang keanekaragaman hayati, tetapi juga merusak stabilitas lingkungan hutan pantai yang mendukung perlindungan terhadap tanaman pertanian darat dan pedesaan.<br />
<br />
1.2 Cakupan Sumberdaya Mangrove<br />
a. Satu atau lebih jenis tumbuhan mangrove yang hidupnya hanya di habitat mngrove<br />
b. Satu atau lebih jenis tumbuhan yang hidup di habitat mangrove, tetapi juga dapat hidup di habitat selain mangrove<br />
c. Berbagai jenis fauna baik fauna terestris maupun fauna laut yang bersosiasi dengan habitat mangrove, baik secara permanen maupun secara sementara<br />
d. Semua proses alamiah yang berperan dalam memelihara kberadaan ekosistem mangrove (mis : sedimentasi)<br />
e. Penduduk yang hidupnya bergantung pada sumber daya mangrove.<br />
<br />
1.3 Hutan Mangrove di Indonesia<br />
Hutan mangrove ditemukan hampir di seluruh kepulauan di Indonesia di 30 provinsi yang ada. Tetapi sebagian besar terkonsentrasi di Papua, Kalimantan (Timur dan Selatan) Riau dan Sumatera Selatan.Meskipun wilayah hutan mangrove yang laus ditemukan di 5 provinsi seperti tersebut di atas, namun wilayah blok mangrove yang terluas di dunia tidak terdapat di Indonesia, melainkan di hutan mangrove Sundarbans (660.000 ha) yang terletak di Teluk Bengal, Bangladesh.<br />
Meskipun secara umum lokasi mangrove diketahui, namun luas total hutan mangrove yang masih ada di Indonesia belum diketahui secara pasti.Walaupun mangrove dengan mudah diidentifikasi melalui penginderaan jarak jauh, terdapat variasi yang nyata diantara data statistik yang dihimpun oleh instansi-instansi di Indonesia, misalnya yang ada di Departemen Kehutanan, dan yang ada di organisasi internasional seperti FAO berkisar antara 2,17 dan 4,25 juta hektar (mangrove dalam kawasan hutan).<br />
Ketidakcocokan ini disebabkan oleh penggunaan data lama yang meluas. Angka 4,25 juta ha yang dikutip oleh FAO pada 1982 diambil sepenuhnya dari data tahun 1970-an. Sumber utama lain yang tampk tidak konsisten diantara sumber-sumber data adalah estimasi untuk Papua, yakni provinsi dengan hutan mangrove terluas yang berkisar dari 0,97 s/d 2,94 juta ha ( Departemen Kehutanan dan FAO 1990). Kemungkinan angka tersebut mencakup puluhan ribu hektar hutan rawa sagu (Metroxylon spp) yang terdapat di rawa air tawar pada tepian zona pantai di Papua.<br />
Data terkhir yang terdapat di Ditjen RLPS Dep. Kehutanan tahun 2001 menunjukkan bahwa terdapat 8,6 juta ha mangrove di Indonesia, terdiri 3,8 juta ha di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta ha di luar kawasan hutan.<br />
Untuk mengurangi ketidakpastian tentang luas hutan mangrove tersebut perlu dilakukan Inventarisasi Hutan Mangrove Nasional agar diperoleh kepastian dan pengelolaan yang lebih baik.<br />
Hutan mangrove di Papua merupakan salah satu wilayah utama mangrove di Indonesia dan satu dari areal yang terluas di dunia , yang sampai saat ini tidak mendapat tekanan besar untuk dikonversi menjadi penggunaan lain dan ini memberi kesempatan khusus bagi Indonesia guna melaksanakan mandat nasional dan internasional untuk konservasi sumber daya biologi yang bermakna bagi dunia.<br />
Walaupun angka yang ada tidak akurat, namun yang pasti telah terjadi adalah penurunan areal luas hutan mangrove secara drastis di Indonesia terutama di Sumatera Bagian Timur, Sulawesi Selatan dan Jawa selama kurun waktu 20 tahun terakhir, sebagai akibat dari konservasi untuk penggunaan-penggunaan lain terutama pengembangan tambak akibat booming harga udang pada tahun 80-an dan 90-an.<br />
<br />
1.4 Ancaman Terhadap Hutan Mangrove di Indonesia<br />
Hutan mangrove di Indonesia berada dalam ancaman yang meningkat dari berbagai pembangunan, diantara yang utama adalah pembangunan yang cepat yang terdapat di seluruh wilayah pesisir yang secara ekonomi vital. Konsevasi kemanfaatan lain seperti untuk budidaya perairan, infrastruktur pantai termasuk pelabuhan, industri, pembangunan tempat perdagangan dan perumahan, serta pertanian, adalah penyebab berkurangnya sumber daya mangrove dan beban berat bagi hutan mangrove yang ada. Selain ancaman yang langsung ditujukan pada mangrove melalui pembangunan tersebut, ternyata sumber daya mangrove rentan terhadap aktivitas pembangunan yang terdapat jauh dari habitatnya.<br />
Ancaman dari luar tersebut yang sangat serius berasal dari pengelolaan DAS yang serampangan, dan meningkatnya pencemar hasil industri dan domestik (rumah tangga) yang masuk ke dalam daur hdrologi. Hasil yang terjadi dari erosi tanah yang parah dan meningkatnya kuantitas serta kecepatan sedimen yang diendapkan di lingkungan mangrove adalah kematian masal (dieback) mangrove yang tidak terhindarkan lagi karena lentisel-nya tersumbat oleh sedimen tersebut. Polusi dari limbah cair dan limbah padat berpengaruh serius pada perkecambahan dan pertumbuhan mangrove.<br />
Ancaman langsung yang paling serius terhadap mangrove pada umumnya diyakini akibat pembukaan liar mangrove untuk pembangunan tambak ikan dan udang. Meskipun kenyataannya bahwa produksi udang telah jatuh sejak beberapa tahun yang lalu, yang sebagaian besar diakibatkan oleh hasil yang menurun, para petambak bermodal kecil masih terus membuka areal mangrove untuk pembangunan tambak baru. Usaha spekulasi semacam ini pada umumnya kekurangan modal dasar untuk membuat tambak pada lokasi yang cocok, tidak dirancang dan dibangun secara tepat, serta dikelola secara tidak profesional. Maka akibat yang umum dirasakan dalam satu atau dua musim, panennya rendah hingga sedang , yang kemudian diikuti oleh cepatnya penurunan hasil panen , dan akhirnya tempat tersebut menjadi terbengkalai.<br />
Di seluruh Indonesia ancaman terhadap mangrove yang diakibatkan oleh eksploitasi produk kayu sangat beragam, tetapi secar keseluruhan biasanya terjadi karena penebangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan HPH atau industri pembuat arang seperti di Sumatera dan Kalimantan. Kayu-kayu mangrove sangat jarang yang berkualitas tinggi untuk bahan bangunan. Kayu-kayu mangrove tersebut biasanya dibuat untuk chip (bahan baku kertas) atau bahan baku pembuat arang untuk diekspor keluar negeri.<br />
Pada umumnya jenis-jenis magrove dimanfaatkan secara lokal untuk kayu bakar dan bahan bangunan lokal. Komoditas utama kayu mangrove untuk diperdagangkan secara internasional adalah arang yang berasal dari Rhizophora spp., yang mempunyai nilai kalori sangat tinggi.<br />
Barangkali ancaman yang palingserius bagi mangrove adalah persepsi di kalangan masyarakat umum dan sebagian besar pegawai pemerintah yang menganggap mangrove merupakan sumber daya yang kurang berguna yang hanya cocok untuk pembuangan sampah atau dikonversi untuk keperluan lain. Sebagian besar pendapat untuk mengkonversi mangrove berasal dari pemikiran bahwa lahan mangrove jauh lebih berguna bagi individu, perusahaan dan pemerintah daripada sebagai lahan yang berfungsi secara ekologi. Apabila persepsi keliru tersebut tidak dikoreksi, maka masa depan mangrove Indonesia dan juga mangrove dunia akan menjadi sangat suram.<br />
<br />
2. Justifikasi Perlunya Ekosistem Mangrove Dikelola Secara Berkelanjutan<br />
Beberapa justifikasi untuk mengelola ekosistem mangrove secara berkelanjutan adalah :<br />
2.1 Mangrove merupakan SDA yang dapat dipulihkan (renewable resources atau flow resources yang mempunyai manfaat ganda (manfaat ekonomis dan ekologis). Berdasarkan sejarah, sudah sejak dulu hutan mangrove merupakan penyedia berbagai keperluan hidup bagi berbagai masyarakat lokal. Selain itu sesuai dengan perkembangan IPTEK, hutan mangrove menyediakan berbagai jenis sumber daya sebagai bahan baku industri dan berbagai komoditas perdagangan yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat menambah devisa negara. Secara garis besar, manfaat ekonomis dan ekologis mangrove adalah :<br />
a. Manfaat ekonomis, terdiri atas :<br />
1) Hasil berupa kayu (kayu konstruksi, tiang/pancang, kayu bakar, arang, serpihan kayu (chips) untuk bubur kayu)<br />
2) Hasil bukan kayu<br />
Hasil hutan ikutan (tannin, madu, alcohol, makanan, obat-obatan, dll)<br />
Jasa lingkungan (ekowisata)<br />
b. Manfaat ekologis, yang terdiri atas berbagai fungsi lindung lingkungan, baik bagi lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun habitat berbagaia jenis fauna, diantaranya :<br />
Sebagai proteksi dari abrasi/erosi, gelombang atau angin kencang<br />
Pengendali intrusi air laut<br />
Habitat berbagai jenis fauna<br />
Sebagai tempat mencari makan, memijah dan berkembang biak berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.<br />
Pembangunan lahan melalui proses sedimentasi <br />
Memelihara kualitas air (mereduksi polutan, pencemar air)<br />
Penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif tinggi dibandingkan tipe hutan lain.<br />
2.2. Mangrove mempunyai nilai produksi primer bersih (PPB) yang cukup tinggi, yakni : biomassa (62,9-398,8 ton/ha), guguran serasah (5,8-25,8 ton/ha/th) dan riap volume (20 ton/ha/th, 9 m3/ha/th pada hutan tanaman bakau umur 20 tahun). Besarnya nilai produksi primer ini cukup berarti bagi penggerak rantai pangan kehidupan berbagai jenis organisme akuatik di pesisir dan ehidupan masyarakat pesisir itu sendiri.<br />
2.3 Dalam skala internasional, regional dan nasional, hutan mangrove luasnya relatif kecil bila dibandingkan, aik dengan luas daratan maupun luasan tipe hutan lainnya, padahal manfaatnya (ekonmis dan ekologis) sangat penting bagi kelangsungan kehidupan masyarakat (khususnya masyarakat pesisir), sedangkan dipihak lain ekosistem mangrove bersifat rentan (fragile) terhadap gangguan dan cukup sulit untuk merehabilitasi kerusakannya.<br />
2.4 Ekosistem mangrove, baik secara sendiri maupun bersama dengan ekosistem padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam stabilisasi suatu ekosistem pesisir, baik secara fisik maupun biologis.<br />
2.5 Ekosistem mangrove merupakan sumber plasma nutfah yang cukup tinggi yang saat ini sebagaian besar manfaatnya belum diketahui.<br />
<br />
3. Pengelolaan Ekosistem Mangrove Secara Berkelanjutan<br />
3.1 Landasan Filosofi Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Berkelanjutan<br />
Tindakan pengelolaan SDA mempunyai tujuan utama untuk menciptakan ekosistem yang produktif dan berkelanjutan untuk menopang berbagai kebutuhan pengelolaannya. Oleh karena itu pengelolaan SDA harus diarahkan agar :<br />
a. Praktek pengelolaan SDA harus meliputi kegiatan eksploitasi dan pembinaan yang tujuannya mengusahakan agar penurunan daya produksi alam akibat tindakan eksploitasi dapat diimbangi dengan tindakan peremajaan dan pembinaan. Maka diharapkan manfaat maksimal dari SDA dapat diperoleh secara terus menerus.<br />
b. Dalam pengelolaan SDA yang berkelanjutan, pertimbangan ekologi dan ekonomi harus seimbang, oleh karena itu pemanfaatan berbagai jenis produk yang diinginkan oleh pengelola dapat dicapai dengan mempertahankan kelestarian SDA tersebut dan lingkungannya.<br />
Dengan demikian secara filosofis, pengelolaan SDA berkelanjutan dipraktekan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dari pengelola, dengan tanpa mengabaikan pemenuhan kebutuhan bagi generasi yang akan datang, baik dari segi keberlanjutan hasil maupun fungsi.<br />
<br />
3.2 Permasalahan Utama dan Tujuan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan<br />
Sebagai suatu ekosistem hutan, mangrove sejak lama telah diketahui memiliki berbagai fungsi ekologis, disamping manfaat ekonomis yang bersifat nyata, yaitu menghasilkan kayu yang bernilai ekonomi tinggi. Sebagaimana halnya dalam pengelolaan SDA lain yang bermanfaat ganda, ekonomis dan ekologis, masalah utama yang dihadapi dalam pengelolaan hutan mangrove adalah menentukan tingka pengelolaan yang optimal, dipandang dari kedua bentuk manfaat (ekonomi dan ekologi tersebut).<br />
Dibandingkan dengan ekosistem hutan lain, ekosistem hutan mangrove memiliki beberapa sifat kekhususan dipandang dari kepentingan keberadaan dan peranannya dalam ekosistem SDA, yaitu :<br />
a. Letak hutan mangrove terbatas pada tempat-tempat tertentu dan dengan luas yang terbatas pula.<br />
b. Peranan ekologis dari ekosistem hutan mangrove bersifat khas, berbeda dengan peran ekosistem hutan lainnya.<br />
c. Hutan mangrove memiliki potensi hasil yang bernilai ekonomis tinggi.<br />
Berlandaskan pada kenyataan tersebut, diperlukan adanya keseimbangan dalam memandang manfaat bagi lingkungan dari hutan mangrove dalam keadaannya yang asli dengan manfaat ekonomisnya. Dalam hal ini tujuan utama pengelolaan ekosistem mangrove adalah sebagai berikut :<br />
a. Mengoptimalkan manfaat produksi dan manfaat ekologis dari ekosistem mangrove dengan menggunakan pendekatan ekosistem berdasarkan prinsip kelestarian hasil dan fungsi ekosistem yang bersangkutan.<br />
b. Merehabilitasi hutan mangrove yang rusak.<br />
c. Membangun dan memperkuat kerangka kelembagaan beserta iptek yang kondusif bagi penyelenggaraan pengelolaan mangrove secara baik.<br />
<br />
3.3 Kendala dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove<br />
a. Kendala Aspek Teknis<br />
1) Kondisi habitat yang tidak begitu ramah, yakni tanah yang anaerob dan labil dengan salinitas yang relatif tinggi apabila dibandingkan dengan tanah mineral, adanya pengaruh pasang surut dan sedimentasi serta abrasi pada berbagai lokasi tertentu.<br />
2) Adanya pencampuran komponen ekosistem akuatik (ekosistem laut) dan ekosistem daratan, yang mengakibatkan pengelolaannya menjadi lebih kmpleks. Hal ini mengharuskan kecermatan yang tinggi dalam menerapkan pengelolaan mengingat beragamnya sumber daya hayati yang ada pada umumnya relatif peka terhadap gangguan, dan adanya keterkaitan antara ekosistem mangrove dengan tipe ekosistem produktif lainnya di suatu kawasan pesisir (padang lamun, terumbu karang, estuaria).<br />
3) Kawasan pantai dimana mangrove berada umumnya mendukung populasi penduduk yang ccukup tinggi, tetapi dengan tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan yang rendah.<br />
b. Kendala Aspek Kelembagaan<br />
Dalam pengelolaan wilayah pesisir beberapa kendala aspek kelembagaan diantaranya adalah :<br />
1) Tata ruang kawasan pesisir di banyak lokasi belum tersusun secara baik, bahkan ada yang belum sama sekali.<br />
2) Status kepemilikan bahan dan tata batas yang tidak jelas.<br />
3) Banyaknya pihak yang berkepentingan dengan kawasan dan sumber daya mangrove<br />
4) Belum jelasnya wewenng dan tanggung jawab berbagai stake holder yang terkait<br />
5) Masih lemahnya law enforcement dari peraturan perundangan yang sudah ada<br />
6) Masih lemahnya koordinasi di antara berbagai instansi yang berkompeten dalam pengelolaan mangrove<br />
7) Praktek perencanaan, pelaksanaa dan pengendalian dalam pengelolaan mangrove belum banyak mengikutsertakan partisipasi aktif masyarakat yang berkepentingan dengan kawasan tersebut.<br />
<br />
3.4 Bentuk Pengelolaan Ekosistem Mangrove<br />
Pengelolaan ekosistem (hutan) mangrove hendanya mencakup tiga benruk kegiatan pokok, yakni :<br />
a. Pengusahaan hutan mangrove yang kegiatanna dapat dikendalikan dengan penerapan sistem silvikultur dan pengaturan kontrak (pemberian konsensi).<br />
b. Perlindungan dan pelestarian hutan mangrove yang dilakukan dengan cara menunjuk, menetapkan dan mengukuhkan hutan mangrove menjadi hutan lindung, hutan konservasi (Suaka Alam, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Hutan Wisata, dll) dan kawasan lindung lainnya (Jalur hijau, sempadan pantai/sungai, dll)<br />
c. Rehabilitasi kawasan mangrove yang rusak sesuai dengan tujuan pengelolaannya dengan pendekatan pelaksanaan dan penggunaan iptek yang tepat guna.<br />
<br />
<br />
3.5 Kriteria Umum Penetapan Kawasan Hutan Mangrove Berdasarkan Fungsinya<br />
Dalam rangka menetapkan suatu kawasan hutan mangrove ke dalam ktegori kawasan hutan produksi (kawasan budidaya) dan kawasan hutan yang dilindungi (kawasan lindung) harus ditetapkan arahan kriterianya secara nasional. Untuk keperluan tersebut beberapa atribut yang dapat dijadikan kriteria antara lain adalah :<br />
a. Kondisi fisik areal hutan<br />
Ukuran relatif pulau dimana mangrove tumbuh<br />
Luas areal hutan<br />
Kondisi tanah<br />
b. Keunikan, kelangkaan, keterwakilan dan kekhasan, baik pada level ekosistem maupun pada level sumber daya (jenis flora/fauna).<br />
c. Kerawanan fungsi lindung terhadap lingkungan<br />
d. Ketergantungan penduduk lokal terhadap hutan<br />
e. Stok tegakan beserta regenerasinya dan hasil hutan bukan kayu, baik yang sudah ada peluang pasarnya maupun yang belum ada peluang pasarnya.<br />
<br />
Berdasarkan tingkat pembobotan dari atribut-atribut tersebut di atas, maka dapat dilakukan scoring sebagai batas penetapan kawasan hutan mangrove berdasarkan fungsinya di suatu daerah.<br />
Selain itu, penetapan suatu kawasan hutan mangrove menjadi kawasan lindung (hutan lindung dan hutan konservasi) dapat dilakukan tanpa sistem scoring apabila kondisi fisik areal hutan dan potensi sumber daya hayatiya dipandang perlu untuk dilindungi dan dilestarikan, misal :<br />
a. Mangrove yang tumbuh di tanah berkoral atau tanah pasir podsol atau tanah gambut<br />
b. Mangrove yang tumbuh pada kawasan pesisir yang arus air lautnya deras<br />
c. Mangrove tempat bertelur penyu atau tempat berkembang biak/mencari makan/memijah jenis ikan yang langka/hampir punah/endemic<br />
d. Kawasan lainnya yang dipandang perlu untuk dilindungi dan dilestarikan.<br />
Kriteria dan Indikator Pengelolaan Hutan Alam Mangrove Produksi Lestari<br />
<br />
Sampai saat ini kriteria dan indikator pengelolaan hutan alam mangrove produksi secara lestari belum disusun secara formal. Pada tahun 1999 LPP Mangrove (Yayasan Mangrove) mengadakan Workshop Penyempurnaan Kriteria Indikator Pengelolaan Hutan Alam Mangrove Produksi Lestari. Beberapa Kriteria dan Indikator hasil workshop tersebut yang mungkin dapat dijadikan acuan antara lain adalah :<br />
<br />
Kriteria 1 : Kelestarian fungsi produksi<br />
Indikator :<br />
1) Kepastian penggunaan lahan sebagai kawasan hutan<br />
2) Perencanaan dan implementasi penataan hutan menurut fungsi dan tipe hutan<br />
3) Besaran perubahan penutupan lahan hutan akibat perambahan dan alih fungsi kawasan hutan dan gangguan lainnya<br />
4) Pemilihan dan penerapan sistem silvikultur yang sesuai dengan ekosistem hutan setempat<br />
5) Macam dan jumlah hasil hutan non kayu terjamin<br />
6) Investasi untuk penataan dan perlindungan hutan<br />
7) Realisasi dana yang dialokasikan untuk pengelolaan kawasan dilindungi dan keanekaragaman hayati, termasuk spesies endemic, langka dan dilindungi.<br />
8) Pengorganisasian kawasan yang menjamin kegiatan produksi yang kontinyu yang dituangkan dalam berbagai tingkat rencana dan diimplementasikan<br />
9) Produksi tahunan sesuai dengan kemampuan produktivitas hutan<br />
10) Efisiensi pemanfaatan hutan<br />
11) Tingkat kerusakan pohon induk<br />
12) Keabsahan sistem lacak balak dalam hutan<br />
13) Kelancaran dan keteraturan pendanaan untuk kegiatan perencanaan, produksi dan pembinaan hutan.<br />
14) Kesehatan perusahaan<br />
15) Peran bagi pembangunan ekonomi wilayah<br />
16) Sytem informasi manajemen<br />
17) Satuan Pemeriksaan Internal (SPI)<br />
18) Tersedianya tenaga profesional untuk perencanaan, perlindungan, produksi, pembinaan hutan dan manajemen bisnis<br />
19) Investasi dan reinvestasi untuk pengelolaan hutan<br />
20) Peningkatan modal hutan<br />
<br />
Kriteria 2 : Kelestarian fungsi ekologis<br />
Indikator :<br />
1) Proporsi luas kawasan dilindungi yang berfungsi baik terhadap total kawasan yang seharusnya dilindungi serta telah dikukuhkan dan atau keberadaannya diakui pihak terkait.<br />
2) Propoprsi luas kawasan dilindungi yang tertata baik terhadap total kawasan yang seharusnya dilindungi dan sudah ditata batas di lapangan<br />
3) Intensitas gangguan terhadap kawasan dilindungi<br />
4) Kondisi kenekaragaman spesies flora dan/atau fauna di dalam kawasan dilindungi pada berbagai formasi/ tipe hutan yang ditemukan di dalam unit manajemen<br />
5) Intensitas kerusakan struktur hutan dan komposisi spesies tumbuhan <br />
6) Efektifitas penyuluhan mengenai pentingnya pelestarian ekosistem hutan sebagai sistem penyangga kehidupan , dampak aktivitas lewat panen terhadap ekosistem hutan dan pentingnya pelestarian spesies dilindungi/endemic/langka<br />
7) Intensitas dampak kegiatan kelola produksi terhadap satwa liar endemic/langka/dilindungi dan habitatnya<br />
8) Pengamanan satwa liar endemic/langka/dilindungi dan habitatnya<br />
<br />
Kriteria 3 : Kelestarian fungsi Sosial<br />
Indikator :<br />
1) Batas antara kawasan konsesnsi dengan kawasan komunitas setempat terdeliniasi secara jelas dan diperoleh melalui persetujuan antar pihak yang terkait di dalamnya.<br />
2) Akses dan kontrol penuh masyarakat secara lintas generasi terhadap kawasan hutan adat terjamin.<br />
3) Akses pemanfaatan hasil hutan oleh komunitas secara lintas generasi di dalam kawasan konsensi terjamin<br />
4) Digunakannya tata cara atau mekanisme penyelesaian sengketa yang tepat terhadap pertentangan klaim atas hutan yang sama<br />
5) Sumber-sumber ekonomi komunitas minimal tetap mampu mendukung kelangsungan hidup komunitas secara lintas generasi<br />
6) Komunitas mampu mengakses kesempatan kerja dan peluang berusaha yang terbuka<br />
7) Modal domestik berkembang<br />
8) Peninjauan berkala terhadap kesejahteraan karyawan<br />
9) Minimasi dampak unit manajemen pada integrasi sosial dan kultural<br />
10) Kerjasama dengan otoritas kesehatan<br />
11) Keberadaan dan pelaksanaan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)<br />
12) Pelaksanaan Upah Minimum Regional / Provinsi dan Struktur gaji yang adil<br />
13) Terjaminnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Sumber : Seminar Pengelolaan Hutan Mangrove Denpasar, Bali 8 September 2003PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-21120158169696536472011-02-16T07:16:00.001-08:002011-02-16T07:16:37.510-08:00Pertemuan Tiga Negara Untuk Efektifitas Manajemen Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Kelautan<h2 id="innerPostTitle"></h2><span class="postinfo"> <span class="author">Written by <a href="http://humasbatam.com/author/Administrator/" title="Posts by
Administrator">Administrator</a></span> <span class="folder"><a href="http://humasbatam.com/category/aktual/lingkungan-hidup/" rel="category tag" title="View all posts in Lingkungan Hidup">Lingkungan Hidup</a>, <a href="http://humasbatam.com/category/media-batam/tentang-batam/" rel="category tag" title="View all posts in Tentang Batam">Tentang Batam</a></span> <span class="date">Jul 30, 2009</span></span><br />
<span class="postinfo"><span class="date"> </span> <span class="clear"></span> </span> <br />
<div style="text-align: justify;"><a href="http://humasbatam.com/wp-content/uploads/2009/07/SSME4.JPG"><img alt="SSME" class="size-medium wp-image-8149 alignleft" height="142" src="http://humasbatam.com/wp-content/uploads/2009/07/SSME4-300x199.jpg" title="SSME" width="215" /></a><a href="http://humasbatam.com/wp-content/uploads/2009/07/SSME11.JPG"><img alt="SSME1" class="size-medium wp-image-8150 alignleft" height="143" src="http://humasbatam.com/wp-content/uploads/2009/07/SSME11-300x199.jpg" title="SSME1" width="216" /></a></div><div style="text-align: justify;"><strong>BATAM</strong> – Sumberdaya hayati dalam suatu kesatuan besar dari daratan dan lautan dari beragam karakteristik spesies, komunitas, dinamika dan kondisi lingkungan. Dimana satu dengan lainnya saling tergantung dan keterkaitan yang kuat antara sumber daya hayati dan ekosistem pada skala region. Oleh karena itu diperlukan pendekatan khusus dalam pengelolaan konservasi yang lebih luas, komprehensif dan terintegrasi dengan pendekatan wilayah ekologi ketimbang wilayah politis. <span id="more-8121"></span></div><div style="text-align: justify;">Hal yang diperhatikan kesejahteraan manusia untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, dengan tetap menghormati kedaulatan serta jurisdiksi masing-masing negara.</div><div style="text-align: justify;">Wakil Walikota Batam, Bapak Ir H Ria Saptarika menghadiri pertemuan tiga negara dalam acara Sulu – Sulawesi Marine Ecoregion (SSME) keempat yang diadakan di Batam tepatnya di Batam View Beach Resort Nongsa (28 s/d 30 Juli 2009).</div><div style="text-align: justify;">Dalam sambutannya Ria mengatakan, walaupun Batam bukanlah area dari Sulu – Sulawesi Marine Ecoregion namun acara ini sangat memberi kontribusi yang baik bagi Kota Batam. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam mengefektifkan menagemen pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan kelautan untuk keselamatan komunitas pesisir kita dalam tiga negara, indonesia , malaysia dan philipina.</div><div style="text-align: justify;">Sulu Sulawesi Marine Ecoregion (SSME) merupakan suatu kawasan yang berlokasi di pusat segitiga karang (the coral triangle), kawasan ini di huni oleh megabiodiversity antara lain 400 spesies alga laut, 16 spesies lamun, 5 dari 7 spesies penyu di dunia, 22 spesies mamalia laut dan semua potensi hayati yang bernilai ekonomi tinggi. Sekitar 45 juta jiwa manusia hidup di kawasan ini.</div><div style="text-align: justify;">Ria mengatakan, bahwa salah satu tempat penting untuk pengembangan keputusan yang signifikan yang dapat diambil dari beberapa sektor, antara tingkat nasional dan maupun internasional. Salah satunya adalah dengan diadakannya pertemuan ke empat tiga negara dalam acara SSME, pertemuan tingkat tinggi dalam acara kerjasama regional marine untuk kelestarian alam antara tiga negara : Indonesia , Malaysia dan Filipina dalam rangka kegiatan SSME.</div><div style="text-align: justify;">Sejak tahun 2004, Batam salah satu daerah di Indonesia yang berkembang dalam bidang terumbu karang dan rehabilitasi (Core Map), sebuah program Nasional di bawah kementerian Kelautan dan perikanan. program ini bertujuan untuk meningkatkan respon institusi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pesisir untuk mendukung kerjasama pemeliharaan persediaan laut dan melindungi area laut. Kegiatan – Kegiatan seperti bantuan teknis, pelatihan, hukum dan masukan untuk mencapai sebuah pergeseran paradigma dari sentralisasi ke lokal pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait telah disediakan . Pemberdayaan masyarakat pesisir dan institusi di daerah pesisir untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kesadaran publik dan pendidikan untuk menutup kesenjangan pengetahuan tentang manfaat konservasi dan penggunaan berkelanjutan dari ekosistem terumbu karang. pada akhirnya, program ini diharapkan pada hasil dari perubahan perilaku masyarakat yang merusak laut dan pesisir untuk pemanfaatan dan pengelolaan yang produktif .</div><div style="text-align: justify;">Menurut Ria, upaya untuk menangani dan menestarikan sumberdaya wilayah pesisir dan kelautan, sampai saat ini telah menghadapi banyak masalah dan perubahan, khususnya yang berkaitan dengan ilegal, tidak dilaporkan dan praktek penangkapan ikan yg tak diatur, zat beracun, dan praktek pengeboman ikan, dan pertambangan pasir yang memilki pengaruh yang sangat besar terhadap kemunduran dari sumberdaya wilayah pesisir dan kelautan dan ekosistem.</div><div style="text-align: justify;">Ria berharap, dengan adanya pertemuan keempat antara komite tiga negara ini dapat menjawab pertanyaan yang sering di pertanyakan bagaimana upaya pemeliharaan laut dapat memberikan kontribusi pengurangan kemiskinan, bermanfaat bagi kehidupan masyarakat pesisir, dan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. <nn-wr></div><div style="text-align: justify;"><em>Foto Lainnya:</em></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://humasbatam.com/wp-content/uploads/2009/07/SSME2.JPG"><img alt="SSME2" class="alignnone size-medium wp-image-8146" height="199" src="http://humasbatam.com/wp-content/uploads/2009/07/SSME2-300x199.jpg" title="SSME2" width="300" /></a><a href="http://humasbatam.com/wp-content/uploads/2009/07/SSME3.JPG"><img alt="SSME3" class="alignnone size-medium wp-image-8147" height="199" src="http://humasbatam.com/wp-content/uploads/2009/07/SSME3-300x199.jpg" title="SSME3" width="300" /></a></div><h6 style="text-align: justify;"><em>(*humas_crew/ttn&nn)</em></h6>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-65502264203482956652011-02-06T22:38:00.000-08:002011-02-06T22:38:38.168-08:00Inilah Cara Membuat Peta Berdasarkan Google Map API 0Jika Anda ingin membuat peta berdasarkan Google Map, seperti contoh di bawah ini, maka sebelumnya Anda harus memiliki akun di <a href="http://www.google.com/accounts">google.com</a>. Nah jika sudah ada, maka masuklah ke <a href="http://code.google.com/apis/maps/signup.html">http://code.google.com/apis/maps/signup.html</a> untuk mendaftar untuk bisa mendapatkan Google Map API. Setelah proses pendaftaran selesai, Anda akan diberikan key yang akan digunakan setiap kali Anda menggunakan google map.<span id="more-945"></span>Untuk penggunaan secara statis mungkin gampang saja. Tinggal cari peta lokasi yang Anda inginkan, copy link di menu Link yang ada dibagian kanan atas dan paste-kan script yang ada di <em><strong>Paste HTML to embed in website</strong></em> ke website/blog Anda. Contoh di bawah ini saya menggunakan script dengan kata kunci <em>Banda Aceh-Indonesia</em>, dan saya memperoleh script:<br />
<code>"<iframe width="425" height="350" frameborder="0" scrolling="no"<br />
marginheight="0" marginwidth="0" src="http://maps.google.com/maps?f=q&amp;source=s_q&amp;hl=en&amp;geocode=&amp;q=Banda+Aceh,+Aceh,+Indonesia&amp;sll=37.0625,-95.677068&amp;sspn=33.984987,79.013672&amp;ie=UTF8&amp;hq=&amp;hnear=Banda+Aceh,+Aceh,+Indonesia&amp;z=12&amp;ll=5.546182,95.319054&amp;output=embed"></iframe><br<br />
/><small><a href="http://maps.google.com/maps?f=q&amp;source=embed&amp;hl=en&amp;geocode=&amp;q=Banda+Aceh,+Aceh,+Indonesia&amp;sll=37.0625,-95.677068&amp;sspn=33.984987,79.013672&amp;ie=UTF8&amp;hq=&amp;hnear=Banda+Aceh,+Aceh,+Indonesia&amp;z=12&amp;ll=5.546182,95.319054"<br />
style="color:#0000FF;text-align:left">View Larger Map</a></small>"code></code><br />
dan hasilnya:<br />
<small><a href="http://maps.google.com/maps?f=q&source=embed&hl=en&geocode=&q=Banda+Aceh,+Aceh,+Indonesia&sll=37.0625,-95.677068&sspn=33.984987,79.013672&ie=UTF8&hq=&hnear=Banda+Aceh,+Aceh,+Indonesia&z=12&ll=5.546182,95.319054" style="color: blue; text-align: left;" target="_blank">View Larger Map</a></small><br />
Tapi jika ingin yang dinamis, misalnya peta yang ditampilkan berdasarkan informasi dari user maka ada baiknya<br />
Anda perhatikan penjelasan dibawah ini :<br />
<em><strong>Pertama,</strong></em> dapatkan lokasi peta berdasarkan koordinat (<em>latitude, longitude</em>) yang Anda masukkan, menggunakan perintah sebagai berikut :<br />
<code>http://maps.google.com/staticmap?center=<strong><latitude>,<longitude></strong>&format=<format>&zoom=<ukuran>&size=<width>x<height>&key=<strong><API_KEY></strong></code><br />
<strong> </strong><br />
<strong>contoh :</strong><br />
<code>http://maps.google.com/staticmap?center=<strong>5.5461820,95.3190540</strong>&format=png&zoom=10&size=340x320&key=<strong>ABQIAAAAXto36qF0RwRfpncFvjUI5RQzfW8Q0BQ_Gq4eRsWLVPNpsALKKBR0RYiKVbvoyajymbD5bSr1GfqJ9w</strong></code><br />
<strong><span style="text-decoration: underline;"><br />
<a href="http://maps.google.com/staticmap?center=5.5461820,95.3190540&format=png&zoom=10&size=340x320&key=ABQIAAAAXto36qF0RwRfpncFvjUI5RQzfW8Q0BQ_Gq4eRsWLVPNpsALKKBR0RYiKVbvoyajymbD5bSr1GfqJ9w" target="_blank">Hasilnya klik disini</a></span></strong><br />
<em><strong>Kedua,</strong></em> bisa mendapatkan lokasi peta berdasarkan nama lokasi yang Anda masukkan kemudian akan diproses google untuk mendapatkan koordinatnya (latitude dan logitude), gunakan perintah sebagai berikut :<br />
<code>http://maps.google.com/maps/geo?q=<location>&output=csv&key=<API_KEY></code>><br />
<span style="text-decoration: underline;"><strong>contoh :</strong></span><br />
<code>http://maps.google.com/maps/geo?q=Banda%20Aceh%20Indonesia&output=csv&key=ABQIAAAAXto36qF0RwRfpncFvjUI5RQzfW8Q0BQ_Gq4eRsWLVPNpsALKKBR0RYiKVbvoyajymbD5bSr1GfqJ9w</code><br />
<strong><a href="http://maps.google.com/maps/geo?q=Banda%20Aceh%20-%20Indonesia&output=csv&key=ABQIAAAAXto36qF0RwRfpncFvjUI5RQzfW8Q0BQ_Gq4eRsWLVPNpsALKKBR0RYiKVbvoyajymbD5bSr1GfqJ9w" target="_blank"><br />
Hasilnya klik disini</a></strong>, yaitu <strong>200,4,5.5461820,95.3190540</strong><br />
Lalu untuk melihat hasilnya masukkan <em>latitude</em> dan <em>longitude</em> ke perintah cara pertama, yaitu:<br />
<code>http://maps.google.com/staticmap?center=<strong>5.5461820,95.3190540</strong>&format=png&zoom=14&size=240x320&key=ABQIAAAAXto36qF0RwRfpncFvjUI5RQzfW8Q0BQ_Gq4eRsWLVPNpsALKKBR0RYiKVbvoyajymbD5bSr1GfqJ9w</code><br />
<span style="text-decoration: underline;"><strong><a href="http://maps.google.com/staticmap?center=5.5461820,95.3190540&format=png&zoom=14&size=240x320&key=ABQIAAAAXto36qF0RwRfpncFvjUI5RQzfW8Q0BQ_Gq4eRsWLVPNpsALKKBR0RYiKVbvoyajymbD5bSr1GfqJ9w" target="_blank">Hasilnya klik disini</a></strong></span><br />
nah, selesai sudah..<br />
<h4>Incoming search terms:</h4><ul><li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="cara membuat peta lokasi">cara membuat peta lokasi</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="membuat peta lokasi">membuat peta lokasi</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="membuat google map">membuat google map</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="cara bikin peta lokasi">cara bikin peta lokasi</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="google map api">google map api</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="cara buat peta lokasi">cara buat peta lokasi</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="cara bikin peta">cara bikin peta</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="cara mendapatkan google map api key code">cara mendapatkan google map api key code</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="CARA MEMBUAT GOOGLE MAP">CARA MEMBUAT GOOGLE MAP</a></li>
<li><a href="http://plik-u.com/?p=945" title="membuat peta lokasi dengan google">membuat peta lokasi dengan google</a></li>
</ul>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-70864865876421029472011-01-17T19:56:00.000-08:002011-01-17T19:56:34.201-08:00LITERATUR IKTIOLOGIIkhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “Ichthyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Dengan demikian Ikhtiology adalah suatui ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya (Buku Diktat Ikhtiology, 1989). Ikan didefenisikan sebagai binatang vertebrata yang berdarah dingin (poikiotherm), hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan kesetimbangan badannya terutama menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan insang (Alamsyah, 1974).<br />
<br />
Secara garis besar ikan yang terdapat di alam tebagi atas dua group yaitu Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki rahang). Kedua group ikan tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes (Buku Penuntun Praktikum Ikthiologi, 2007). Susanto (1994), menyatakan bahwa ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal).<br />
<br />
<br />
<b>IKAN GURAMI</b><br />
Kottelat, et.al., (1993) mengklasifikasikan ikan Gurami ke dalam kelas Pisces, famili Ospronemidae, genus Ospronemus dan spesies Ospronemus gouramy.<br />
<br />
Kottelat et.al.,(1993) menyatakan bahwa ikan gurami memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pipih lebar, dimana tinggi badan lebih ½ kali dari panjang tubuhnya, sirip punggung panjangnya terdiri 12-13 jari-jari keras dan tajam 11-13 jari-jari lemah, sirip dubur 9-11 jari-jari keras dan 9-21 jari-jari lemah, sirip perut 1 jari-jari keras dan 2 diantaranya jari-jari lemahnya memanjang seperti benang yang berfungsi sebagai alat peraba, sirip dada 2 jari-jari keras yang kecil dan 13-14 jari-jari lemah. Gurat sisi sempurna mulai kepala hingga ekor yang terdiri dari 30-33 keping sisik. <br />
<br />
Sitanggang (1987) mengemukakan bahwa ikan gurami termasuk golongan iknan labyrinthici yaitu sebangsa ikan yang memiliki alat pernafasan berupa insang dan insang tambahan (labyrinth). Labyrinth adalah alat pernafasan yang berupa selaput tambahan yang berbentuk tonjolan pada tepi-tepi atas lapisan insang pertama. Pada selaput terdapat pembuluh darah kapiler (zat asam) langsung dari udara dan pernafasannya. <br />
<br />
Sitanggang (1987) mengemukakan bahwa ikan gurami adalah makhluk vegetarian yang hanya mau menyantap makanan yang berasal dari tumbuhan. <br />
<br />
<b>IKAN BAUNG</b><br />
Kottelat et.al., (1993) mengklasifikasikan ikan Baung kedalam phylum Chordata, kelas Pisces, subkelas Teleostei, ordo Ostariophysci, subordo Siluridae, famili Bagridae, genus Mystus, species Mystus nemurus.<br />
<br />
Djuhanda (1981) menyatakan bahwa ikan Baung memiliki 4 sungut peraba dan satu diantaranya panjang sekali terletak pada sudut rahang atas, panjangnya sampai mencapai sirip dubur. Sirip lemah di punggung mempunyai jari-jari keras, satu daripadanya besar dan meruncing menajdi patel. Jumlah jari-jari lunaknya ada 7 buah, sirip dubur memiliki 12-13 jari-jari lunak dan sirip dada memiliki 8-9 jari-jari dan jari-jari keras yang menjadi patel dan kepalanya besar. <br />
<br />
Djajadireja, Satimah, Arifin (1977) menambahkan bentuk badan panjang, tidak bersisik, panjang total 5x tinggi atau 3-3,5 panjang kepala. Badan berwarna kecoklatan, panjang maximum 350 mm. <br />
<br />
Djajadireja (1977) menyatakan bahwa ikan baung hidup di habitat air tawar terutama di derah banjir (lebak lebung). <br />
<br />
<b>IKAN TOMAN</b><br />
Saanin (1986) mengklasifikasikan ikan Toman sebagai berikut kelas Osteichthyes, ordo labyrinthici, subordo Ophiocephaloidei, famili Ophiocephalidae, genus Ophiocephalus dan species Ophiocephalus micropeltes. <br />
<br />
Asmawi (1986) menyatakan bahwa ikan toman memiliki cirri-ciri sebagai berikut : tubuhnya ditutupi oleh sisik yang berwarna biru kehitam-hitaman pada bagian punggung dan bagian perut berwarna putih cerah , pada ikan Toman muda disepanjang tubuhnya terdapat 2 garis hitam yang membujur, tapi pada ikan yang sudah tua kedua garis tersebut hilang.<br />
<br />
<b>IKAN MOTAN</b><br />
Menurut DJUHANDA (1989), ikan Motan tergolong famili Cyprimidae, ukuran panjang tubuhnya lebih besar dari pada tinggi tubuhnya, bentuknya bilateral simetris, mulutnya terletak di ujung depan kepala atau agak ke bawah, moncongnya dapat ditonjolkan ke depan dan mempunyai gelembung renang yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil dari pada bagian depan.<br />
<br />
Ikan Motan di klasifikasikan kedalam kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Cypriniformes (Kottelat et al, 1993) atau Ostariophysi (Saanin, 1984) sub ordo Cyprinoidea, famili Cyprinidae, genus Thynnichthys dan spesies Thynnichthys polylepis (Kottelat et al, 1993) atau Thynnichthys polylepis, (Saanin, 1984). <br />
<br />
Ikan motan mempunyai ciri morfologis sbb: Kepala meruncing, overculum mempunyai kelopak yang besar, mulut dianterior dan kecil, tidak ada bibir atas dan rahang bawah, mempunyai lipatan bibir yang kecil pada sudut rahang. Garis rusuk lurus dan memanjang ketengah-tengah ekor. Sirip dorsal kecil dan terletak sejajar dengan sirip ventral. Tidak mempunyai lebih dari 8 ruji bercabang. Tidak ada sisir insang dan lamna insang panjang, tidak ada pseudobrranchia (Mohsin dan Ambak,1992). Menurut (Saanin, 1984), ikan ini dikenal juga dengan nama Kendie, Menangin, Lambak, Ringan, Lumoh dan Pingan. Di Palembang, ikan ini di namakan Damaian / Lumopoko dan di Kalimantan disebut Ketup atau bau ketup (Subardja et al,1995).<br />
<br />
<b>IKAN TAMBAKAN</b><br />
Ikan Tambakan Klasifikasinya, Phylum: Chordata, Sub Phylum: Craniata, Sub Klas: Gnathostomata, Klas: Pisces, Sub Klas: Teleostei, Ordo: Labirinthia, Sub Ordo: Anabontaidei, Famili: Anabontaidea, Genus: Holostoma dan spesies: Helostoma teminck, (Saanin, 1986).<br />
<br />
<br />
Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) Bentuk mulut proctractile yaitu mullut dapat disembulkan, celah mulut horizintal sangat kecil, rahang atas dan bawah sama, bibir tebal dan mempunyai deretan gigi yang ujungnya tajam (Susanto, 1997).<br />
<br />
Ikan tambakan menyukai keadaan yang sedikit agak hangat yang biasanya terletak pada ketinggian 150 – 750 meter dari permukaan laut. Kisaran temperatur 25 – 30 derajat celsius dan pH netral ( SUSANTO, 1984)<br />
<br />
<br />
<b>IKAN GABUS</b><br />
Saanin (1984), Ikan gabus diklasifikasikan kedalam ordo Labyrintichi, family Ophiocephaloidae, genus Channa, Spesies Channa striata.<br />
<br />
Ikan Gabus (Channa striata) merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi. Ikan ini sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua pasar (Cahyono, 2000). <br />
<br />
DJUHANDA (1981), mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata) memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45 jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27 jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17 jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm.<br />
<br />
(Suyanto, 1993) Sama halnya dengan lele dumbo, lokal pun dikaruniai alat pernafasan tambahan disebut arborescent organ. Maka wajar jika ia dapat mengambil/ menghirup oksigen langsung dari udara dengan bergerak vertikal. <br />
<br />
Ikan Gabus (Channa striata) merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi. Ikan ini sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua pasar (Cahyono, 2000). <br />
<br />
Kottelat et al (1993), Menyebutkan bahwa ikan gabus mempunayai warna gelap dan seluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik. Di bagian dadanya kulit tubuhnya berwarna putih. <br />
<br />
<br />
<b>IKAN PEPETEK</b><br />
Ikan pepetek (Leiognathus dussummieri), tergolong pada keluarga leiognathidae yang masih berkerabat dengan keluarga Carangiadae. Jenis ini merupakan jenis ikan yang kecil, Panjang tubuhnya tidak lebih dari 15 cm, Badanya tinggi dan bentuknya pipih. Daging dari jenis ini tidak begitu banyak, (Djuhanda, 1981).<br />
<br />
<b>IKAN SENANGIN</b><br />
Menurut Kriswantoro dan Sunyoto (1986), nama lain Ikan Senangin di Inggris adalah Giant threadfin (tasselfish), Indian Salmon. Di Indonesia disebut Kurau (Jabar), Baling, Kuro (Jawa), Laceh (Madura), Senangin (Sumatra), Selangih (Sumatra Timur), dan Tikus-Tikus (Ambon).<br />
<br />
Ikan Senangin (Polynemus tetradactylus ) diklasifikasikan kedalam ordo Percesoces, famili Polynemidae, genus Polynemus, spesies Polynemus tetradactylus, Ikan Senangin mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: bentuk mulut non proctractile, ukuran mulut lebar, posisi mulut didepan bola mata, ukuran bibir tipis dan tidak memiliki sungut.<br />
<br />
Siregar (1979), mengatakan bahwa ikan senangin adalah ikan dengan badan yang panjang dan sedikit gepeng. Tubuh ditutupi oleh sisik yang besar-besar. Sedangkan tutup insang, moncong dan bagian sirip ditutupi oleh sisik yang halus<br />
<br />
<b>IKAN SARDIN</b><br />
Menurut Saanin (1995) mengklasifikaikan ikan sardin berdasarkan sistem bleeker yatu:phylum chordata, kelas piscas, sub kelas teleostei, ordo percomorfes, sub ordo combroidea, famili serranidae, genus Sardinella, spesies Sardinella sirin.<br />
<br />
Bentuk badan memanjang, perut agak bulat dengan sisik duri (16-18) + (12-14). Awal sirip punggung sedikit kemuka dari pertengahan badan, lebih dekat kearah moncong daripada kebatang sirip ekor. Sirip punggung berjari-jari lemah 15-18, sedang sirip duburnya 18-20. Terdapat sirip tambahan pada sirip perutnya. Tapisan insang halus berjumlah 36-42 pada bagian bawah busur insang pertama. Hidup di perairan pantai, lepas pantai. Pemakan plankton halus, dapat mencapai panjang 23 cm, umumnya 17-18 cm. Warna tubuh biru kehijauan, putih perak bagian bawah, gelap bagian atas badan. Direktorat (1979).<br />
<br />
Ikan Sardin (Sardinella sirin). Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang rendah. Merupakan ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora, selain suka melahap tumbuhan air, ia juga suka memakan udang atau ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air lainnya. Djuhanda, (1981).<br />
<br />
Ikan Sarden memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang , Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan sisi bawah bola mata, tubuh berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk sempurna dan terletak dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip dada dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor berbentuk bulan sabit Saanin (1986).<br />
<br />
<b>IKAN PANTAU</b><br />
Ikan Pantau (Rasbora borneesis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak berbahaya (SAANIN, 1968).<br />
<br />
<b>IKAN KAPIEK</b><br />
Ikan Kapiek menurut (PULUNGAN, 2000) Adalah moncong menonjol kedepan dan tumpul,kepalah bersegi tidak bersisik mata di bawah garis segi, mulut sub terminal, pada rahang atasa terdapat dua lipatan bibir, pada rahang bawah terdapat satu lipatan bibir, bibir luar rahang atas di sudut mulut menutupi lipatan bibir bawah, pada pertemuan lipatan bibir atas terdapat sungut pendek di atas bibir atas terdapat sungut pendek dan kecil, permukaan kepalah licin, garis rusuk sempurna 34-36 sisik.bentuk tubuh gepeng dan badannya tinggi, warna tubuh putih seperti perak dan punggung abu-abu kecoklatan dan perutnya putih mengkilat (DJUHANDA, 1981).<br />
<br />
Ikan kapiek bentuk tubuh gepeng dan berbadan tinggi. Warna tubuh putih seperti petak dengan punggungyang abu-abukecoklatan dan perutnya putih mengkilat jumlah gurat sisiada 35-36 keping. Gurat sisi sempurna, sirip punggung merah dengan bercak kehitaman. Pada ujungnya, sirip dadqa dan perut berwarna nmerah, sirip ekor berwarma orange atau merah dengan pinggiran garis hitam atau putihsepanjang cuping sirip ekor. (SAANIN 1984)<br />
<br />
<b>IKAN KEMBUNG LAKI-LAKI</b><br />
SAANIN (1968). Dalam tasoknomi mengklasifikasikan ikan kembung laki-laki (Scomber canagorta) sebagai Ordo Scombriformes, famili Scombridae, genus Scomber, dan spesiesnya adalah (Scomber canagorta) . Ikan kembung laki-laki tergolong ikan pelagik yang menghendaki perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan ini suka hidup secara bergerombol, kebiasaan makanan adalah memakan plankton besar/kasar, Copepode atau Crustacea (KRISWANTORO dan SUNYOTO, 1986).<br />
<br />
DJUHANDA ( 1981). Ikan kembung laki-laki (Rasterliger branchysoma) termasuk kedalam kelas Condrichthyes yang memmiliki rahang, tubuh bilateral simetris, muliutnya terminal, dan memiliki tutup insang, Ikan kembung laki-laki (Rasterliger branchysoma) juga memilikiliniea lateralis, rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah (dirhinous), bersisik dan tidak memiliki sunngut. Ikan kembung laki-laki (Rasterliger branchysoma)juga memiliki sirip punggung I,II sirip perut, pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak.<br />
<br />
<b>IKAN NILEM/PAWEH</b><br />
Ikan Nilem /Paweh (Osteochilus hasselti) bentuk tubuh hampir serupah dengan ikan mas, hanya kepalah relatif kecil, pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuh ikan ini hijau abu-abuan, dan hidup di perairan yang jernih, makanan berupa tumbuhan.sirip punggung dari ikan nilem ini di sokong jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagakbentuknya simetris. Sirip dubur di sokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak,sirip perut di sokong 1 jari-jari keras dan 8 jari lunak, sirip dada di sokong 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Di indonesia ikan ini terdapat di jawa, sumatra, dan kalimantan di luar indonesia terdapat di malaysia dan siam. (DJUHANDA, 1981).<br />
<br />
<b>IKAN BARAU</b><br />
Ikan Barau (Hampala macrolepidota) bentuk tubuhnya hampir sama dengan ikan mas, tetepi jika kita perhatikan baik-baik ikan barau ini bentuknya lebih ramping dan lebih lansing, moncong lebih tirus dan di sudut mulutnya ada satu pasang sungut peraba, ikan ini adalah ikan pemangsa ikan kecil, juga suka memakan hewan-hewan lain, seperti udang, ketam, dan serangga.warna tubuh putih keperakan punggung bewarna gelap, pinggir badan dan perutnya bewarna lebih cerah, sirip-sirip bewarna kuning.pinggiran depan dari sirip punggung dan pinggiran luar dari sirip ekor bewarna hitam. Dari ujung depan pangkal sirip punggung berjalan garis hitam yang tebal melintang menujuh pangkal sirip ekor (DJUHANDA, 1981) <br />
<br />
PULUNGAN (1987) mengemukakan bahwa jenis-jenis ikan dari famili siluridae merupakan air tawar yang pada umumnya menghuni perairan sungai, anak-anak sungai maupun danau-danau ukuran kecil (bekas aliran sungai) dan sangat bersembunyi disela-sela daun tanaman air yang terdapat disekitar tempat hidupnya. Ikan ini yang bernilai ekonomis ikan ini banyak sekali terdapat disungai-sungai bentuknya berpariasi dan bahkan dijadikan ikan hias.<br />
<br />
<b>IKAN TERI</b><br />
Ikan Teri (Stolephorus commersoni) tubuhnya ramping kecil, panjang kurang dari 12 meter, mulutnya lebar sampai lewat belakang mata , rahang bawah lebih pendek dari pada rahan atas, moncongnya tumpul.sirip dubur dimulai dari tepat di bawah belakang dari sirip punggung,. Jenis ikan teri ini umumnya hidup di dekat pantai, tetapi pula yang masuk ke muara –muara sungai di air payau, kebanyakan ikan teri hidup dalam bergerombolan sangat besar. Sebetulnya banyak sekali nama ikan teri ini atau spesiesnya, ikan teri ini memmpunyai ari yang besar dalam perdagang indonesia dan bernilai ekonomis (DJUHANDA ,1981)<br />
<br />
<b>IKAN SELAR</b><br />
Ikan selar tetengkek (caranx rottleri) selain mempunyai sirip tambahan dari sirip dubur dan sirip punggung bagian belakangnya, juga mempunyai tanda khas yang merupakan sisik besar,dan berduri pada gurat sisinya, melebar keatas dan kebawah badan. Ikan ini di dapat jauh ketengah-tengah lautan, tetapi anak-anaknya sering terdapat di muara-muara sungai yang besar.panjang tubuh ikan ini mencapai 40 cm lebih. Ikan seperti ini terdapat di seluruh daerah indo-pasifik (DJUHANDA, 1981)<br />
<br />
<b>IKAN PUYUH</b><br />
Ikan puyuh (Anabas testudineus)adalah ikan air tawar yang termasuk kedalam Kelas Teleufei,Ordo Labyrinthisi (SAANIN 1984) , Atau perciformes (KOTTELAT et al, 1993).Famili Anabantidae, Genus anabas, Pol dan Species Anabas tustidineus (KOTTELAT et al, 1993). <br />
<br />
Ikan puyuh termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces, Ordo Labyrinthisi, Famili Anabantidae, Genus Anabas dan Spesies Anabas testudineus(SAANIN, 1968).<br />
<br />
<b>IKAN NILA</b><br />
Djarijah (1995) mengklasifikasikan ikan Nila sebagai berikut : Phylum Chordata, Subphylum Vertebtara, Klass Osteichtyes, Subklass Achanthoptherigi, Ordo Percopmorpa, Subordo Perciodea, Family Chiclidea, Genus Oreochromis, dan Spesies Oreochromis niloticus. <br />
<br />
Ikan Nila bersifat omnivora tapi cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari Plankton, Tumbuh-tumbuhan hakus, dedak tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan lain sebagainya ( Asmawi, 1986). <br />
<br />
<b>IKAN SEBELAH</b><br />
Ikan sebelah (Psettodes erumeri) memiliki klasifikasi yaitu: Ordo: Heterosomata, Famili: Psettodidae, Genus: Psettodes, Spesies: Psettodes erumeri. Ikan sebelah merupakan ikan yang tergolong ke dalam kelompok ikan yang memiliki tubuh non bilateral simetris, karena apabila tubuh ikan ini dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak mencerminkan bagian yang sebelah kiri. Ikan ini memiliki bentuk tubuh pipih mendatar.memiliki rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak dari tubuhnya hampir sama. Ikan-ikan ini di iIndonesia tidak begitu ekonomis disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan jumlahnya tidak banyak (Djuhanda, 1981).<br />
<br />
<b>IKAN SEPAT RAWA</b><br />
Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) memiliki ciri-ciri bentuk tubuhnya seperti ikan sepat siam yaitu tubuhnya pipih, kepalanya mirip dengan ikan gurami muda yaitu lancip. Panjang tubuhnya tidak dapat lebih besar dari 15 cm, permulaan sirip punggung terdapat di atas bagian yang lemah dari sirip dubur. Pada tubuhnya ada dua bulatan hitam, satu di tengah-tengah dan satu di pangkal sirip ekor. Sirip ekor terbagi ke adalan dua lekukan yang dangkal. (Haridiwiyoto, 1993). <br />
<br />
Dan Ikan Sepat Rawa memiliki permulaan sirip punggung atas yang lemah dari sirip duburnya. A. XI – X (XII). 33-38. bagian kepala dibelakang mata dua kali lebih dari permulaan sirip punggung di atas bagian berjari-jari keras dari sirip dubur ( Saanin, 1968).<br />
<br />
<b>IKAN KAPAS-KAPAS</b><br />
Saanin (1984) mengungkapkan klasifikasi ikan kapas-kapas dengan ordo Percomorphi, familli Leiognathidae, genus Geres dan Species Geres punctatus. Kemudian Hasibuan (1998) juga menyatakan ikan kapas-kapas merupakan kelompok ikan yang memiliki ukuean tubuh yang relatif kecil, bentuk tubuh pipih dan kepala meruncing, dengan mulut yang agak runcing kedepan.<br />
<br />
<b>IKAN BANDENG</b><br />
Ikan bandeng Menurut Djuhanda (1981) mempunyai tubuh yang ramping dan ditutupi oleh sisik dengan jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak. Mulut sedang dan non protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan tidak memiliki sungut.<br />
<br />
<b>IKAN SELAR KUNING</b><br />
Menurut Alamsyah (1974), ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis) termasuk dalam ordo: Percomorphi, familiy: Carangidae, genus: Caranx dan spesies: caranx leptolepis. Mempunyai bentuk tubuh seperti torpedo, sirip ekor bercagak, , habitat di laut.<br />
<br />
<b>IKAN MERAH</b><br />
Menurut Saanin (1984), mengklasifikasikan ikan Merah dalam ordo: Percomorphi, family: Lucanidae, genus: Lucanus dan spesies: Lutianus erythropterus. Dengan ciri-ciri kepala tumpul dan ekor berlekuk, tubuh berwarna merah agak keputihan<br />
<br />
Ikan merah (Lutjanus eryptropterus) adalah ikan yang berada di perairan luat.bentuk tubuh bilateral simetris dengan klasifikasinya adalah Ordo Percomorphi, Famili Lucanidae, Genus lutjanus, Spesies Lutjanus eryptropterus. Pada ikan merah mulutnya besar, dapat disembulkan kedepan, ujung belakang dari rahang atas terletak dibawah sudut dari depan bola mata. Ikan merah ini mempunyai empat buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan ekor. Warna sirip tersebut bewarna merah kelam (DJUHANDA, 1981).<br />
<br />
<b>IKAN KERAPU MACAN</b><br />
LAGLER et al. dalam ANONIMOUS (1998) Ikan kerapu macan (Ephinephelus lauvina) adalah ikan yang termasuk kedalam Fanili serranidae. Ikan ini mempunyai sifat hermaprodite protoginous yaitu pada perkembangan mencapai dewasa (matang gonat) berjenis kelamin betina dan akan berubah kelamin jantan setelah dewasa.ikan kerapu macan termasuk kedalam Ordo Percomorphi, Famili serranidae, Genus ephinephelus, Spesies (Ephinephelus lauvina)<br />
<br />
<b>IKAN TENGGIRI.</b><br />
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu jenis ikn yang banyak terdapat di Propinsi Riau dari hasil utama bagi para nelayan. Secara fisik ikan tenggiri mempunyai dua jenis daging yaitu daging merah (gelap) dan daging putih (terang), sedangkan secara kimia daging merah banyak mengandung lemak, glikogen dan vitamin dan untuk daging putih banyak terdapat protein (HASAN, 1984).<br />
<br />
Ikan tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae yang mempunyai bentuk memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik kecuali sisik-sisk pada gurat sisi yang kecil-kecil, sirip pungung ada dua, letaknay berdekatan sekali yang depan disokong oleh jari-jari keras yang lemah sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-4 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama besar nya dengan sirip punggung yang belakang, dan disebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10 buah, sama seperti pada sirp punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua ujung sirip-siripnya yang panjang. Mulut nya lebar, rahang atas dan rahang bawah begerigi tajam dan kuat, langit-langit bergigi kecil-kecil. Warna punggungnya kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan perut beawarna seperti perak. Jenis ikan ini tergolong pada ikan yang besar, panjang tubuhnya dapat sampai 150 cm (DJUHANDA, 1981).<br />
<br />
Ikan ini termasuk ikan perenang tercepat dan juga termasuk ikan buas, predator dan karnivor. Penyebarannya terdapat di laut Merah, dekat pantai Timur Afrika, Laut-laut India, Malaysia, Indonesia dan sekitarnya yang banyak disukai orang-orang dan dipasar selain dijual segar banyak jua yang diasin dan dipindang bahkan ada yang dibuat empek-empek dan kerupuk karena dagingnya yang begitu halus dan gurih.<br />
<br />
<br />
<b>IKAN BIJI NANGKA</b><br />
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) tergolong kedalam keluarga mugilidae, bentuk tubuhnya hampir sama dengan ikan merah,. Kedua macam keluarga ini mempunyai banyak sifat-sifat yang sama, hanya ada sedikit perbedaan, yaitu pembagian sirip punggung bagian depan dengan bagian belakang tidak jelas. Gigi-gigi pada rahang runcing-runcing dan tersebar merata. Sirip punggung dan sirip anus bersisik sedikit, mulutnya besar, dapat disembulkan ke muka, ujung belakang dari rahang atas terletak dibawah sudut depan dari mata. Keping tulang lengkung insang depan berlekuk. Sirip ekor berlekuk, sirip dada tidak lebih panjang dari kepala. Sirip dubur memiliki tiga jari-jari keras, dan jumlah jari-jari keras ada antara 7-9. Sirip punggung mempunyai 10 jari-jari keras dan 13 jari-jari lunak. Linnea lateralisnya berlekuk keatas dan pada bagian bawah kepala didekat tenggorakan terdapat sepasang sungut (Djuhanda, 1981).<br />
<br />
<br />
<b>IKAN BAWAL HITAM</b><br />
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) tergolong pada keluarga Stromatidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae. Bentuk tubuhnya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan ini tubuhnya berwarna hitam, sirip punggung hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44 jari-jari lunak. Sirip dubur besarnya hampir sama dengan sirip punggung, disokong oleh 3 jari-jari keras dan 35-39 jai-jari lunak. Sirip dada mempunyai 22 jari-jari lunak, bentuknya melengkung dengan ujung-ujungnya yang tirus dan pangkalnya yang kuat dan lebar. Sirip perut tidak ada. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam, pangkal sirip ekor bulat kecil. Gurat sisi dibangunkan oleh sisik-sisik yang lebih besar dari pada sisik-sisik yang lainnya dari tubuh. Kalau di lihat dari bentuk sirip dada, pangkal siripekor danstruktur gurat sisi, iakn ini mempunyai persamaan dengan ikan-ikan dari keluarga Carangidae.<br />
<br />
Ikan Bawal hitam dapat berenang dalam posisi miring seperti ikan Sebelah. Panjang tubuhnya dapat mencapai 60 cm, dagingnya baik sebagai bahan makanan, dan mempunyai pasaran yang baik. Ikan ini tidak banyak terdapat di dekat-dekat muara sungai, biasanya bergerombol banyak di tengah-tengah lautan. Jenis ikan-ikan ini terdapat di laulaut India, Indonesia, Malaysia, dan Cina. (T. Djuhanda, 1981).<br />
<br />
Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan Carangidae. Bentuk badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk belah ketupat . Ikan Bawal ini merupakan herbivora yang cendrung bersifat omnivora, selain suka melalap tumbuhan ia juga suka memakan udang ataupun ikan-ikan kecil dan hewan lainnya (Tatang, 1981) .<br />
<br />
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini termasuk ikan ekonomis yang banyak dijual dipasar-pasar (Saanin, 1984) <br />
<br />
<b>IKAN PATIN</b><br />
Jambal siam (patin) terklasifikasikan dalam ordo <br />
Ostariophyri, sub ordo Siluroide, famili Pangasidae, genus Pangasius, spesies Pangsius sutchi. (Saanin, 1984). Ikan Jambal siam termasuk ke dalam genus Pangasius dan famili Pangasidae (Robert and Vidthayanon, 1991). Morfologi ikan Jambal siam mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal,dan dilengkapi dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat garis lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dengan garis hitam ditengah. Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm. (Sumantadinata, 1993)<br />
<br />
<b>IKAN TONGKOL</b><br />
Ikan tongkol terklasifikasi dalam ordo Goboioida, family Scombridae, genus Euthynnus, spesies Euthynnus pelamis .Ikan tongkol masih tergolong pada ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet. (T. Djuhanda, 1981).<br />
<br />
<b>IKAN ALU-ALU</b><br />
Ikan alu-alu terklarifikasi dalam phylum Chordate, kelas Pisces, ordo Perciformes, family Sphyraenidae, genus Sphyraena, species Sphyraena jello. Bentuk tubuhnya bulat panjang dengan kepalanya menirus kebagian moncong, mulutnya lebar, rahang bawah lebih panjang dari pada rahang atas. kedua rahang serta langit-langit mempunyai gigi yan relatif besar dan tajam, badan dan kepala pada pipi dan tutup insang ditutupi dengan sisik-sisik kecil, pinggir tubuh dan perutnya berwarna perak dan mengkilat, tetapi punggungnya berwrna hijau abu-abu, mempunyai dua sirip punggung yang di depan seluruhnya disokong oleh jari-jari keras dan sebanyak lima buah, dan yang belakang hanya mempunyai satu jari-jari keras dan sebanyak sembilan jari-jari lunak, sirip ekor bercagak, berlekuk dua dan mempunyai 17 jari-jari lunak, sirip dubur mempunyai satu jari-jari keras dan 8-9 jari-jari lunak, sirip dada letaknya lebih ke bawah, biasanya hidup di laut tropis dan sub tropis. (T. Djuhanda, 1981).<br />
<br />
<b>IKAN HIU</b><br />
Ikan Hiu (Carcharias menissorah), terklasifikasi dalam phylum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Elasmobranchii, ordo Selachi, famili Carcharidae, genus Carcharias, dan spesies Carcharias menissorah. Ciri-ciri ikan hiu berhabitat di perairan laut di sekitar gosong-gosong karang dan di depan muara sungai, memiliki satu gigi runcing, memiliki bentuk tubuh bilateral simetris yang sagitiform, mulut superior, dan memiliki lima kantung insang. Hiu jenis ini panjang tubuhnya tidak dapat melebihi dari 1 meter. (T. Djuhanda, 1981)<br />
<br />
<b>IKAN SELAR COMO</b><br />
Ikan Selar como (Caranx mate), tergolong pada keluarga Carangidae. Tubuh ikan-ikan dari keluarga ini bentuknya ada yang sedikit gepeng, ada yang lonjong, dan ada juga yang tinggi. Pangkal ekor kecil, bentuknya bulat panjang. Biasanya mempunyai sisik-sisik kecil tipis dari jenis sikloid, atau ada juga yang tidak bersisik. Gurat sisi sempurna, pada bagian depan melengkug ke atas, pada bagian belakang melurus sampai di ujung ekor. Ada segolongan ikan-ikan dari keluarga Carangidae yang mempuntai sisik-sisik gurat sisi yang besar-besar dan pada pinggiran belakangnya seolah-olah merupakan duri. Gigi-gigi terdapat pada rahang-rahang, lidah dan langit-langit, bentuknya halus dan kecil-kecil. Sirip punggung ada dua yang terpisah secara jelas, yang depan disokong oleh jari-jari keras saja, sedangkan yang belakang mempunyai satu atau beberapa jari-jari keras saja dan banyak jari-jari lunak. Pada beberapa jenis terdapat sirip tambahan pada sirip punggung dan sirip duburnya bagian belakang sekali, yang merupakan jari-jari sirip lunak yang lepas-lepas dan membentuk sirip kecil-kecil. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang sangat dalam. Sirip duburnya lebar dan panjang, sama besarnya dengn sirip punggung bagaian belakang. Sirip perut terletak tepat di bawah sirip dada dan sirip dadanya besar dan kuat, terletak lebih ke bawah. Bentuk sirip dada pinggiran depannya melengkung ciut ke ujung dengan bagaian pangkalnya yang kuat dan lebar. (T. Djuhanda, 1981).<br />
<br />
<b>IKAN JUARO</b><br />
Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon) termasuk ke dalam keluarga Pangasidae (SAANIN, 1984). Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam (KOTTELAT et al, 1993). Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (SOETIKNO dalam HENNYWATI, 1998).<br />
<br />
<b>IKAN SELAIS</b><br />
Ikan selais kryptopterus apogon Blkr, atau lebih dikenal dengan nama Selais Panjang Lampung merupakan salah satu bagian potensi perairan Riau. Ikan ini masih tergolong ikan air tawar yang hidup secara liar, namun demikian ikan ini mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting. Ikan ini telah menjadi jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat.<br />
<br />
<br />
<b>IKAN LELE DUMBO</b><br />
Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus) termasuk kedalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias gariepinus (SUYANTO, 2002). Pada mulanya nama ilmiah ikan Lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus. Pengganti nama ini berdasarkan atas sifat-sifat induk jantan yang dominan diturunkan kepada anaknya. Dari hasil penyilangan itu ternyata keturunan ikan Lele yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat yang unggul (SUYANTO, 1992). <br />
<br />
WEBER DAN BEAUFORT (1992), serta SAANIN (1984) Mengklasifikasikan Ikan Gabus (Channa striata) dalam kelas Osteichthyes, ordo Labirinthici, Sub Ordo Ophiochepaloide, famili Ophiocephilidae, dan genus Ophiochepalus serta spesies Ophiochepalus striatus. <br />
<br />
Menurut VIVIEW et al (1985) bahwa cirri-ciri ikan lele dumbo mempunyai kulit yang tidak bersisik (licin), berwarna gelap pada bagian punggung dan sisi tubuh.bila dalam keadaan stress kulitnya seperti mosaic berwarna gelap dan tolol putih (terang).Mulut lebar sehingga memakan mangsannya yang panjangnyaseperempat panjang tubuh ikan lele dumbo. Disekitar tubuhnya terdapat delapan buah sungut yang berfungsi sebagai peraba.<br />
<br />
<b>IKAN LAYUR</b><br />
Ikan Layur (Trychiurus savala) tergolong kepada keluarga Trichiuridae, bentuk tubuh panjang gepeng, ekornya panjang seperti pecut. Kulitnya tidak bersisik, warnanya memutih keperak-perakkan sedikit kuning. Sirip punggungnnya satu, dimulai dari belakang kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-jari sirip lunaknya antara 140-150 buah. Sirip ekor tidak tumbuh, sirip dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas. Tidak mempunyai sirip perut dan ikan ini bersifat karnivor, (Djuhanda, 1981).<br />
<br />
<b>IKAN OMPOK</b><br />
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus) merupakan ikan air tawar yang tergolong kedalam Famili Siluridae. Jenis-jenis ikan ini sudah dikenali sebagian masyakat yang berada dikawsan Sunda plat. Akan tetapi nama yang diberikan kepada ikan selai sangat berfariasi dengan asal dimana jemnis-jenis Ikan Ompok ini di dapat (Pulungan, 1985).<br />
<br />
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis, Ompok hypopthalmus kepalanya pnjang 4,6-5,3 kali lebih pendek dari panjang standar,sungut-sungutnya memendek , kira-kira sampai setengah atau sepanjang diameter mata,sirip dada jauh lebih pendek dari peda kepala, rahang bawah meruncing melampaui rahang atas, ketika mulut ditutupi sirip punggung tidak terdapat (Weber dan Debeaufort, 1916; Saanin, 1984; Kottelat et al, 1993).<br />
Ikan Ompok danau merupakan salah satu jenis ikan selais yang ada di Riau dan termasuk jenis ikan air tawar yang hidup di sungai, anak sungai dan danau (oxbow lake) yang terdapat disekitar aliran sungai utama di daerah Riau (Pulungan et al, 1985).PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-72972034349195557182011-01-17T19:47:00.000-08:002011-01-17T19:48:17.446-08:00SUNGAI<b>Sungai</b> merupakan jalan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a> alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain.<br />
Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan" title="Hujan">hujan</a> yang turun di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Daratan&action=edit&redlink=1" title="Daratan (halaman belum tersedia)">daratan</a> untuk mengalir ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut" title="Laut">laut</a> atau tampungan air yang besar seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau" title="Danau">danau</a>. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_air" title="Mata air">mata air</a> yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.<br />
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sundai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertantu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.<br />
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi" title="Irigasi">irigasi</a> pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> saat ini terdapat 5.950 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_aliran_sungai" title="Daerah aliran sungai">daerah aliran sungai</a> (DAS).<br />
Ditinjau dari konsep <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekohidrologi&action=edit&redlink=1" title="Ekohidrologi (halaman belum tersedia)">ekohidrologi</a> pada kesepakatan dunia pada <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=KTT_Bumi&action=edit&redlink=1" title="KTT Bumi (halaman belum tersedia)">KTT Bumi</a> (<i>Earth Summit</i>) di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Johannesburg" title="Johannesburg">Johannesburg</a> pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/September" title="September">September</a> 2002 <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sodetan_sungai&action=edit&redlink=1" title="Sodetan sungai (halaman belum tersedia)">sodetan sungai</a> (<i>river diversion</i>) digolongkan sebagai pembangunan berkelanjutan.<br />
<br />
<br />
<u><b>JENIS SUNGAI</b></u> <br />
Sungai menurut jumlah airnya dibedakan :<br />
<ol><li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_permanen" title="Sungai permanen">sungai permanen</a> - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_periodik" title="Sungai periodik">sungai periodik</a> - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_intermittent" title="Sungai intermittent">sungai intermittent</a> atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_ephemeral" title="Sungai ephemeral">sungai ephemeral</a> - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.</li>
</ol>Sungai menurut genetiknya dibedakan :<br />
<ol><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_konsekwen&action=edit&redlink=1" title="Sungai konsekwen (halaman belum tersedia)">sungai konsekwen</a> yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_subsekwen&action=edit&redlink=1" title="Sungai subsekwen (halaman belum tersedia)">sungai subsekwen</a> yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_obsekwen&action=edit&redlink=1" title="Sungai obsekwen (halaman belum tersedia)">sungai obsekwen</a> yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_insekwen&action=edit&redlink=1" title="Sungai insekwen (halaman belum tersedia)">sungai insekwen</a> yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_resekwen&action=edit&redlink=1" title="Sungai resekwen (halaman belum tersedia)">sungai resekwen</a> yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen</li>
</ol><br />
<u><b>MANAJEMEN SUNGAI</b></u><br />
Sungai seringkali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau mengurangi dampak negatifnya terhadap kegiatan manusia.<br />
<ol><li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bendung" title="Bendung">Bendung</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan" title="Bendungan">Bendungan</a> dibangun untuk mengontrol aliran, menyimpan air atau menghasilkan energi.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggul" title="Tanggul">Tanggul</a> dibuat untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran banjirnya.</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanal" title="Kanal">Kanal</a>-kanal dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air maupun navigasi</li>
<li>Badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Navigasi" title="Navigasi">navigasi</a> atau diluruskan untuk meningkatkan rerata aliran.</li>
</ol>Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan karena sungai cenderung untuk mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat akibatnya. Keuntungan yang dicari dalam manajemen sungai seringkali "impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis yang dikeluarkan dalam mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan. Sebagai contoh, di beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam kanal-kanal sehingga dataran banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan. Banjir dapat menggenangi pola pembangunan tersebut sehingga dibutuhkan biaya tinggi dan seringkali makan korban jiwa.<br />
Banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena sungai termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi, menetap, dan budidaya tambak, burung-burung, serta beberapa jenis <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mamalia" title="Mamalia">mamalia</a>.<br />
<br />
<u><b>DAFTAR SUNGAI-SUNGAI DI INDONESIA</b></u><br />
<h3><span class="mw-headline" id="Sumatera_Utara">Sumatera Utara</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Angkola&action=edit&redlink=1" title="Sungai Angkola (halaman belum tersedia)">Sungai Angkola</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Asahan" title="Sungai Asahan">Sungai Asahan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Batanggadis&action=edit&redlink=1" title="Sungai Batanggadis (halaman belum tersedia)">Sungai Batanggadis</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Belawan" title="Sungai Belawan">Sungai Belawan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Batang_Toru&action=edit&redlink=1" title="Sungai Batang Toru (halaman belum tersedia)">Sungai Batang Toru</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Besitang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Besitang (halaman belum tersedia)">Sungai Besitang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Nalipang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Nalipang (halaman belum tersedia)">Sungai Nalipang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sarkam&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sarkam (halaman belum tersedia)">Sungai Sarkam</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sibundung&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sibundung (halaman belum tersedia)">Sungai Sibundung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Singkuang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Singkuang (halaman belum tersedia)">Sungai Singkuang</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Wampu" title="Sungai Wampu">Sungai Wampu</a></li>
</ul><h3><span class="mw-headline" id="Riau">Riau</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bangko&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bangko (halaman belum tersedia)">Sungai Bangko</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Gaung&action=edit&redlink=1" title="Sungai Gaung (halaman belum tersedia)">Sungai Gaung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kampar_Kanan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kampar Kanan (halaman belum tersedia)">Sungai Kampar Kanan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kampar_Kiri&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kampar Kiri (halaman belum tersedia)">Sungai Kampar Kiri</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ketanan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ketanan (halaman belum tersedia)">Sungai Ketanan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kuantan/Indragiri&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kuantan/Indragiri (halaman belum tersedia)">Sungai Kuantan/Indragiri</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Reteh&action=edit&redlink=1" title="Sungai Reteh (halaman belum tersedia)">Sungai Reteh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Rokan_Kanan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Rokan Kanan (halaman belum tersedia)">Sungai Rokan Kanan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Rokan_Kiri&action=edit&redlink=1" title="Sungai Rokan Kiri (halaman belum tersedia)">Sungai Rokan Kiri</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Siak" title="Sungai Siak">Sungai Siak</a></li>
</ul><br />
<h3><span class="mw-headline" id="Bali"> </span><span class="mw-headline" id="Bali">Bali</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tukad_Ayung&action=edit&redlink=1" title="Tukad Ayung (halaman belum tersedia)">Tukad Ayung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bubuh&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bubuh (halaman belum tersedia)">Sungai Bubuh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jeh_Ajung&action=edit&redlink=1" title="Jeh Ajung (halaman belum tersedia)">Jeh Ajung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jeh_He&action=edit&redlink=1" title="Jeh He (halaman belum tersedia)">Jeh He</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jeh_Jinah&action=edit&redlink=1" title="Jeh Jinah (halaman belum tersedia)">Jeh Jinah</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jeh_Poh&action=edit&redlink=1" title="Jeh Poh (halaman belum tersedia)">Jeh Poh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jeh_Sungi&action=edit&redlink=1" title="Jeh Sungi (halaman belum tersedia)">Jeh Sungi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tukad_Buleleng&action=edit&redlink=1" title="Tukad Buleleng (halaman belum tersedia)">Tukad Buleleng</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tukad_Banjumala&action=edit&redlink=1" title="Tukad Banjumala (halaman belum tersedia)">Tukad Banjumala</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tukad_Pakerisan&action=edit&redlink=1" title="Tukad Pakerisan (halaman belum tersedia)">Tukad Pakerisan</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Balangan" title="Sungai Balangan">Sungai Balangan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Batulaya&action=edit&redlink=1" title="Sungai Batulaya (halaman belum tersedia)">Sungai Batulaya</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Pancuran&action=edit&redlink=1" title="Sungai Pancuran (halaman belum tersedia)">Sungai Pancuran</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Pangi&action=edit&redlink=1" title="Sungai Pangi (halaman belum tersedia)">Sungai Pangi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Patanu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Patanu (halaman belum tersedia)">Sungai Patanu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sangiang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sangiang (halaman belum tersedia)">Sungai Sangiang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sangsang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sangsang (halaman belum tersedia)">Sungai Sangsang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sumbul&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sumbul (halaman belum tersedia)">Sungai Sumbul</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Unda&action=edit&redlink=1" title="Sungai Unda (halaman belum tersedia)">Sungai Unda</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Bengkulu">Bengkulu</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Alas&action=edit&redlink=1" title="Sungai Alas (halaman belum tersedia)">Sungai Alas</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bantai&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bantai (halaman belum tersedia)">Sungai Bantai</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Bengkulen&action=edit&redlink=1" title="Air Bengkulen (halaman belum tersedia)">Air Bengkulen</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bengkulu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bengkulu (halaman belum tersedia)">Sungai Bengkulu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Blimbing&action=edit&redlink=1" title="Air Blimbing (halaman belum tersedia)">Air Blimbing</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Dendan&action=edit&redlink=1" title="Air Dendan (halaman belum tersedia)">Air Dendan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Lais&action=edit&redlink=1" title="Air Lais (halaman belum tersedia)">Air Lais</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Lemau&action=edit&redlink=1" title="Air Lemau (halaman belum tersedia)">Air Lemau</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Lintang-kiri&action=edit&redlink=1" title="Air Lintang-kiri (halaman belum tersedia)">Air Lintang-kiri</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_lpuh&action=edit&redlink=1" title="Sungai lpuh (halaman belum tersedia)">Sungai lpuh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Keru&action=edit&redlink=1" title="Air Keru (halaman belum tersedia)">Air Keru</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Palik&action=edit&redlink=1" title="Air Palik (halaman belum tersedia)">Air Palik</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Pikat&action=edit&redlink=1" title="Air Pikat (halaman belum tersedia)">Air Pikat</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ketahun&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ketahun (halaman belum tersedia)">Sungai Ketahun</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Nasal&action=edit&redlink=1" title="Sungai Nasal (halaman belum tersedia)">Sungai Nasal</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Nelas&action=edit&redlink=1" title="Air Nelas (halaman belum tersedia)">Air Nelas</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Seblat&action=edit&redlink=1" title="Sungai Seblat (halaman belum tersedia)">Sungai Seblat</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Seluma&action=edit&redlink=1" title="Sungai Seluma (halaman belum tersedia)">Sungai Seluma</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tanjungaur&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tanjungaur (halaman belum tersedia)">Sungai Tanjungaur</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Luas&action=edit&redlink=1" title="Sungai Luas (halaman belum tersedia)">Sungai Luas</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Padanggila&action=edit&redlink=1" title="Sungai Padanggila (halaman belum tersedia)">Sungai Padanggila</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Air_Bengkulen_Map&action=edit&redlink=1" title="Air Bengkulen Map (halaman belum tersedia)">Air Bengkulen Map</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Daerah_Istimewa_Yogyakarta">Daerah Istimewa Yogyakarta</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Bening&action=edit&redlink=1" title="Kali Bening (halaman belum tersedia)">Kali Bening</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Code&action=edit&redlink=1" title="Kali Code (halaman belum tersedia)">Kali Code</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Gebang&action=edit&redlink=1" title="Kali Gebang (halaman belum tersedia)">Kali Gebang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Kampar&action=edit&redlink=1" title="Kali Kampar (halaman belum tersedia)">Kali Kampar</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Kongkhangan&action=edit&redlink=1" title="Kali Kongkhangan (halaman belum tersedia)">Kali Kongkhangan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Mlese&action=edit&redlink=1" title="Kali Mlese (halaman belum tersedia)">Kali Mlese</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Nglusah&action=edit&redlink=1" title="Kali Nglusah (halaman belum tersedia)">Kali Nglusah</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Progo" title="Kali Progo">Kali Progo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Tangkisan&action=edit&redlink=1" title="Kali Tangkisan (halaman belum tersedia)">Kali Tangkisan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Sangiran&action=edit&redlink=1" title="Kali Sangiran (halaman belum tersedia)">Kali Sangiran</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Sosonopan&action=edit&redlink=1" title="Kali Sosonopan (halaman belum tersedia)">Kali Sosonopan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Waro&action=edit&redlink=1" title="Kali Waro (halaman belum tersedia)">Kali Waro</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selokan_Mataram" title="Selokan Mataram">Selokan Mataram</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Opak" title="Sungai Opak">Sungai Opak</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Oyo&action=edit&redlink=1" title="Sungai Oyo (halaman belum tersedia)">Sungai Oyo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tepus&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tepus (halaman belum tersedia)">Sungai Tepus</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="DKI_Jakarta">DKI Jakarta</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Aluran&action=edit&redlink=1" title="Sungai Aluran (halaman belum tersedia)">Sungai Aluran</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Cantiga&action=edit&redlink=1" title="Kali Cantiga (halaman belum tersedia)">Kali Cantiga</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Gebjuran&action=edit&redlink=1" title="Kali Gebjuran (halaman belum tersedia)">Kali Gebjuran</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Grogol&action=edit&redlink=1" title="Kali Grogol (halaman belum tersedia)">Kali Grogol</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Krukut&action=edit&redlink=1" title="Kali Krukut (halaman belum tersedia)">Kali Krukut</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Malang&action=edit&redlink=1" title="Kali Malang (halaman belum tersedia)">Kali Malang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Moa&action=edit&redlink=1" title="Sungai Moa (halaman belum tersedia)">Sungai Moa</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Mokervart&action=edit&redlink=1" title="Kali Mokervart (halaman belum tersedia)">Kali Mokervart</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Pesanggrahan&action=edit&redlink=1" title="Kali Pesanggrahan (halaman belum tersedia)">Kali Pesanggrahan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tengah&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tengah (halaman belum tersedia)">Sungai Tengah</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Semanan&action=edit&redlink=1" title="Kali Semanan (halaman belum tersedia)">Kali Semanan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Udang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Udang (halaman belum tersedia)">Sungai Udang</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Angke" title="Kali Angke">Kali Angke</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Liwung" title="Ci Liwung">Ci Liwung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Pinang&action=edit&redlink=1" title="Ci Pinang (halaman belum tersedia)">Ci Pinang</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Jambi">Jambi</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Asam&action=edit&redlink=1" title="Batang Asam (halaman belum tersedia)">Batang Asam</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Hari" title="Batang Hari">Batang Hari</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bulian&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bulian (halaman belum tersedia)">Sungai Bulian</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Danaubangko&action=edit&redlink=1" title="Sungai Danaubangko (halaman belum tersedia)">Sungai Danaubangko</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kahidupankaor&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kahidupankaor (halaman belum tersedia)">Sungai Kahidupankaor</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kumpe&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kumpe (halaman belum tersedia)">Sungai Kumpe</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Pengabuan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Pengabuan (halaman belum tersedia)">Sungai Pengabuan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Tembesi&action=edit&redlink=1" title="Batang Tembesi (halaman belum tersedia)">Batang Tembesi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Serengam&action=edit&redlink=1" title="Sungai Serengam (halaman belum tersedia)">Sungai Serengam</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Singkati-gedang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Singkati-gedang (halaman belum tersedia)">Sungai Singkati-gedang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Singoan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Singoan (halaman belum tersedia)">Sungai Singoan</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Jawa_Barat">Jawa Barat</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Binong&action=edit&redlink=1" title="Ci Binong (halaman belum tersedia)">Ci Binong</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Bulan&action=edit&redlink=1" title="Ci Bulan (halaman belum tersedia)">Ci Bulan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Hideung&action=edit&redlink=1" title="Ci Hideung (halaman belum tersedia)">Ci Hideung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Katomas&action=edit&redlink=1" title="Ci Katomas (halaman belum tersedia)">Ci Katomas</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Kapundung" title="Ci Kapundung">Ci Kapundung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Kubang&action=edit&redlink=1" title="Ci Kubang (halaman belum tersedia)">Ci Kubang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Langkub&action=edit&redlink=1" title="Ci Langkub (halaman belum tersedia)">Ci Langkub</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Losari&action=edit&redlink=1" title="Ci Losari (halaman belum tersedia)">Ci Losari</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Mandiri&action=edit&redlink=1" title="Ci Mandiri (halaman belum tersedia)">Ci Mandiri</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Mantiung&action=edit&redlink=1" title="Ci Mantiung (halaman belum tersedia)">Ci Mantiung</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Manuk" title="Ci Manuk">Ci Manuk</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Pada&action=edit&redlink=1" title="Ci Pada (halaman belum tersedia)">Ci Pada</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Paku&action=edit&redlink=1" title="Ci Paku (halaman belum tersedia)">Ci Paku</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Picung&action=edit&redlink=1" title="Ci Picung (halaman belum tersedia)">Ci Picung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Punegara&action=edit&redlink=1" title="Ci Punegara (halaman belum tersedia)">Ci Punegara</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Rawa&action=edit&redlink=1" title="Ci Rawa (halaman belum tersedia)">Ci Rawa</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Sadane" title="Ci Sadane">Ci Sadane</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Sanggarung" title="Ci Sanggarung">Ci Sanggarung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Sarua&action=edit&redlink=1" title="Ci Sarua (halaman belum tersedia)">Ci Sarua</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Tandui&action=edit&redlink=1" title="Ci Tandui (halaman belum tersedia)">Ci Tandui</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Tarum" title="Ci Tarum">Ci Tarum</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ci_Ujung&action=edit&redlink=1" title="Ci Ujung (halaman belum tersedia)">Ci Ujung</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Jawa_Tengah">Jawa Tengah</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Ampobendo&action=edit&redlink=1" title="Kali Ampobendo (halaman belum tersedia)">Kali Ampobendo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Bendungan&action=edit&redlink=1" title="Kali Bendungan (halaman belum tersedia)">Kali Bendungan</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bengawan_Solo" title="Bengawan Solo">Bengawan Solo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Bodri&action=edit&redlink=1" title="Kali Bodri (halaman belum tersedia)">Kali Bodri</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Bogowonto&action=edit&redlink=1" title="Kali Bogowonto (halaman belum tersedia)">Kali Bogowonto</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Dogleg&action=edit&redlink=1" title="Kali Dogleg (halaman belum tersedia)">Kali Dogleg</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Kedu_Dua&action=edit&redlink=1" title="Kali Kedu Dua (halaman belum tersedia)">Kali Kedu Dua</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Dukuh&action=edit&redlink=1" title="Kali Dukuh (halaman belum tersedia)">Kali Dukuh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Comal&action=edit&redlink=1" title="Kali Comal (halaman belum tersedia)">Kali Comal</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Geritri&action=edit&redlink=1" title="Kali Geritri (halaman belum tersedia)">Kali Geritri</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Gondok&action=edit&redlink=1" title="Kali Gondok (halaman belum tersedia)">Kali Gondok</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Juwana" title="Sungai Juwana">Sungai Juwana</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_KapulogoK&action=edit&redlink=1" title="Kali KapulogoK (halaman belum tersedia)">Kali KapulogoK</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Klampis&action=edit&redlink=1" title="Kali Klampis (halaman belum tersedia)">Kali Klampis</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Lusi" title="Kali Lusi">Kali Lusi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Maron&action=edit&redlink=1" title="Kali Maron (halaman belum tersedia)">Kali Maron</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Pemali&action=edit&redlink=1" title="Kali Pemali (halaman belum tersedia)">Kali Pemali</a>/ Kali Brebes</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Progo" title="Sungai Progo">Sungai Progo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Serang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Serang (halaman belum tersedia)">Sungai Serang</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Serayu" title="Sungai Serayu">Sungai Serayu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Urang&action=edit&redlink=1" title="Kali Urang (halaman belum tersedia)">Kali Urang</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Kebuyutan" title="Sungai Kebuyutan">Sungai Kebuyutan</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Jawa_Timur">Jawa Timur</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ajung&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ajung (halaman belum tersedia)">Sungai Ajung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Bandojudo&action=edit&redlink=1" title="Kali Bandojudo (halaman belum tersedia)">Kali Bandojudo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bajulmati&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bajulmati (halaman belum tersedia)">Sungai Bajulmati</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bedadung&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bedadung (halaman belum tersedia)">Sungai Bedadung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Besukkoboan&action=edit&redlink=1" title="Kali Besukkoboan (halaman belum tersedia)">Kali Besukkoboan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Besuksemut&action=edit&redlink=1" title="Kali Besuksemut (halaman belum tersedia)">Kali Besuksemut</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Besuktunggeng&action=edit&redlink=1" title="Kali Besuktunggeng (halaman belum tersedia)">Kali Besuktunggeng</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Brangkal&action=edit&redlink=1" title="Sungai Brangkal (halaman belum tersedia)">Sungai Brangkal</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Brantas" title="Sungai Brantas">Sungai Brantas</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Grobogan&action=edit&redlink=1" title="Kali Grobogan (halaman belum tersedia)">Kali Grobogan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_jatiroto&action=edit&redlink=1" title="Kali jatiroto (halaman belum tersedia)">Kali jatiroto</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Lamongan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Lamongan (halaman belum tersedia)">Sungai Lamongan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Madiun&action=edit&redlink=1" title="Sungai Madiun (halaman belum tersedia)">Sungai Madiun</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Mujur&action=edit&redlink=1" title="Kali Mujur (halaman belum tersedia)">Kali Mujur</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Rejali&action=edit&redlink=1" title="Kali Rejali (halaman belum tersedia)">Kali Rejali</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Rejoso&action=edit&redlink=1" title="Sungai Rejoso (halaman belum tersedia)">Sungai Rejoso</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sampean&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sampean (halaman belum tersedia)">Sungai Sampean</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sumbermarijing&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sumbermarijing (halaman belum tersedia)">Sungai Sumbermarijing</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Suko&action=edit&redlink=1" title="Kali Suko (halaman belum tersedia)">Kali Suko</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kali_Winong&action=edit&redlink=1" title="Kali Winong (halaman belum tersedia)">Kali Winong</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Glagah&action=edit&redlink=1" title="Sungai Glagah (halaman belum tersedia)">Sungai Glagah</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kalimantan_Barat">Kalimantan Barat</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Airhitam&action=edit&redlink=1" title="Sungai Airhitam (halaman belum tersedia)">Sungai Airhitam</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Beliang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Beliang (halaman belum tersedia)">Sungai Beliang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Embuan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Embuan (halaman belum tersedia)">Sungai Embuan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ensabal&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ensabal (halaman belum tersedia)">Sungai Ensabal</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Jelai&action=edit&redlink=1" title="Sungai Jelai (halaman belum tersedia)">Sungai Jelai</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Kapuas" title="Sungai Kapuas">Sungai Kapuas</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Landak&action=edit&redlink=1" title="Sungai Landak (halaman belum tersedia)">Sungai Landak</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Melawi" title="Sungai Melawi">Sungai Melawi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Meliau&action=edit&redlink=1" title="Sungai Meliau (halaman belum tersedia)">Sungai Meliau</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Mengkiang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Mengkiang (halaman belum tersedia)">Sungai Mengkiang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Mempawah&action=edit&redlink=1" title="Sungai Mempawah (halaman belum tersedia)">Sungai Mempawah</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Muna&action=edit&redlink=1" title="Sungai Muna (halaman belum tersedia)">Sungai Muna</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kedukul&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kedukul (halaman belum tersedia)">Sungai Kedukul</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Paloh&action=edit&redlink=1" title="Sungai Paloh (halaman belum tersedia)">Sungai Paloh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Pawan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Pawan (halaman belum tersedia)">Sungai Pawan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sambas&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sambas (halaman belum tersedia)">Sungai Sambas</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Saju&action=edit&redlink=1" title="Sungai Saju (halaman belum tersedia)">Sungai Saju</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sekajam&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sekajam (halaman belum tersedia)">Sungai Sekajam</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sengarit&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sengarit (halaman belum tersedia)">Sungai Sengarit</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kalimantan_Selatan">Kalimantan Selatan</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Aingbantai&action=edit&redlink=1" title="Sungai Aingbantai (halaman belum tersedia)">Sungai Aingbantai</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Alalak&action=edit&redlink=1" title="Sungai Alalak (halaman belum tersedia)">Sungai Alalak</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ayu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ayu (halaman belum tersedia)">Sungai Ayu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Baharangan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Baharangan (halaman belum tersedia)">Sungai Baharangan</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Balangan" title="Sungai Balangan">Sungai Balangan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Barabai&action=edit&redlink=1" title="Sungai Barabai (halaman belum tersedia)">Sungai Barabai</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Barito" title="Sungai Barito">Sungai Barito</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Cegal&action=edit&redlink=1" title="Sungai Cegal (halaman belum tersedia)">Sungai Cegal</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Gelombang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Gelombang (halaman belum tersedia)">Sungai Gelombang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Haruan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Haruan (halaman belum tersedia)">Sungai Haruan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_jaing&action=edit&redlink=1" title="Sungai jaing (halaman belum tersedia)">Sungai jaing</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_jangkung&action=edit&redlink=1" title="Sungai jangkung (halaman belum tersedia)">Sungai jangkung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kurambu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kurambu (halaman belum tersedia)">Sungai Kurambu</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Martapura" title="Sungai Martapura">Sungai Martapura</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Negara" title="Sungai Negara">Sungai Negara</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Pitap&action=edit&redlink=1" title="Sungai Pitap (halaman belum tersedia)">Sungai Pitap</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Riam&action=edit&redlink=1" title="Sungai Riam (halaman belum tersedia)">Sungai Riam</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tabalong&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tabalong (halaman belum tersedia)">Sungai Tabalong</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tabuan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tabuan (halaman belum tersedia)">Sungai Tabuan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tapin&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tapin (halaman belum tersedia)">Sungai Tapin</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kalimantan_Tengah">Kalimantan Tengah</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kahayan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kahayan (halaman belum tersedia)">Sungai Kahayan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kalanaman&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kalanaman (halaman belum tersedia)">Sungai Kalanaman</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Katingan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Katingan (halaman belum tersedia)">Sungai Katingan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Lamandau&action=edit&redlink=1" title="Sungai Lamandau (halaman belum tersedia)">Sungai Lamandau</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Mendawai&action=edit&redlink=1" title="Sungai Mendawai (halaman belum tersedia)">Sungai Mendawai</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Pembuang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Pembuang (halaman belum tersedia)">Sungai Pembuang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sampit&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sampit (halaman belum tersedia)">Sungai Sampit</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Seruyan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Seruyan (halaman belum tersedia)">Sungai Seruyan</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kalimantan_Timur">Kalimantan Timur</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Angisa&action=edit&redlink=1" title="Sungai Angisa (halaman belum tersedia)">Sungai Angisa</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bahan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bahan (halaman belum tersedia)">Sungai Bahan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bani&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bani (halaman belum tersedia)">Sungai Bani</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Berau&action=edit&redlink=1" title="Sungai Berau (halaman belum tersedia)">Sungai Berau</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kayan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kayan (halaman belum tersedia)">Sungai Kayan</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Mahakam" title="Sungai Mahakam">Sungai Mahakam</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Senyiur&action=edit&redlink=1" title="Sungai Senyiur (halaman belum tersedia)">Sungai Senyiur</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sesayap&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sesayap (halaman belum tersedia)">Sungai Sesayap</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Telen&action=edit&redlink=1" title="Sungai Telen (halaman belum tersedia)">Sungai Telen</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Wahan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Wahan (halaman belum tersedia)">Sungai Wahan</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Lampung">Lampung</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Basai&action=edit&redlink=1" title="Sungai Basai (halaman belum tersedia)">Sungai Basai</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Jepara&action=edit&redlink=1" title="Sungai Jepara (halaman belum tersedia)">Sungai Jepara</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kambas&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kambas (halaman belum tersedia)">Sungai Kambas</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Pameriliun&action=edit&redlink=1" title="Sungai Pameriliun (halaman belum tersedia)">Sungai Pameriliun</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sekampung&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sekampung (halaman belum tersedia)">Sungai Sekampung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Semah&action=edit&redlink=1" title="Sungai Semah (halaman belum tersedia)">Sungai Semah</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Seputih&action=edit&redlink=1" title="Sungai Seputih (halaman belum tersedia)">Sungai Seputih</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Simpang_Balek&action=edit&redlink=1" title="Sungai Simpang Balek (halaman belum tersedia)">Sungai Simpang Balek</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sukadana&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sukadana (halaman belum tersedia)">Sungai Sukadana</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tuiangbawang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tuiangbawang (halaman belum tersedia)">Sungai Tuiangbawang</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Maluku">Maluku</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Apu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Apu (halaman belum tersedia)">Sungai Apu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Castelo&action=edit&redlink=1" title="Sungai Castelo (halaman belum tersedia)">Sungai Castelo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Marikrubu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Marikrubu (halaman belum tersedia)">Sungai Marikrubu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Masiulang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Masiulang (halaman belum tersedia)">Sungai Masiulang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ruate&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ruate (halaman belum tersedia)">Sungai Ruate</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sapatewa&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sapatewa (halaman belum tersedia)">Sungai Sapatewa</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sapulawa&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sapulawa (halaman belum tersedia)">Sungai Sapulawa</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sarafo&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sarafo (halaman belum tersedia)">Sungai Sarafo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Togorala&action=edit&redlink=1" title="Sungai Togorala (halaman belum tersedia)">Sungai Togorala</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Yalua&action=edit&redlink=1" title="Sungai Yalua (halaman belum tersedia)">Sungai Yalua</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Aceh">Aceh</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Geumpang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Geumpang (halaman belum tersedia)">Sungai Geumpang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kruet&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kruet (halaman belum tersedia)">Sungai Kruet</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Meureudu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Meureudu (halaman belum tersedia)">Sungai Meureudu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Peureula&action=edit&redlink=1" title="Sungai Peureula (halaman belum tersedia)">Sungai Peureula</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Peusangan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Peusangan (halaman belum tersedia)">Sungai Peusangan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ranggos&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ranggos (halaman belum tersedia)">Sungai Ranggos</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Simpang_Kanan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Simpang Kanan (halaman belum tersedia)">Sungai Simpang Kanan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Simpang_Kiri&action=edit&redlink=1" title="Sungai Simpang Kiri (halaman belum tersedia)">Sungai Simpang Kiri</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Teunom&action=edit&redlink=1" title="Sungai Teunom (halaman belum tersedia)">Sungai Teunom</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Waila&action=edit&redlink=1" title="Sungai Waila (halaman belum tersedia)">Sungai Waila</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Nusa_Tenggara_Barat">Nusa Tenggara Barat</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ampang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ampang (halaman belum tersedia)">Sungai Ampang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Gurakara&action=edit&redlink=1" title="Sungai Gurakara (halaman belum tersedia)">Sungai Gurakara</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Jangklok&action=edit&redlink=1" title="Sungai Jangklok (halaman belum tersedia)">Sungai Jangklok</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kampu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kampu (halaman belum tersedia)">Sungai Kampu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Nal&action=edit&redlink=1" title="Sungai Nal (halaman belum tersedia)">Sungai Nal</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Pliwis&action=edit&redlink=1" title="Sungai Pliwis (halaman belum tersedia)">Sungai Pliwis</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Putih&action=edit&redlink=1" title="Sungai Putih (halaman belum tersedia)">Sungai Putih</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sidutan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sidutan (halaman belum tersedia)">Sungai Sidutan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sumpel&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sumpel (halaman belum tersedia)">Sungai Sumpel</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tepa&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tepa (halaman belum tersedia)">Sungai Tepa</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Emboko&action=edit&redlink=1" title="Sungai Emboko (halaman belum tersedia)">Sungai Emboko</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Fai&action=edit&redlink=1" title="Sungai Fai (halaman belum tersedia)">Sungai Fai</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Jamal&action=edit&redlink=1" title="Sungai Jamal (halaman belum tersedia)">Sungai Jamal</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kanjiji&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kanjiji (halaman belum tersedia)">Sungai Kanjiji</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Lingeh&action=edit&redlink=1" title="Sungai Lingeh (halaman belum tersedia)">Sungai Lingeh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Polapare&action=edit&redlink=1" title="Sungai Polapare (halaman belum tersedia)">Sungai Polapare</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Rissa&action=edit&redlink=1" title="Sungai Rissa (halaman belum tersedia)">Sungai Rissa</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Wajalu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Wajalu (halaman belum tersedia)">Sungai Wajalu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Wera&action=edit&redlink=1" title="Sungai Wera (halaman belum tersedia)">Sungai Wera</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Papua">Papua</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Baliem&action=edit&redlink=1" title="Sungai Baliem (halaman belum tersedia)">Sungai Baliem</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bian&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bian (halaman belum tersedia)">Sungai Bian</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Digul&action=edit&redlink=1" title="Sungai Digul (halaman belum tersedia)">Sungai Digul</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Kamundan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Kamundan (halaman belum tersedia)">Sungai Kamundan</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Lorentz" title="Sungai Lorentz">Sungai Lorentz</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Mayu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Mayu (halaman belum tersedia)">Sungai Mayu</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Mamberamo" title="Sungai Mamberamo">Sungai Mamberamo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Merauke&action=edit&redlink=1" title="Sungai Merauke (halaman belum tersedia)">Sungai Merauke</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Noordwese&action=edit&redlink=1" title="Sungai Noordwese (halaman belum tersedia)">Sungai Noordwese</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sircanden&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sircanden (halaman belum tersedia)">Sungai Sircanden</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Torasi" title="Sungai Torasi">Sungai Torasi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Warenoi&action=edit&redlink=1" title="Sungai Warenoi (halaman belum tersedia)">Sungai Warenoi</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="SuIawesi_Tengah">SuIawesi Tengah</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ulkuli&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ulkuli (halaman belum tersedia)">Sungai Ulkuli</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sulawesi_Selatan">Sulawesi Selatan</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Girirang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Girirang (halaman belum tersedia)">Sungai Girirang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Jeneberang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Jeneberang (halaman belum tersedia)">Sungai Jeneberang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Karana&action=edit&redlink=1" title="Sungai Karana (halaman belum tersedia)">Sungai Karana</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Malasa&action=edit&redlink=1" title="Sungai Malasa (halaman belum tersedia)">Sungai Malasa</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Mandar&action=edit&redlink=1" title="Sungai Mandar (halaman belum tersedia)">Sungai Mandar</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Maraleng&action=edit&redlink=1" title="Sungai Maraleng (halaman belum tersedia)">Sungai Maraleng</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sadong&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sadong (halaman belum tersedia)">Sungai Sadong</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Singga&action=edit&redlink=1" title="Sungai Singga (halaman belum tersedia)">Sungai Singga</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tangkok&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tangkok (halaman belum tersedia)">Sungai Tangkok</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Walanae&action=edit&redlink=1" title="Sungai Walanae (halaman belum tersedia)">Sungai Walanae</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sulawesi_Tengah">Sulawesi Tengah</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Batui&action=edit&redlink=1" title="Sungai Batui (halaman belum tersedia)">Sungai Batui</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bongkal&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bongkal (halaman belum tersedia)">Sungai Bongkal</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Buol&action=edit&redlink=1" title="Sungai Buol (halaman belum tersedia)">Sungai Buol</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Maraju&action=edit&redlink=1" title="Sungai Maraju (halaman belum tersedia)">Sungai Maraju</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Mesup&action=edit&redlink=1" title="Sungai Mesup (halaman belum tersedia)">Sungai Mesup</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Palu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Palu (halaman belum tersedia)">Sungai Palu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Poso&action=edit&redlink=1" title="Sungai Poso (halaman belum tersedia)">Sungai Poso</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Takuwono&action=edit&redlink=1" title="Sungai Takuwono (halaman belum tersedia)">Sungai Takuwono</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Toili&action=edit&redlink=1" title="Sungai Toili (halaman belum tersedia)">Sungai Toili</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Wesanga&action=edit&redlink=1" title="Sungai Wesanga (halaman belum tersedia)">Sungai Wesanga</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sulawesi_Tenggara">Sulawesi Tenggara</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Konoweha&action=edit&redlink=1" title="Sungai Konoweha (halaman belum tersedia)">Sungai Konoweha</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Labandia&action=edit&redlink=1" title="Sungai Labandia (halaman belum tersedia)">Sungai Labandia</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Lalindu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Lalindu (halaman belum tersedia)">Sungai Lalindu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Lasolo&action=edit&redlink=1" title="Sungai Lasolo (halaman belum tersedia)">Sungai Lasolo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Matarombeo&action=edit&redlink=1" title="Sungai Matarombeo (halaman belum tersedia)">Sungai Matarombeo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Peleang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Peleang (halaman belum tersedia)">Sungai Peleang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sampolawa&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sampolawa (halaman belum tersedia)">Sungai Sampolawa</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Watumakale&action=edit&redlink=1" title="Sungai Watumakale (halaman belum tersedia)">Sungai Watumakale</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sulawesi_Utara">Sulawesi Utara</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ayong&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ayong (halaman belum tersedia)">Sungai Ayong</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Binebase&action=edit&redlink=1" title="Sungai Binebase (halaman belum tersedia)">Sungai Binebase</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bone&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bone (halaman belum tersedia)">Sungai Bone</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Laini&action=edit&redlink=1" title="Sungai Laini (halaman belum tersedia)">Sungai Laini</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Naha&action=edit&redlink=1" title="Sungai Naha (halaman belum tersedia)">Sungai Naha</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Polgar&action=edit&redlink=1" title="Sungai Polgar (halaman belum tersedia)">Sungai Polgar</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ranayapu&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ranayapu (halaman belum tersedia)">Sungai Ranayapu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tabalong&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tabalong (halaman belum tersedia)">Sungai Tabalong</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Tutul&action=edit&redlink=1" title="Sungai Tutul (halaman belum tersedia)">Sungai Tutul</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sumatera_Barat">Sumatera Barat</span></h3><ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Anai" title="Batang Anai">Batang Anai</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Arau" title="Batang Arau">Batang Arau</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Sri_Antokan&action=edit&redlink=1" title="Batang Sri Antokan (halaman belum tersedia)">Batang Sri Antokan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Agam&action=edit&redlink=1" title="Batang Agam (halaman belum tersedia)">Batang Agam</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Ombilin" title="Batang Ombilin">Batang Ombilin</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Selo&action=edit&redlink=1" title="Batang Selo (halaman belum tersedia)">Batang Selo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Tabik&action=edit&redlink=1" title="Batang Tabik (halaman belum tersedia)">Batang Tabik</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Kuantan" title="Batang Kuantan">Batang Kuantan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Kasang&action=edit&redlink=1" title="Batang Kasang (halaman belum tersedia)">Batang Kasang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Sinamar&action=edit&redlink=1" title="Batang Sinamar (halaman belum tersedia)">Batang Sinamar</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Hari" title="Batang Hari">Batang Hari</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Tarusan" title="Batang Tarusan">Batang Tarusan</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batang_Kandis" title="Batang Kandis">Batang Kandis</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Masang&action=edit&redlink=1" title="Batang Masang (halaman belum tersedia)">Batang Masang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Alahan_Panjang&action=edit&redlink=1" title="Batang Alahan Panjang (halaman belum tersedia)">Batang Alahan Panjang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Sangir&action=edit&redlink=1" title="Batang Sangir (halaman belum tersedia)">Batang Sangir</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Pasaman&action=edit&redlink=1" title="Batang Pasaman (halaman belum tersedia)">Batang Pasaman</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batang_Kinali&action=edit&redlink=1" title="Batang Kinali (halaman belum tersedia)">Batang Kinali</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Jujuhan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Jujuhan (halaman belum tersedia)">Sungai Jujuhan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sihilang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sihilang (halaman belum tersedia)">Sungai Sihilang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sindung&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sindung (halaman belum tersedia)">Sungai Sindung</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Sirantih&action=edit&redlink=1" title="Sungai Sirantih (halaman belum tersedia)">Sungai Sirantih</a></li>
</ul><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sumatera_Selatan">Sumatera Selatan</span></h3><ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Bulurangtiding&action=edit&redlink=1" title="Sungai Bulurangtiding (halaman belum tersedia)">Sungai Bulurangtiding</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Komering&action=edit&redlink=1" title="Sungai Komering (halaman belum tersedia)">Sungai Komering</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Keruh&action=edit&redlink=1" title="Sungai Keruh (halaman belum tersedia)">Sungai Keruh</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Lakitan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Lakitan (halaman belum tersedia)">Sungai Lakitan</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Lematang" title="Sungai Lematang">Sungai Lematang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Mesuji&action=edit&redlink=1" title="Sungai Mesuji (halaman belum tersedia)">Sungai Mesuji</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Musi" title="Sungai Musi">Sungai Musi</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Ogan&action=edit&redlink=1" title="Sungai Ogan (halaman belum tersedia)">Sungai Ogan</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Rambang&action=edit&redlink=1" title="Sungai Rambang (halaman belum tersedia)">Sungai Rambang</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Rawas&action=edit&redlink=1" title="Sungai Rawas (halaman belum tersedia)">Sungai Rawas</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Saleh&action=edit&redlink=1" title="Sungai Saleh (halaman belum tersedia)">Sungai Saleh</a></li>
</ul>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-54841508357419820972011-01-17T19:36:00.000-08:002011-01-17T19:39:39.463-08:00" DANAU "<b>Danau</b> adalah sejumlah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a> (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gletser" title="Gletser">gletser</a>, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.<br />
<b>Danau</b> adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.<br />
Kebanyakan danau adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air_tawar" title="Air tawar">air tawar</a> dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas.<br />
Sebuah danau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Periglasial&action=edit&redlink=1" title="Periglasial (halaman belum tersedia)">periglasial</a> adalah danau yang di salah satunya terbentuk <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lapisan_es&action=edit&redlink=1" title="Lapisan es (halaman belum tersedia)">lapisan es</a>, "<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ice_cap&action=edit&redlink=1" title="Ice cap (halaman belum tersedia)">ice cap</a>" atau gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau.<br />
Istilah danau juga digunakan untuk menggambarkan fenomena seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Eyre" title="Danau Eyre">Danau Eyre</a>, di mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan. Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk penyediaan tenaga <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Listrik-hidro&action=edit&redlink=1" title="Listrik-hidro (halaman belum tersedia)">listrik-hidro</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rekreasi" title="Rekreasi">rekreasi</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berenang" title="Berenang">berenang</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Selancar_angin&action=edit&redlink=1" title="Selancar angin (halaman belum tersedia)">selancar angin</a>, dll), persediaan air, dll.<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Finlandia" title="Finlandia">Finlandia</a> dikenal sebagai "Tanah Seribu Danau" dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Minnesota" title="Minnesota">Minnesota</a> dikenal sebagai "Tanah Sepuluh Ribu Danau". <i><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Great_Lakes" title="Great Lakes">Great Lakes</a></i> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Utara" title="Amerika Utara">Amerika Utara</a> juga memiliki asal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_es" title="Zaman es">zaman es</a>. Sekitar 60% danau dunia terletak di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a>; ini dikarenakan sistem pengaliran kacau yang mendominasi negara ini.<br />
Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bulan" title="Bulan">bulan</a> ada wilayah gelap berbasal, mirip <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mare_bulan&action=edit&redlink=1" title="Mare bulan (halaman belum tersedia)">mare bulan</a> tetapi lebih kecil, yang disebut <i>lacus</i> (dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin" title="Bahasa Latin">bahasa Latin</a> yang berarti "danau"). Mereka diperkirakan oleh para astronom sebagai danau.<br />
Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan :<br />
<ol><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_tektonik&action=edit&redlink=1" title="Danau tektonik (halaman belum tersedia)">danau tektonik</a> yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi karena pergeseran / patahan</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_vulkanik&action=edit&redlink=1" title="Danau vulkanik (halaman belum tersedia)">danau vulkanik</a> yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vulkanisme" title="Vulkanisme">vulkanisme</a> / gunung berapi</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_tektovulkanik&action=edit&redlink=1" title="Danau tektovulkanik (halaman belum tersedia)">danau tektovulkanik</a> yaitu danau yang terbentuk akibat percampuran aktivitas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonisme" title="Tektonisme">tektonisme</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vulkanisme" title="Vulkanisme">vulkanisme</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_bendungan_alami&action=edit&redlink=1" title="Danau bendungan alami (halaman belum tersedia)">danau bendungan alami</a> yaitu danau yang terbentuk akibat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lembah" title="Lembah">lembah</a> sungai terbendung oleh aliran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lava" title="Lava">lava</a> saat <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Erupsi" title="Erupsi">erupsi</a> terjadi</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_karst&action=edit&redlink=1" title="Danau karst (halaman belum tersedia)">danau karst</a> yaitu danau yang terbentuk akibat pelarutan tanah kapur</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_glasial&action=edit&redlink=1" title="Danau glasial (halaman belum tersedia)">danau glasial</a> yaitu danau yang terbentuk akibat mencairnya es / keringnya daerah es yang kemudian terisi air</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_buatan" title="Danau buatan">danau buatan</a> yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia</li>
</ol><br />
<u><b>DANAU TERKENAL</b></u> <br />
<ul><li>Danau terbesar di dunia adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Kaspia" title="Laut Kaspia">Laut Kaspia</a>. Dengan luas permukaan 394.299 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kilometer_persegi" title="Kilometer persegi">km²</a>, ia memiliki wilayah yang lebih besar dari enam danau terbesar berikut digabungkan menjadi satu.</li>
<li>Danau air tawar terbesar, dan kedua terbesar adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Superior" title="Danau Superior">Danau Superior</a> dengan luas permukaan 82.414 km².</li>
<li>Danau terdalam adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Baikal" title="Danau Baikal">Danau Baikal</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siberia" title="Siberia">Siberia</a>, dengan kedalaman 1.741 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meter" title="Meter">meter</a> (5.712 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kaki" title="Kaki">kaki</a>).</li>
<li>Danau tertinggi yang dapat dinavigasi adalah Danau <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Titicaca" title="Titicaca">Titicaca</a>, pada ketinggian 3.821 m di atas permukaan laut. Dia juga merupakan danau terbesar kedua di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Selatan" title="Amerika Selatan">Amerika Selatan</a>.</li>
<li>Danau terendah di dunia adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Mati" title="Laut Mati">Laut Mati</a>, pada 396 m (1.302 kaki) di bawah permukaan laut. Dia juga merupakan danau yang memiliki konsentrasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garam" title="Garam">garam</a> paling tinggi.</li>
<li>Pulau terbesar di tengah danau air tawar adalah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pulau_Manitoulin&action=edit&redlink=1" title="Pulau Manitoulin (halaman belum tersedia)">Pulau Manitoulin</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Huron" title="Danau Huron">Danau Huron</a>, dengan luas permukaan 2.766 km².</li>
<li>Danau terbesar yang terletak di pulau adalah Danau Nettiling di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Baffin" title="Pulau Baffin">Pulau Baffin</a>.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba" title="Danau Toba">Danau Toba</a> di pulau <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra">Sumatra</a> kemungkinan terletak di kawah gunung berapi pasif terbesar di dunia.</li>
</ul><br />
<table align="center" border="1" cellpadding="3" cellspacing="0"></table><div style="text-align: left;"><u><b>DAFTAR_DANAU_TERBESAR_DI_DUNIA</b></u></div><table align="center" border="1" cellpadding="3" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <th style="background: none repeat scroll 0% 0% silver;">No.</th> <th style="background: none repeat scroll 0% 0% silver;">Nama</th> <th style="background: none repeat scroll 0% 0% silver;">Lokasi</th> <th style="background: none repeat scroll 0% 0% silver;">Luas (km²)</th> <th style="background: none repeat scroll 0% 0% silver;">Panjang (km)</th> <th style="background: none repeat scroll 0% 0% silver;">Kedalaman maksimum (m)</th> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>1</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Kaspia" title="Laut Kaspia">Laut Kaspia</a></td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Azerbaijan" title="Bendera Azerbaijan"><img alt="Bendera Azerbaijan" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/dd/Flag_of_Azerbaijan.svg/22px-Flag_of_Azerbaijan.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Azerbaijan" title="Azerbaijan">Azerbaijan</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Bendera Rusia"><img alt="Bendera Rusia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Flag_of_Russia.svg/22px-Flag_of_Russia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Rusia">Rusia</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan" title="Bendera Kazakhstan"><img alt="Bendera Kazakhstan" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Flag_of_Kazakhstan.svg/22px-Flag_of_Kazakhstan.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan" title="Kazakhstan">Kazakhstan</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turkmenistan" title="Bendera Turkmenistan"><img alt="Bendera Turkmenistan" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1b/Flag_of_Turkmenistan.svg/22px-Flag_of_Turkmenistan.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turkmenistan" title="Turkmenistan">Turkmenistan</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Bendera Iran"><img alt="Bendera Iran" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ca/Flag_of_Iran.svg/22px-Flag_of_Iran.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Iran">Iran</a></td> <td align="right">394.299</td> <td align="right">1.199</td> <td align="right">946</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>2</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Superior" title="Danau Superior">Superior</a></td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Bendera Amerika Serikat"><img alt="Bendera Amerika Serikat" class="thumbborder" height="12" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a4/Flag_of_the_United_States.svg/22px-Flag_of_the_United_States.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">82.414</td> <td align="right">616</td> <td align="right">406</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>3</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Victoria" title="Victoria">Victoria</a></td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Bendera Tanzania"><img alt="Bendera Tanzania" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/38/Flag_of_Tanzania.svg/22px-Flag_of_Tanzania.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Tanzania">Tanzania</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uganda" title="Bendera Uganda"><img alt="Bendera Uganda" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4e/Flag_of_Uganda.svg/22px-Flag_of_Uganda.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uganda" title="Uganda">Uganda</a></td> <td align="right">69.485</td> <td align="right">322</td> <td align="right">82</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>4</td> <td>Huron</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Bendera Amerika Serikat"><img alt="Bendera Amerika Serikat" class="thumbborder" height="12" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a4/Flag_of_the_United_States.svg/22px-Flag_of_the_United_States.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">59.596</td> <td align="right">397</td> <td align="right">229</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>5</td> <td>Michigan</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Bendera Amerika Serikat"><img alt="Bendera Amerika Serikat" class="thumbborder" height="12" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a4/Flag_of_the_United_States.svg/22px-Flag_of_the_United_States.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a></td> <td align="right">58.016</td> <td align="right">517</td> <td align="right">281</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>6</td> <td>Aral</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan" title="Bendera Kazakhstan"><img alt="Bendera Kazakhstan" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Flag_of_Kazakhstan.svg/22px-Flag_of_Kazakhstan.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan" title="Kazakhstan">Kazakhstan</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uzbekistan" title="Bendera Uzbekistan"><img alt="Bendera Uzbekistan" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/84/Flag_of_Uzbekistan.svg/22px-Flag_of_Uzbekistan.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uzbekistan" title="Uzbekistan">Uzbekistan</a></td> <td align="right">59.596</td> <td align="right">397</td> <td align="right">229</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>7</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Tanganyika" title="Danau Tanganyika">Tanganyika</a></td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Bendera Tanzania"><img alt="Bendera Tanzania" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/38/Flag_of_Tanzania.svg/22px-Flag_of_Tanzania.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Tanzania">Tanzania</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Kongo" title="Bendera Republik Kongo"><img alt="Bendera Republik Kongo" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Flag_of_the_Republic_of_the_Congo.svg/22px-Flag_of_the_Republic_of_the_Congo.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Kongo" title="Republik Kongo">Republik Kongo</a></td> <td align="right">32.893</td> <td align="right">676</td> <td align="right">1.435</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>8</td> <td>Baikal</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Bendera Rusia"><img alt="Bendera Rusia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Flag_of_Russia.svg/22px-Flag_of_Russia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Rusia">Rusia</a></td> <td align="right">31.500</td> <td align="right">636</td> <td align="right">1.741</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>9</td> <td>Great Bear</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">31.080</td> <td align="right">373</td> <td align="right">82</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>10</td> <td>Nyasa</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malawi" title="Bendera Malawi"><img alt="Bendera Malawi" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d1/Flag_of_Malawi.svg/22px-Flag_of_Malawi.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malawi" title="Malawi">Malawi</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mozambik" title="Bendera Mozambik"><img alt="Bendera Mozambik" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d0/Flag_of_Mozambique.svg/22px-Flag_of_Mozambique.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mozambik" title="Mozambik">Mozambik</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Bendera Tanzania"><img alt="Bendera Tanzania" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/38/Flag_of_Tanzania.svg/22px-Flag_of_Tanzania.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Tanzania">Tanzania</a></td> <td align="right">30.044</td> <td align="right">579</td> <td align="right">706</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>11</td> <td>Great Slave</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">28.930</td> <td align="right">480</td> <td align="right">614</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>12</td> <td>Chad</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chad" title="Bendera Chad"><img alt="Bendera Chad" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4b/Flag_of_Chad.svg/22px-Flag_of_Chad.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chad" title="Chad">Chad</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Niger" title="Bendera Niger"><img alt="Bendera Niger" class="thumbborder" height="19" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f4/Flag_of_Niger.svg/22px-Flag_of_Niger.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Niger" title="Niger">Niger</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nigeria" title="Bendera Nigeria"><img alt="Bendera Nigeria" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/79/Flag_of_Nigeria.svg/22px-Flag_of_Nigeria.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nigeria" title="Nigeria">Nigeria</a></td> <td align="right">25.760</td> <td align="right">-</td> <td align="right">7</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>13</td> <td>Erie</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Bendera Amerika Serikat"><img alt="Bendera Amerika Serikat" class="thumbborder" height="12" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a4/Flag_of_the_United_States.svg/22px-Flag_of_the_United_States.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">25.719</td> <td align="right">388</td> <td align="right">64</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>14</td> <td>Winnipeg</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">23.553</td> <td align="right">425</td> <td align="right">62</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>15</td> <td>Ontario</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Bendera Amerika Serikat"><img alt="Bendera Amerika Serikat" class="thumbborder" height="12" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a4/Flag_of_the_United_States.svg/22px-Flag_of_the_United_States.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">19.477</td> <td align="right">311</td> <td align="right">237</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>16</td> <td>Balkhash</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan" title="Bendera Kazakhstan"><img alt="Bendera Kazakhstan" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Flag_of_Kazakhstan.svg/22px-Flag_of_Kazakhstan.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan" title="Kazakhstan">Kazakhstan</a></td> <td align="right">18.428</td> <td align="right">605</td> <td align="right">27</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>17</td> <td>Ladoga</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Bendera Rusia"><img alt="Bendera Rusia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Flag_of_Russia.svg/22px-Flag_of_Russia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Rusia">Rusia</a></td> <td align="right">18.130</td> <td align="right">200</td> <td align="right">225</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>18</td> <td>Onega</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Bendera Rusia"><img alt="Bendera Rusia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Flag_of_Russia.svg/22px-Flag_of_Russia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Rusia">Rusia</a></td> <td align="right">9.891</td> <td align="right">248</td> <td align="right">110</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>19</td> <td>Titicaca</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bolivia" title="Bendera Bolivia"><img alt="Bendera Bolivia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Flag_of_Bolivia.svg/22px-Flag_of_Bolivia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bolivia" title="Bolivia">Bolivia</a>, <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peru" title="Bendera Peru"><img alt="Bendera Peru" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Peru.svg/22px-Flag_of_Peru.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peru" title="Peru">Peru</a></td> <td align="right">8.135</td> <td align="right">177</td> <td align="right">370</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>20</td> <td>Nicaragua</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nikaragua" title="Bendera Nikaragua"><img alt="Bendera Nikaragua" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/19/Flag_of_Nicaragua.svg/22px-Flag_of_Nicaragua.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nikaragua" title="Nikaragua">Nikaragua</a></td> <td align="right">8.001</td> <td align="right">177</td> <td align="right">70</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>21</td> <td>Athabaska</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">7.920</td> <td align="right">335</td> <td align="right">124</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>22</td> <td>Rudolf</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kenya" title="Bendera Kenya"><img alt="Bendera Kenya" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/49/Flag_of_Kenya.svg/22px-Flag_of_Kenya.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kenya" title="Kenya">Kenya</a></td> <td align="right">6.405</td> <td align="right">248</td> <td align="right">-</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>23</td> <td>Reindeer</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">6.330</td> <td align="right">245</td> <td align="right">-</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>24</td> <td>Eyre</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan" title="Bendera Afrika Selatan"><img alt="Bendera Afrika Selatan" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/af/Flag_of_South_Africa.svg/22px-Flag_of_South_Africa.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan" title="Afrika Selatan">Afrika Selatan</a></td> <td align="right">6.216</td> <td align="right">209</td> <td align="right">-</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>25</td> <td>Issyk-Kul</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kirgizstan" title="Bendera Kirgizstan"><img alt="Bendera Kirgizstan" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c7/Flag_of_Kyrgyzstan.svg/22px-Flag_of_Kyrgyzstan.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kyrgyzstan" title="Kyrgyzstan">Kyrgyzstan</a></td> <td align="right">6.200</td> <td align="right">182</td> <td align="right">700</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>26</td> <td>Urmia</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Bendera Iran"><img alt="Bendera Iran" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ca/Flag_of_Iran.svg/22px-Flag_of_Iran.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Iran">Iran</a></td> <td align="right">6.001</td> <td align="right">130</td> <td align="right">15</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>27</td> <td>Torrens</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Australia" title="Bendera Australia"><img alt="Bendera Australia" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b9/Flag_of_Australia.svg/22px-Flag_of_Australia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Australia" title="Australia">Australia</a> selatan</td> <td align="right">5.698</td> <td align="right">209</td> <td align="right">-</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>28</td> <td>Vänern</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Swedia" title="Bendera Swedia"><img alt="Bendera Swedia" class="thumbborder" height="14" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4c/Flag_of_Sweden.svg/22px-Flag_of_Sweden.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Swedia" title="Swedia">Swedia</a></td> <td align="right">5.545</td> <td align="right">140</td> <td align="right">98</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>29</td> <td>Winnipegosis</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">5.403</td> <td align="right">245</td> <td align="right">18</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>30</td> <td>Mobutu Sese Seko</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uganda" title="Bendera Uganda"><img alt="Bendera Uganda" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4e/Flag_of_Uganda.svg/22px-Flag_of_Uganda.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uganda" title="Uganda">Uganda</a></td> <td align="right">5.299</td> <td align="right">161</td> <td align="right">55</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>31</td> <td>Nettilling</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Baffin" title="Pulau Baffin">Pulau Baffin</a> <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">5.051</td> <td align="right">113</td> <td align="right">-</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>32</td> <td>Nipigon</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">4.843</td> <td align="right">116</td> <td align="right">-</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>33</td> <td>Manitoba</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Bendera Kanada"><img alt="Bendera Kanada" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Flag_of_Canada.svg/22px-Flag_of_Canada.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">4.706</td> <td align="right">225</td> <td align="right">7</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(239, 239, 239);"> <td>34</td> <td>Great Salt</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Bendera Amerika Serikat"><img alt="Bendera Amerika Serikat" class="thumbborder" height="12" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a4/Flag_of_the_United_States.svg/22px-Flag_of_the_United_States.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a></td> <td align="right">4.662</td> <td align="right">121</td> <td align="right">8</td> </tr>
<tr style="background: none repeat scroll 0% 0% white;"> <td>35</td> <td>Kioga</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uganda" title="Bendera Uganda"><img alt="Bendera Uganda" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4e/Flag_of_Uganda.svg/22px-Flag_of_Uganda.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uganda" title="Uganda">Uganda</a></td> <td align="right">4.403</td> <td align="right">80</td> <td align="right">9</td></tr>
</tbody></table><br />
<br />
<br />
<u><b>DAFTAR DANAU TERDALAM DI DUNIA</b></u><br />
<u><b><br />
</b></u><br />
<table class="wikitable sortable" id="sortable_table_id_0"><tbody>
<tr><th>No. urut<a class="sortheader" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_danau_terdalam_di_dunia#"><span class="sortarrow"><img alt="↓" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/sort_none.gif" /></span></a></th> <th>Nama_Danau<a class="sortheader" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_danau_terdalam_di_dunia#"><span class="sortarrow"><img alt="↓" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/sort_none.gif" /></span></a></th> <th class="unsortable">Negara</th> <th>Kedalaman maksimal<br />
(meter)<a class="sortheader" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_danau_terdalam_di_dunia#"><span class="sortarrow"></span></a></th> </tr>
<tr> <td align="center"> 1</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Baikal" title="Danau Baikal">Baikal</a></td> <td><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Russia" title="Russia">Russia</a></td> <td align="right">1.637</td> </tr>
<tr> <td align="center">2</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Tanganyika" title="Danau Tanganyika">Tanganyika</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Burundi" title="Burundi">Burundi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kongo" title="Kongo">Kongo</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Tanzania">Tanzania</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zambia" title="Zambia">Zambia</a></td> <td align="right">1.470</td> </tr>
<tr> <td align="center">3</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Kaspia" title="Laut Kaspia">Laut Kaspia</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Azerbaijan" title="Azerbaijan">Azerbaijan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Iran">Iran</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan" title="Kazakhstan">Kazakhstan</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Russia" title="Russia">Russia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turkmenistan" title="Turkmenistan">Turkmenistan</a></td> <td align="right">1.025</td> </tr>
<tr> <td align="center">4</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Nyasa&action=edit&redlink=1" title="Danau Nyasa (halaman belum tersedia)">Nyasa</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malawi" title="Malawi">Malawi</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mozambique" title="Mozambique">Mozambique</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanzania" title="Tanzania">Tanzania</a></td> <td align="right">706</td> </tr>
<tr> <td align="center">5</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Issyk-Kul&action=edit&redlink=1" title="Danau Issyk-Kul (halaman belum tersedia)">Issyk-Kul</a></td> <td><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kyrgyzstan" title="Kyrgyzstan">Kyrgyzstan</a></td> <td align="right">668</td> </tr>
<tr> <td align="center">6</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Great_Slave&action=edit&redlink=1" title="Great Slave (halaman belum tersedia)">Great Slave</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">614</td> </tr>
<tr> <td align="center">7</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Crater&action=edit&redlink=1" title="Danau Crater (halaman belum tersedia)">Crater</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a></td> <td align="right">594</td> </tr>
<tr> <td align="center">8</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Matano" title="Danau Matano">Matano</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a></td> <td align="right">590</td> </tr>
<tr> <td align="center">9</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba" title="Danau Toba">Toba</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a></td> <td align="right">505</td> </tr>
<tr> <td align="center">10</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Sarez&action=edit&redlink=1" title="Danau Sarez (halaman belum tersedia)">Sarez</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tajikistan" title="Tajikistan">Tajikistan</a></td> <td align="right">505</td> </tr>
<tr> <td align="center">11</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Tahoe" title="Danau Tahoe">Tahoe</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a></td> <td align="right">501</td> </tr>
<tr> <td align="center">12</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Argentino&action=edit&redlink=1" title="Danau Argentino (halaman belum tersedia)">Argentino</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Argentina" title="Argentina">Argentina</a></td> <td align="right">500</td> </tr>
<tr> <td align="center">13</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Vostok&action=edit&redlink=1" title="Danau Vostok (halaman belum tersedia)">Vostok</a></td> <td><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antartika" title="Antartika">Antartika</a> (zona bebas)</td> <td align="right">500</td> </tr>
<tr> <td align="center">14</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Kivu" title="Danau Kivu">Kivu</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kongo" title="Kongo">Kongo</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rwanda" title="Rwanda">Rwanda</a></td> <td align="right">480</td> </tr>
<tr> <td align="center">15</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Quesnel&action=edit&redlink=1" title="Danau Quesnel (halaman belum tersedia)">Quesnel</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">475</td> </tr>
<tr> <td align="center">16</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Hauroko&action=edit&redlink=1" title="Danau Hauroko (halaman belum tersedia)">Hauroko</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selandia_Baru" title="Selandia Baru">Selandia Baru</a></td> <td align="right">462</td> </tr>
<tr> <td align="center">17</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Adams&action=edit&redlink=1" title="Danau Adams (halaman belum tersedia)">Adams</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td align="right">457</td> </tr>
<tr> <td align="center">18</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Poso" title="Danau Poso">Poso</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a></td> <td align="right">450</td> </tr>
<tr> <td align="center">19</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Mjosa&action=edit&redlink=1" title="Danau Mjosa (halaman belum tersedia)">Mjosa</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Norwegia" title="Norwegia">Norwegia</a></td> <td align="right">449</td> </tr>
<tr> <td align="center">20</td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_Fagnano&action=edit&redlink=1" title="Danau Fagnano (halaman belum tersedia)">Fagnano</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Argentina" title="Argentina">Argentina</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chili" title="Chili">Chili</a></td> <td align="right">449</td></tr>
</tbody></table>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-77886222423654377632011-01-17T19:27:00.000-08:002011-01-17T19:27:27.470-08:00DANAU TOBA<b>Danau Toba</b> adalah sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau" title="Danau">danau</a> vulkanik dengan ukuran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Panjang" title="Panjang">panjang</a> 100 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kilometer" title="Kilometer">kilometer</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lebar" title="Lebar">lebar</a> 30 kilometer yang terletak di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Sumatera_Utara" title="Provinsi Sumatera Utara">Provinsi Sumatera Utara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>. Danau ini merupakan danau terbesar di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a>. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Samosir" title="Pulau Samosir">Pulau Samosir</a>.<br />
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukit_Lawang" title="Bukit Lawang">Bukit Lawang</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nias" title="Nias">Nias</a>, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.<br />
<br />
<u><b>SEJARAH</b></u><br />
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan" title="Ledakan">ledakan</a> sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Supervolcano" title="Supervolcano">supervolcano</a> (gunung berapi super) yang paling baru. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bill_Rose" title="Bill Rose">Bill Rose</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Craig_Chesner" title="Craig Chesner">Craig Chesner</a> dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Michigan_Technological_University" title="Michigan Technological University">Michigan Technological University</a> memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a> sampai ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan" title="Afrika Selatan">Afrika Selatan</a>. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.<br />
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepunahan" title="Kepunahan">kepunahan</a>. Menurut beberapa bukti <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/DNA" title="DNA">DNA</a>, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_es" title="Zaman es">zaman es</a>, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.<br />
Setelah letusan tersebut, terbentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kaldera" title="Kaldera">kaldera</a> yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Magma" title="Magma">magma</a> yang belum keluar menyebabkan munculnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Samosir" title="Pulau Samosir">Pulau Samosir</a>.<br />
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dr._Michael_Petraglia&action=edit&redlink=1" title="Dr. Michael Petraglia (halaman belum tersedia)">Dr. Michael Petraglia</a>, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oxford" title="Oxford">Oxford</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a> bahwa telah ditemukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Situs" title="Situs">situs</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arkeologi" title="Arkeologi">arkeologi</a> baru yang cukup spektakuler oleh para ahli <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi" title="Geologi">geologi</a> di selatan dan utara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (<i>supervolcano</i>) <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Toba" title="Toba">Toba</a> pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Toba" title="Gunung Toba">Gunung Toba</a>. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mil" title="Mil">mil</a>, dari sebaran abunya.<br />
Selama tujuh tahun, para ahli dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oxford" title="Oxford">oxford</a> University tersebut meneliti projek <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem" title="Ekosistem">ekosistem</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Luas" title="Luas">luas</a> ribuan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hektare" title="Hektare">hektare</a> ini ternyata hanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sabana" title="Sabana">sabana</a> (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Debu" title="Debu">debu</a> dari letusan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung" title="Gunung">gunung</a> berapi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purba" title="Purba">purba</a>.<br />
Penyebaran debu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung" title="Gunung">gunung</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berapi&action=edit&redlink=1" title="Berapi (halaman belum tersedia)">berapi</a> itu sangat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Luas" title="Luas">luas</a>, ditemukan hampir di seluruh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia" title="Dunia">dunia</a>. Berasal dari sebuah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Erupsi" title="Erupsi">erupsi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Supervolcano" title="Supervolcano">supervolcano</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Purba" title="Purba">purba</a>, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Toba" title="Gunung Toba">Gunung Toba</a>. Dugaan mengarah ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Toba" title="Gunung Toba">Gunung Toba</a>, karena ditemukan bukti bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Molekul" title="Molekul">molekul</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Debu" title="Debu">debu</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vulkanik" title="Vulkanik">vulkanik</a> yang sama di 2100 titik. Sejak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kaldera" title="Kaldera">kaldera</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kawah" title="Kawah">kawah</a> yang kini jadi danau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Toba" title="Toba">Toba</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, hingga 3000 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mil" title="Mil">mil</a>, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyebaran&action=edit&redlink=1" title="Penyebaran (halaman belum tersedia)">penyebaran</a> debu itu sampai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terekam&action=edit&redlink=1" title="Terekam (halaman belum tersedia)">terekam</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kutub" title="Kutub">Kutub</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Utara" title="Utara">Utara</a>. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Letusan&action=edit&redlink=1" title="Letusan (halaman belum tersedia)">letusan</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Super&action=edit&redlink=1" title="Super (halaman belum tersedia)">super</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung" title="Gunung">gunung</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berapi&action=edit&redlink=1" title="Berapi (halaman belum tersedia)">berapi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Toba" title="Toba">Toba</a> kala itu. Bukti-bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kekuatan&action=edit&redlink=1" title="Kekuatan (halaman belum tersedia)">kekuatan</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Letusan&action=edit&redlink=1" title="Letusan (halaman belum tersedia)">letusan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang" title="Gelombang">gelombang</a> lautnya sempat memusnahkan kehidupan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Atlantis" title="Atlantis">Atlantis</a>.<br />
<br />
<u><b>TEORI BENCANA TOBA</b></u><br />
<b>Teori bencana Toba</b> adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teori" title="Teori">teori</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmiah" title="Ilmiah">ilmiah</a> bahwa gunung berapi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Toba" title="Toba">Toba</a> (di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra">Sumatra</a>) telah meletus. Letusan terjadi sekitar 75.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Menurut teori ini, rata-rata suhu dunia turun hingga 3-3.5 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelvin" title="Kelvin">derajat Kelvin</a>. Hal ini menyebabkan manusia yang hidup pada masa itu meninggal. Diperkirakan hanya 10.000 (atau bahkan 1.000) manusia yang selamat dari bencana ini. Kemungkinan bencana ini juga menyebabkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hominid" title="Hominid">hominid</a> lain punah. Setelah peristiwa ini, Bumi kembali dikolonisasi, dimulai dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika.</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio8rDhobtfpxdoKwFGNnQQBZsQGVAU2S6EsLzT2NyAr15ZJywZKYYXJhjC5MhQYoeXz2uB5X3GaEYwpKL0svPsHSlQMSA0PsXkB9Swn308W21uN8CJneXabuAg0wHzv699pEs36IkgyQkY/s1600/800px-Toba_Lake_View.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio8rDhobtfpxdoKwFGNnQQBZsQGVAU2S6EsLzT2NyAr15ZJywZKYYXJhjC5MhQYoeXz2uB5X3GaEYwpKL0svPsHSlQMSA0PsXkB9Swn308W21uN8CJneXabuAg0wHzv699pEs36IkgyQkY/s320/800px-Toba_Lake_View.JPG" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiau-GkNW8DrF25PEt3qp58WM_pZbg0HmnAght6HapK0q12agYhfQl-maWVhOZtWwjALkYyjrgW4jPTz6rvSbT0n7VeubZTxTWWCIV05wU6wHURx16xrvZA3-LV3OsOleMItpD_xEOHEU78/s1600/Danau_Toba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiau-GkNW8DrF25PEt3qp58WM_pZbg0HmnAght6HapK0q12agYhfQl-maWVhOZtWwjALkYyjrgW4jPTz6rvSbT0n7VeubZTxTWWCIV05wU6wHURx16xrvZA3-LV3OsOleMItpD_xEOHEU78/s320/Danau_Toba.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLcKkzznuQkSOhIyet-jWX1j8dernTIZYMmqQoN9KmhnF8k9Hjc7b-HCRTve84twBzC8FCniHEZoiFW6-vVwNXlgR1n2hGKSZwEoV9r3ekmMBRwK63L0blcQFyRsQGSatkElzxzQIbI9Pi/s1600/Lake-toba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLcKkzznuQkSOhIyet-jWX1j8dernTIZYMmqQoN9KmhnF8k9Hjc7b-HCRTve84twBzC8FCniHEZoiFW6-vVwNXlgR1n2hGKSZwEoV9r3ekmMBRwK63L0blcQFyRsQGSatkElzxzQIbI9Pi/s320/Lake-toba.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr_AukxBZYltbmCTVuLakXKcPD9j8hIIRwa1h89buHbZh0BR9FOI_HtCiBqv9Q4LYvDvTSFIxWfNZ1ZH_OY7h2xXrhEEIZs5HlltXnrv1y-WZQUBhjw4Sz8qxB3ZBA7LMASmY1Ez4_UKv7/s1600/toba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr_AukxBZYltbmCTVuLakXKcPD9j8hIIRwa1h89buHbZh0BR9FOI_HtCiBqv9Q4LYvDvTSFIxWfNZ1ZH_OY7h2xXrhEEIZs5HlltXnrv1y-WZQUBhjw4Sz8qxB3ZBA7LMASmY1Ez4_UKv7/s320/toba.jpg" width="320" /></a></div><br />
<u><b> </b></u>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-86341258842477755922011-01-14T23:23:00.000-08:002011-01-14T23:23:13.822-08:00STRATEGI PELAKSANAAN RESTOKING DALAM RANGKA PENGELOLAAN PERAIRAN UMUM<div style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>I.<span> </span></span></span></b><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>PENDAHULUAN</b><o:p></o:p></span></div><br />
<h3 style="margin: 12pt 0.1in 3pt 0.25in;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">1.1.<span> </span>Latar Belakang<o:p></o:p></span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Luas perairan umum di Indonesia sampai saat ini diperkirakan lebih dari 55 juta ha, yang terdiri dari perairan sungai beserta lebaknya seluas 11,95 juta ha; danau alam, dan buatan seluas 2,1 juta ha, dan perairan rawa seluas 39,4 juta ha. Dari total luas perairan umum, 60 % berada Kalimantan, 30 %-nya berada di Sumatera dan sisanya di Sulawesi, Jawa, Bali, NTB dan Irian Jaya. Sedangkan jenis ikan yang ada sekitar 600 spesies, termasuk diantaranya jenis ekonomis penting, ikan budidaya atau diperkirakan dapat dibudidayakan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 6pt 0.1in 0.0001pt 0.25in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Perairan umum mempunyai posisi yang strategis dan berfungsi multi guna, selain dimanfaatkan sektor perikanan, juga dimanfaatkan oleh sektor perindustrian, pariwisata, perhubungan, pemukiman dan sebagainya. Perairan umum terdiri dari danau, waduk, rawa, lebak, sungai serta genangan lainnya, merupakan salah satu sumberdaya perairan yang potensial untuk lebih dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi manusia, khususnya kebutuhan protein hewani dari ikan. Pemanfaatan perairan umum tersebut umumnya dilakukan melalui kegiatan penangkapan ikan, namun dengan semakin berkembangnya teknologi dan keterampilan masyarakat, maka perairan umum telah dimanfaatkan untuk kegiatan usaha budidaya perikanan secara intensif. Produksi perikanan perairan umum sebagian besar didominasi oleh produksi penangkapan, kini terjadi pergeseran ke arah sektor budidaya. Pergeseran ini terlihat dari penurunan perikanan hasil penangkapan serta meningkatnya produksi dari usaha budidaya di perairan umum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pengelolaan perairan umum sebagai salah satu upaya kegiatan perikanan dalam memanfaatkan sumberdaya secara berkesinambungan perlu dilakukan secara bijaksana. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan umum melalui kegiatan penangkapan dan budidaya mempunyai kecenderungan semakin tidak terkendali, dimana jumlah tangkap tidak lagi seimbang dengan daya pulihnya. Agar terjadi keseimbangan maka diperlukan pengelolaan sumberdaya yang lebih hati-hati. di perairan umum agar tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan, serta terjaminnya kelangsungan usaha pemanfaatan sumberdya ikan dengan tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya ikan di perairan umum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 6pt 0.1in 0.0001pt 0.25in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Restocking adalah salah satu upaya penambahan stock ikan tangkapan untuk ditebarkan di perairan umum, pada perairan yang dianggap telah mengalami krisis akibat padat tangkap atau tingkat pemanfaatannya berlebihan. Tujuan restocking selain menambah stock ikan agar dapat dipanen sebagai ikan konsumsi, juga bertujuan mengembalikan fungsi dan peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in;"><br />
</div><h3 style="margin: 12pt 0.1in 3pt 0.25in;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">1.2.<span> </span>Tujuan <o:p></o:p></span></h3><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai informasi dan masukan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penebaran benih ikan di perairan umum sehingga dapat digunakan untuk pengelolaan perairan umum secara berkelanjutan (<i>sustainable </i>) dan bertanggung jawab (<i>responsible fisheries</i>).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Sedangkan<span> </span>tujuan dari pada kegiatan penebaran ikan (restocking) adalah :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Untuk meningkatkan stok populasi ikan di perairan umum dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan melalui pengendalian dan pemanfaatan yang berpedoman pada kaidah-kaidah pelestarian sumberdaya hayati perairan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Untuk melestarikan keanekaragaman sumberdaya ikan di perairan umum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Untuk meningkatkan produksi ikan di perairan umum guna pemenuhan gizi bagi masyarakat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat/nelayan di sekitar perairan umum melalui peningkatan pendapatan yang merata dan kesempatan kerja tambahan dari sektor perikanan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">1.3.<span> </span>Permasalahan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><br />
</div><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Stock ikan di perairan umum semakin mengalami tekanan yang tinggi dari berbagai sumber, antara lain akibat pencemaran, penggundulan hutan, konversi lahan pertanian dan perkebunan menjadi pemukiman, penangkapan ikan secara berlebihan, introduksi jenis baru, dan akibat-akibat lainnya. Berbagai bentuk tekanan tersebut telah menyebabkan berkurangnya kelimpahan stok ikan di perairan umum. </span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>II.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PERAIRAN UMUM </b><o:p></o:p></span></div><br />
<div class="MsoSubtitle" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoSubtitle" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.25in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-weight: normal;">Dalam melaksanakan inventarisasi dan identifikasi perairan umum yang akan dilakukan restoking ada hal-hal yang harus dipenuhi dalam implementasinya antara lain persyaratan dari perairan umum itu sendiri<span> </span>dan p</span><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-weight: normal;">rioritas perairan umum.<span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-weight: normal;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoSubtitle" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.25in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">2.1.<span> </span><span> </span>Syarat perairan umum untuk restocking<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan kegiatan restoking di perairan umum. Hal ini untuk menjaga agar pelaksanaan restoking ini dapat berjalan secara efektif dan efisien.<span> </span>Adapun pesryaratan tersebut<span> </span>antaralain :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>a)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Mempunyai tingkat kesuburan perairan yang tinggi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>b)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Perairan tidak tercemar<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>c)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Kualitas air memenuhi kriteria baku mutu air golongan C.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>d)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Kondisi perairan layak bagi kehidupan biota akuatik<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>e)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Sifat perairan permanen (mengandung air sepanjang tahun)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>f)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dekat dengan sumber benih.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">2.2.<span> </span><span> </span>Prioritas perairan umum untuk restocking<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>a)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Perairan umum yang sudah kritis dan padat tangkap<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>b)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Banyak nelayan/petani ikan/ masyarakat yang bermukim di sekitar perairan tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>c)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Produksi ikan cenderung menurun/rendah.<o:p></o:p></span></div><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>d)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Keanekaragaman jenis sumberdaya ikan rendah.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>III.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN RESTOKING</b><o:p></o:p></span></div><br />
<div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><br />
</div><div align="left" class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-align: left; text-indent: -0.5in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>3.1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pelaksanaan Kegiatan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dalam pelaksanaan restoking ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan sempurna, yaitu persiapan, koordinasi kegiatan,<span> </span>pembinaan dan pengelolaan.<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>a)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Persiapan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Sebelum kegiatan restocking dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan persiapan-persiapan yang meliputi :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -25.5pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Peninjauan ke lokasi kegiatan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 26.25pt; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Peninjauan ke lokasi kegiatan bertujuan :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 80.25pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Mendapatkan informasi mengenai perairan umum yang akan dilakukan restocking. Informasi tersebut antara lain : luas, tingkat kesuburan, tingkat pemanfaatan/ pengusahaan, kedalaman, jenis-jenis ikan asli yang ada/pernah ada, gangguan/ hambatan yang dialami, usaha pembinaan yang pernah dilakukan, gangguan lingkungan (pencemaran), peraturan perundangan pemerintah daerah setempat, dan lain-lain<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 80.25pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Mengetahui keadaan sosial ekonomi masyarakat/petani ikan/ penduduk yang bermukim di sekitar perairan umum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -25.5pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Peninjauan sumber benih<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Peninjauan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesiapan pengadaan benih yang berasal dari Balai Benih, Unit Pembenihan Rakyat (UPR) atau petani ikan pengumpul benih atau sumber benih lainnya. Informasi yang digali antara lain :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Jenis ikan yang dibenihkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Jumlah benih ikan yang dapat dihasilkan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Ukuran<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Kesehatan ikan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Kelayakan benih yang ditebarkan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dan lain-lain yang dianggap perlu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 62.25pt; text-indent: 0in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -25.5pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pengadaan benih dan syarat pemilihan jenis<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Diutamakan jenis-jenis yang sudah berhasil dikembangkan secara massal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Mudah dan cepat berkembang biak<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Sehat dan tidak mengandung penyakit<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Cepat beradaptasi dengan lingkungan yang abru<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Memiliki mobilitas yang cukup tinggi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Tidak bersifat predator.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Mudah diperoleh dalam jumlah yang cukup memadai untuk penebaran<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 81pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Ukuran minimal 5 – 8 cm<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 44.25pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -25.5pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pengadaan Sarana<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Untuk pengangkutan ikan hidup ke lokasi penebaran diperlukan sarana bantu berupa bahan-bahan dan peralatan sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Kantong plastik dengan ukuran disesuaikan jumlah yang diangkut, ketebalan 0,5 – 0,6 cm<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dus/karton untuk pengepakan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Tabung oksigen<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Bahan peredam suhu (Styrofoam, dll)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Label plastik, kertas, spidol, perekat dll<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Alat transportasi (truck, dll)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Alat bantu penebaran benih lainnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in;"><br />
</div><div align="left" class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>b)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Koordinasi Kegiatan<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 6pt 0.1in 0.0001pt 0.25in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pelaksanaan kegiatan restoking agar mencapai sasaran perlu<span> </span>direncanakan dan dikoordinasikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi/Kabupaten/Kota, mulai dari tingkat persiapan, pelaksanaan penebaran, pembinaan, pengendalian, pengelolaan, pembinaan, pemantauan dan pengawasan. Di tingkat pusat, pembinaan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><br />
</div><div align="left" class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-align: left; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>c)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pembinaan dan Pengelolaan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 6pt 0.1in 0.0001pt 0.25in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Agar kegiatan restocking dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang kongkrit. sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0in; text-indent: 0in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">1)<span> </span>Pengaturan dan pembatasan penangkapan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Penutupan sementara bagian perairan tertentu dari penangkapan ikan dengan maksud untuk memberi kesempatan bagi ikan-ikan muda untuk tumbuh dan berkembang biak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pengaturan penangkapan yang diatur dengan suatu ketetapan yang bersifat mengikat (Peraturan Daerah) dengan mempertimbangkan kelestarian sumber daya ikan dan azas manfaat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pengaturan secara adat, misal Lelang Lebak Lebung (Sumatera Selatan), Sasi (Maluku), Lubuk Larangan (Sumatera Utara) dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Larangan menangkap ikan dengan bahan-bahan kimia berbahaya, bahan peledak, racun, alat berarus listrik dan lain-lainnya yang dapat menggangu kehidupan biota akuatik dan ekosistem perairan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Larangan menangkap ikan dengan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan perairan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>f.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Larangan menangkap ikan pada saat musim pemijahan dan bertelur.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>g.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Larangan melakukan penangkapan di luar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan (Perda) seperti misalnya jenis, ukuran, jumlah (ikan dan alat tangkap) dan lainnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>h.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Menjaga dan mengendalikan perairan umum dari gangguan lingkungan perairan seperti misalnya pendangkalan, pencemaran dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>i.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat/penduduk yang bermukim di sekitar perairan umum untuk tetap menjaga dan melestarikan sumberdaya ikan dan ekosistemnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>j.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Selalu melakukan koordinasi antar instansi terkait di daerah dalam melaksanakan pengelolaan, pembinaan dan pengawasannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">2).<span> </span><span> </span>Pengendalian dan Pengawasan<span> </span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 6pt 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pengaturan Penangkapan, dimana hanya diperbolehkan pada bulan-bulan tertentu ( Lubuk larangan, Lebak Lebung dan Sasi)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pengawasan yang intensif, baik dari Pemerintah, petani-nelayan, maupun kelompok tani yang berkompeten terhadap pelestarian lingkungan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Pengalihan Usaha, dari penangkapan ke usaha Budidaya di perairan umum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span class="SpellE"><span class="GramE"><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Penyuluhan</span></span></span><span class="GramE"><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"> yang <span class="SpellE">intensif</span> <span class="SpellE">tentang</span> <span class="SpellE">pentingnya</span> <span class="SpellE">pelestarian</span> <span class="SpellE">sumberdaya</span> <span class="SpellE">ikan</span>.</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"><span>e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span class="SpellE"><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Penegakan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"> <span class="SpellE">Hukum</span> <span class="SpellE">terhadap</span> <span class="SpellE">pihak-pihak</span> yang <span class="SpellE">melakukan</span> <span class="SpellE">pelanggaran</span> <span class="SpellE">yaitu</span> <span class="SpellE">pihak</span> yang <span class="SpellE">melakukan</span> <span class="SpellE">penangkapan</span> <span class="SpellE">ikan</span> <span class="SpellE">dengan</span> <span class="SpellE">menggunakan</span> <span class="SpellE">alat</span> <span class="SpellE">atau</span> <span class="SpellE">bahan</span> yang <span class="SpellE">membahayakan</span> <span class="SpellE">kelestarian</span> <span class="SpellE">lingkungan</span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"><span>f.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span class="SpellE"><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;">Diterapkannya</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial;"> AMDAL <span class="SpellE">kepada</span> <span class="SpellE">perusahaan</span> yang <span class="SpellE">melakukan</span> <span class="SpellE">usaha</span> <span class="SpellE">disekitar</span> <span class="SpellE">perairan</span> <span class="SpellE">umum</span> <span class="SpellE">maupun</span> <span class="SpellE">laut</span> <span class="SpellE"><span class="GramE">serta</span></span><span class="GramE"><span> </span><span class="SpellE">diberlakukannya</span></span> <span class="SpellE">aturan</span><span> </span><span class="SpellE">dan</span> <span class="SpellE">sangsi</span> <span class="SpellE">dalam</span> <span class="SpellE">pembuangan</span> <span class="SpellE">limbah</span> <span class="SpellE">industri</span>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 0.1in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">3.2.<span> </span>Evaluasi kegiatan<o:p></o:p></span></b></div><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Evaluasi kegiatan dimaksudkan agar pelaksanaan restoking dapat diketahui tingkat perkembangan selanjutnya. Untuk itu setiap setiap 4 (empat) bulan sekali sebaiknya dilakukan penangkapan ikan (sampling) dengan mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan ikan yang ditebarkan di perairan umum, meliputi : jenis, ukuran ikan, berat, tingkat pertumbuhan dan lainnya). Pada tahap evaluasi dan monitoring sebaiknya dilakukan<span> </span>penandaan (<i>tagging</i>) yang diletakkan pada<span> </span>ikan yang ditebarkan. Penandaan ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan dari spesies yang ditebar pada suatu perairan, pada waktu dilakukan evaluasi apakah pertumbuhannya terganggu, populasi yang ditebar sesuai dengan kondisi awal atau bahkan hilang sama sekali karena adanya predator di perairan tersebut.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>IV.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>REKOMENDASI JENIS IKAN<span> </span></b><o:p></o:p></span></div><br />
<div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Jenis-jenis ikan yang direkomendasikan untuk restocking di perairan umum antara lain adalah<span> </span>ikan-ikan asli yang ada di Perairan Umum yang bersangkutan ataupun ikan-ikan yang sudah didomestikasi, yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Ikan mas ( <i>Cyprinus carpio</i>)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Nila Merah (<i>Oreochromis niloticus</i>)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Koan (Grass carp) <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Nilem <i>( Ostochillus hasselti</i>)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><i><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Tawes <i>(Punctius javanicus)<o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>f.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span> </span>Patin Jambal<span> </span>(<i>Pangasius pangasius</i>)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>g.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Lele (<i>Clarias batracus</i>)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>h.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Gurame (<i>Osphronemus gouramy</i>)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dalam melakukan restoking harus dilihat kondisi ekosystem yang ada, hal ini<span> </span>guna menghindari dengan dilakukannya restocking malahan merusak<span> </span>ekosistem yang ada. Disamping itu menghindari ikan-ikan asli (<i>indigenous species</i>) yang ada di Perairan Umum tersebut<span> </span>terancam punah.</span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>V.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>KESIMPULAN </b><o:p></o:p></span></div><br />
<div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="margin-right: 0.1in; text-indent: 0in;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut<span> </span>:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>a)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan umum yang kurang bijaksana atau bertentangan dengan kaidah-kaidah pengelolaan sumberdaya ikan, maka dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang dapat yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan kelestarian sumberdaya ikan itu sendiri <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>b)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pengelolaan perairan umum yang baik yang diikuti dengan pelestarian sumberdaya ikan melalui upaya penebaran bibit ikan (restocking) akan sangat besar manfaatnya bagi kelanjutan produktivitas dan keseimbangan ekosistem perairan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>c)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dengan pelaksanaan penebaran ikan (restocking) di perairan umum, maka diharapkan<span> </span>akan terjadi<span> </span>:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Peningkatan stok populasi ikan di perairan umum <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Pelestarian<span> </span>keanekaragaman sumberdaya ikan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Peningkatan produksi ikan di perairan umum guna pemenuhan gizi bagi masyarakat.<o:p></o:p></span></div><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><span>4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Peningkatan kesejahteraan masyarakat/nelayan di sekitar perairan umum melalui peningkatan pendapatan yang merata dan kesempatan kerja tambahan dari sektor perikanan.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoBodyText2" style="margin: 0in 0.1in 0.0001pt 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Boyd, CE, 1990. Water quality in pond for Aquaculture. Birmingham Publishing Co, Birmingham Alabama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Ditjen Perikanan Tangkap,<span> </span>2000, Statistik Perikanan Tangkap, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Cooke, G.D, E.B. Welch, SA Peterson & P.R.Newroth, 1986. Lake and reservoir restoration. Butterworth Publisher.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Hartoto, DI & Yusriawati. 1999, Evaluation of Inland Water Fishery Reserve in Jambi Province. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional VII<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Hartoto, DI 2000, Usulan protokol penebaran ikan di Perairan Umum. Kontribusi Puslitbang<span> </span>Limnologi LIPI untuk Pembangunan Perikanan Perairan Umum<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Hartoto, DI, 2000, An overview of some limnological parameters and management status of fishery reserve in Central Kalimantan. Paper presented in the Workshop of the Current Progress in Tropical Limnology. Shinshu University, Japan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Ilyas S. Et al 1990,<span> </span>Petunjuk Teknis Pengelolaan Perairan Waduk bagi Pembangunan Perikanan, Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Jobling, M. 1994. Environmental Biology of Fishes. Fish and Fisheries Series 16. Chapmann and Hall<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: normal; margin: 0in 0.1in 0.0001pt 63pt; text-indent: -63pt;"><br />
</div>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-31883425478107206252011-01-14T23:10:00.001-08:002011-01-14T23:12:22.536-08:00Perairan Umum Darat Indonesia Terluas di AsiaIndonesia memiliki perairan darat umum seluas 54 juta hektar lebih tercatat sebagai perairan darat terluas di Asia setelah China.<br />
<br />
"Perairan Umum Darat (PUD) Indonesia itu meliputi danau, waduk, sungai, rawa dan genangan air lainnya yang cukup potensial dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan," kata Dirjen Perikanan Tangkap Dr Ir Dedy H Sutisna, MS, dalam siaran pers yang diterima di Padang, Selasa (22/6/2010). <br />
<br />
Istilah perairan umum daratan pertama kali disepakati dalam ’Round Table Forum’ Perairan Umum Indonesia ke-2 tahun 2005 di Palembang yang dihadiri oleh birokrat, pakar dan peneliti pusat dan daerah. <br />
<br />
Istilah tersebut untuk mengganti istilah perairan umum, perairan darat dan perairan tawar yang status kepemilikannya dikuasai negara. <br />
<br />
Menurut Dedy, berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Riset Perikanan Tangkap 2005 (belum dilegalformalkan), total potensi produksi perikanan PUD Indonesia mencapai 3,035 juta ton/tahun yang terdiri atas 2,868 juta ton/tahun dari perairan sungai dan rawa banjiran, 158.000 ton/tahun dari danau dan 9.000 ton/tahun dari waduk. <br />
<br />
Sementara berdasarkan data statistik perikanan tangkap, volume produksi perikanan tangkap di PUD 2008 mencapai 494.395 ton dengan nilai Rp5,013 triliun. <br />
<br />
Volume produksi dan nilai produksi perikanan tangkap tersebut masing-masing memberikan sumbangsih sebesar 9,51 persen dan 5,60 persen dari total volume produksi dan nilai produksi perikanan tangkap. <br />
<br />
Secara keseluruhan perikanan tangkap di PUD memberikan peranan penting yakni sebagai sumber protein dan ketahanan pangan, sumber lapangan kerja, dan sumber pendapatan daerah. <br />
<br />
Berdasarkan data statistik perikanan tangkap 2008, perikanan tangkap di PUD telah memberikan sumbangan sebesar 494.395 ton dalam penyediaan ikan untuk konsumsi maupun ekspor dan menyerap 496.499 ternaga kerja nelayan.<br />
<br />
Karena itu, dalam rangka pembangunan ekonomi daerah, perikanan tangkap di PUD memberikan kontribusi sangat penting. Dicontohkan, Perairan Lebak Lebung di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, telah lebih dari 60 tahun berperan sebagai sumber pendapatan untuk pemerintah daerah melalui mekanisme lelang pemanfaatan perairan yang diselenggarakan secara berkala setiap tahun. <br />
<br />
Nilai hasil lelang ini terus meningkat dari tahun ke tahun yakni pada periode 2000-2004 mencapai Rp 2,5 miliar-Rp 4,4 miliar (Dinas Pendapatan Daerah OKI, 2000-2004).<br />
<br />
Selain itu dalam perspektif plasma nutfah dan genetik, PUD Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi, sehingga tercatat sebagai salah satu perairan dengan "mega biodiversity" di dunia. <br />
<br />
Komisi Nasional Plasma Nutfah Indonesia melaporkan bahwa PUD Indonesia mengandung kekayaan plasma nutfah ikan yang jenisnya sangat banyak, mencapai 25 persen dari jumlah jenis ikan yang ada di dunia. Dan menurut FAO terdapat sekitar 2.000 jenis ikan. <br />
<br />
Dalam forum yang dihadiri oleh Kementerian PU, Kementerian Lingkungan Hidup, para Eselon II dan III lingkup KKP, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi seluruh Indonesia, beberapa hari lalu Dirjen Perikanan Tangkap mengemukakan pentingnya membangun sinergi lintas sektor dalam pengelolaan sumberdaya ikan di PUD. <br />
<br />
"Hal ini penting karena selama ini PUD dimanfaatkan oleh multi sektor, sehingga dampak dari kegiatan sektor lain bisa memberikan gangguan terhadap habitat dan kelestarian sumber daya ikan," katanya.PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-91772905888320719552011-01-14T22:58:00.000-08:002011-01-14T22:58:35.439-08:00CNIDARIA<b>Cnidaria</b> adalah sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filum" title="Filum">filum</a> yang terdiri atas sekitar 9.000 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spesies" title="Spesies">spesies</a> hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut" title="Laut">laut</a>. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jarum_penyengat&action=edit&redlink=1" title="Jarum penyengat (halaman belum tersedia)">jarum penyengat</a>". Kemampuan menyengat cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka.Ciri khas Cnidaria adalah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Knidosit&action=edit&redlink=1" title="Knidosit (halaman belum tersedia)">knidosit</a>, yang merupakan sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh mereka terdiri atas <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mesoglea&action=edit&redlink=1" title="Mesoglea (halaman belum tersedia)">mesoglea</a>, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua lapisan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Epitelium" title="Epitelium">epitelium</a> yang biasanya setebal satu <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel" title="Sel">sel</a>. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Medusa" title="Medusa">medusa</a> yang berenang dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polip&action=edit&redlink=1" title="Polip (halaman belum tersedia)">polip</a> yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai satu lubang jalan masuk yang berfungsi sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mulut" title="Mulut">mulut</a> maupun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anus" title="Anus">anus</a> yang disebut manus serta rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas. Banyak cnidaria memproduksi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Koloni" title="Koloni">koloni</a> yang meruapakan organisme tunggal terdiri atas <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zooid&action=edit&redlink=1" title="Zooid (halaman belum tersedia)">zooid</a> mirip medusa atau mirip polip atau keduanya. Kegiatan cnidaria dikoordinasikan oleh jaring-jaring saraf tak terpusat serta reseptor sederhana. Beberapa <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cubozoa&action=edit&redlink=1" title="Cubozoa (halaman belum tersedia)">Cubozoa</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Scyphozoa" title="Scyphozoa">Scyphozoa</a> yang berenang bebas memiliki indera penyeimbang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Statokista&action=edit&redlink=1" title="Statokista (halaman belum tersedia)">statokista</a> dan ada yang punya ropalia, suatu struktur pengindera kompleks yang dapat termasuk mata pembentuk citra dengan lensa dan retina yang sederhana. Semua cnidaria berkembangbiak secara seksual. Banyak cnidaria memiliki daur hidup yang rumit dengan tingkat perkembangan polip aseksual dan medusa seksual, namun beberapa tidak memiliki polip atau tidak memiliki medusa.<br />
Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ctenophora" title="Ctenophora">Ctenophora</a> dalam filum <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Coelenterata" title="Coelenterata">Coelenterata</a>, akan tetapi setelah lebih disadari perbedaan mereka menyebabkan mereka ditempatkan pada filum yang terpisah. Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama: <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anthozoa&action=edit&redlink=1" title="Anthozoa (halaman belum tersedia)">Anthozoa</a> yang sesil terdiri dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anemon_laut" title="Anemon laut">anemon laut</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Koral&action=edit&redlink=1" title="Koral (halaman belum tersedia)">koral</a>, dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pena_laut&action=edit&redlink=1" title="Pena laut (halaman belum tersedia)">pena laut</a>; serta <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Scyphozoa" title="Scyphozoa">Scyphozoa</a> (ubur-ubur), <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cubozoa&action=edit&redlink=1" title="Cubozoa (halaman belum tersedia)">Cubozoa</a> (ubur-ubur kotak) dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hydrozoa&action=edit&redlink=1" title="Hydrozoa (halaman belum tersedia)">Hydrozoa</a> yang ketiganya perenang, kelompok beranekaragam yang termasuk cnidaria air tawar dan juga cnidaria laut, dan memiliki baik anggota yang sesil seperti <i><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hydra" title="Hydra">Hydra</a></i> dan perenang berkoloni seperti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ubur-ubur_kapal_perang_portugis&action=edit&redlink=1" title="Ubur-ubur kapal perang portugis (halaman belum
tersedia)">ubur-ubur kapal perang portugis</a>. <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Staurozoa&action=edit&redlink=1" title="Staurozoa (halaman belum tersedia)">Staurozoa</a> baru-baru ini diakui sebagai satu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelas" title="Kelas">kelas</a> tersendiri dan bukan bagian kelompok Scyphozoa, dan ada perdebatan tentang apakah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Myxozoa&action=edit&redlink=1" title="Myxozoa (halaman belum tersedia)">Myxozoa</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polypodiozoa&action=edit&redlink=1" title="Polypodiozoa (halaman belum tersedia)">Polypodiozoa</a> merupakan cnidaria atau lebih dekat pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bilateria" title="Bilateria">bilateria</a> (hewan yang lebih kompleks).<br />
Banyak cnidaria memangsa organisme yang berukuran dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plankton" title="Plankton">plankton</a> hingga binatang yang berukuran beberapa kali lebih besar dari mereka sendiri, tetapi banyak dari mereka mendapatkan nutrisi dari alga endosimbiotik, dan ada yang bersifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parasit" title="Parasit">parasit</a>. Banyak cnidaria yang dimangsa oleh binatang lain termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bintang_laut" title="Bintang laut">bintang laut</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan" title="Ikan">ikan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyu" title="Penyu">penyu</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang" title="Terumbu
karang">Terumbu karang</a> yang polipnya kaya akan alga endosimbiotik, menopang beberapa ekosistem paling produktif di dunia, dan melindungi vegetasi di daerah pasang-surut dan pada garis pantai dari arus yang kuat dan juga pasang air laut. Sementara koral terbatas hidup di air laut hangat dan dangkal, cnidaria lain hidup di laut dalam, dai lautan kutub dan di air tawar.<br />
Fosil cnidaria telah ditemukan di bebatuan yang terbentuk 580 juta tahun lalu, dan fosil lain menunjukkan bahwa koral sudah ada tak lama sebelum 490 juta tahun lalu dan menjadi beranekaragam beberapa juta tahun kemudian. Fosil cnidaria yang tidak membuat struktur bermineral sangat jarang Ilmuwan saat ini berpikir bahwa cnidaria, ctenophora dan bilateria loebih dekat kekerabatannya dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Calcarea" title="Calcarea">spons calcarea</a> daripada dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera" title="Porifera">spons</a> lain, dan bahwa anthozoa adalah "bibi" atau "saudara" evolusioner dari cnidaria lain, dan lebih berkerabat dekat dengan bulateria. Analisis baru-baru ini menyimpulkan bahwa cnidaria, meskipun dianggap lebih "primitif" dari bilateria, memiliki rentang gen yang besar.<br />
Sengat ubur-ubur membunuh beberapa ratus orang pada abad ke 20 , dan ubur-ubur kotak lah yang terutama sekali berbahaya. Di pihak lain, beberapa ubur-ubur besar dianggap sebagai makanan enak di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> timur dan selatan. terumbu karang telah lama dianggap penting secara ekonomi sebagai tempat memancing, pelindung bangunan di pantai dari arus dan pasang air laut, dan baru-baru ini sebagai pusat wisata. Namun, mereka rentan terhadap penangkapan ikan berlebih, pertambangan material bangunan, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi" title="Polusi">polusi</a>, dan kerusakan akibat pariwisata.<br />
<br />
<u><b>CIRI-CIRI KHAS</b></u><br />
Cnidaria membentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filum" title="Filum">filum</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a> yang lebih komplels daripada <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spons" title="Spons">spons</a>, hampir sekompleks <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ctenophora" title="Ctenophora">ctenophora</a> (ubur-ubur sisir), dan kurang kompleks dibanding <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bilateria" title="Bilateria">bilateria</a>, yang termasuk hampir semua hewan lain. Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora lebih kompleks daripada spons karena mereka memiliki: sel-sel yang diikat oleh penghubung antar-sel dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Membran_dasar&action=edit&redlink=1" title="Membran dasar (halaman belum tersedia)">membran dasar</a> yang mirip karpet; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otot" title="Otot">otot</a>; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf" title="Sistem saraf">sistem saraf</a>, dan beberapa mempunyai organ pengindera. Cnidaria berbeda dari binatang lain karena memiliki <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Knidosit&action=edit&redlink=1" title="Knidosit (halaman belum tersedia)">knidosit</a> yang menembak seperti harpun dan digunakan terutama untuk menangkap mangsa dan tambatan pada beberapa spesies.<sup class="reference" id="cite_ref-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson_0-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson-0">[1]</a></sup><br />
Seperti spons dan ctenophora, cnidaria mempunyai dua lapisan sel utama yang mengapit lapisan tengah yang mirip jeli yang disebut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mesoglea&action=edit&redlink=1" title="Mesoglea (halaman belum tersedia)">mesoglea</a> pada cnidaria; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a> yang lebih kompleks memiliki tiga lapisan sel utama dan tidak ada lapisan perantara mirip jeli. Oleh karena itu, cnidaria dan ctenophora disebut sebagai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diploblastik&action=edit&redlink=1" title="Diploblastik (halaman belum tersedia)">diploblastik</a> secara tradisional, bersama dengan spons.<sup class="reference" id="cite_ref-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson_0-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson-0">[1]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral_1-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral-1">[2]</a></sup> Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora memiliki tipe <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otot" title="Otot">otot</a> yang, pada hewan yang lebih kompleks, berasal dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mesoderm&action=edit&redlink=1" title="Mesoderm (halaman belum tersedia)">lapisan sel tengah</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-SeipelSchmid2005EvolutionOfStriatedMuscle_2-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-SeipelSchmid2005EvolutionOfStriatedMuscle-2">[3]</a></sup> Sebagai hasilnya beberapa buku teks baru-baru ini mengklasifikasikan ctenophora sebagai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Triploblastik&action=edit&redlink=1" title="Triploblastik (halaman belum tersedia)">triploblastik</a>,<sup class="reference" id="cite_ref-RuppertBarnes2004Ctenophora_3-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-RuppertBarnes2004Ctenophora-3">[4]</a></sup> dan diperkirakan bahwa cnidaria berevolusi dari moyang yang triploblastik<u><b> </b></u><br />
<u><b> </b></u><br />
<u><b>DESKRIPSI </b></u><u><b></b></u><br />
<h3><span class="mw-headline" id="Lapisan_sel_utama">Lapisan sel utama</span></h3>Cnidaria adalah binatang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diploblastik&action=edit&redlink=1" title="Diploblastik (halaman belum tersedia)">diploblastik</a>, dengan kata lain mereka mempunyai dua lapisan sel utama, sedangkan binatang yang lebih kompleks adalah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Triploblastik&action=edit&redlink=1" title="Triploblastik (halaman belum tersedia)">triploblastik</a> yang mempunyai tiga lapisan utama. Dua lapisan sel utama cnidaria membentuk <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Epitel" title="Epitel">epitel</a> yang kebanyakan setebal satu sel, dan melekat pada <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Membran_dasar&action=edit&redlink=1" title="Membran dasar (halaman belum tersedia)">membran dasar</a> berserat, yang mereka sekresikan. mereka juga mensekresikan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mesoglea&action=edit&redlink=1" title="Mesoglea (halaman belum tersedia)">mesoglea</a> yang mirip jeli yang memisahkan lapisan-lapisan tersebut. Lapisan yang menghadap ke luar, dikenal sebagai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Eksoderm&action=edit&redlink=1" title="Eksoderm (halaman belum tersedia)">eksoderm</a> ("kulit luar"), biasanya terdiri dari tipe-tipe sel berikut::<sup class="reference" id="cite_ref-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson_0-6"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson-0">[1]</a></sup><br />
<ul><li>Sel epiteliomuskuler yang tubuhnya membentuk bagian epitelium tapi yang dasarnya meluas membentuk serat-serat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otot" title="Otot">otot</a> pada baris-baris sejajar.<sup class="reference" id="cite_ref-RuppertBarnes2004MuscleTissue_7-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-RuppertBarnes2004MuscleTissue-7">[8]</a></sup> Serat-serat lapisan sel yang menghadap keluar ini umumnya tegak lurus pada serat-serat dari lapisan sel yang menghadap kedalam. Pada <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anthozoa&action=edit&redlink=1" title="Anthozoa (halaman belum tersedia)">Anthozoa</a> (anemon laut, koral, dan lain-lain) dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Scyphozoa" title="Scyphozoa">Scyphozoa</a> (ubur-ubur), mesogleanya juga terdapat sel-sel otot.<sup class="reference" id="cite_ref-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral_1-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral-1">[2]</a></sup></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Knidosit&action=edit&redlink=1" title="Knidosit (halaman belum tersedia)">Knidosit</a> (<i>Cnidocyte</i>) , sel penyengat mirip harpun yang memberi nama filum Cnidaria ini. Sel-sel ini berada diantara atau kadang di atas sel-sel otot.<sup class="reference" id="cite_ref-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson_0-7"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson-0">[1]</a></sup></li>
<li>Sel <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Saraf" title="Saraf">saraf</a>. Sel <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neuron_sensori&action=edit&redlink=1" title="Neuron sensori (halaman belum tersedia)">pengindera</a> berada di antara atau kadangkala di atas sel-sel otot,<sup class="reference" id="cite_ref-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson_0-8"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson-0">[1]</a></sup> dan berkomunikasi melalui <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsis" title="Sinapsis">sinapsis</a> (celah yang dilalui sinyal kimia) dengan sel <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saraf_motor&action=edit&redlink=1" title="Saraf motor (halaman belum tersedia)">saraf motor</a>, yang terutama terletak diantara dasar dari sel-sel otot.<sup class="reference" id="cite_ref-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral_1-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral-1">[2]</a></sup></li>
<li>Sel interstisial, yang tak terspesialisasi, dan dapat menggantikan sel-sel yang hilang atau rusak dengan berubah menjadi tipe yang sesuai. Sel-sel ini terdapat di antara dasar sel-sel otot.<sup class="reference" id="cite_ref-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson_0-9"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson-0">[1]</a></sup></li>
</ul>Selain sel epiteliomuskuler, saraf dan interstisial, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gastrodermis&action=edit&redlink=1" title="Gastrodermis (halaman belum tersedia)">gastrodermis</a> ("kulit perut") mengandung sel-sel <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar" title="Kelenjar">kelenjar</a> yang mensekresikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim" title="Enzim">enzim</a> pencernaan. Pada beberapa spesies ia juga mempunyai knidosit yang dipakai untuk mengalahkan mangsanya yang masih berjuang.<sup class="reference" id="cite_ref-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral_1-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral-1">[2]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson_0-10"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson-0">[1]</a></sup><br />
Mesoglea memiliki sejumlah kecil sel-sel yang mirip <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amoeba" title="Amoeba">amoeba</a>,<sup class="reference" id="cite_ref-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral_1-5"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-RuppertBarnes2004CnidariaGeneral-1">[2]</a></sup> dan sel otot pada beberapa spesies.<sup class="reference" id="cite_ref-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson_0-11"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria#cite_note-Hinde2001CnidariaAndCtenophoraInAnderson-0">[1]</a></sup> Akan tetapi jumlah sel dan tipe lapisan tengah lebih sedikit daripada spons.PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-44185183671799529262011-01-14T22:54:00.000-08:002011-01-14T22:54:22.920-08:00PROTOZOA<b>Protozoa</b> secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani" title="Yunani">Yunani</a>, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. <sup class="reference" id="cite_ref-shvoong_0-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa#cite_note-shvoong-0">[1]</a></sup> .Protozoa merupakan kelompok lain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protista" title="Protista">protista</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eukariotik" title="Eukariotik">eukariotik</a>. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Algae" title="Algae">algae</a> dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Euglenophyta&action=edit&redlink=1" title="Euglenophyta (halaman belum tersedia)">Euglenophyta</a>, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Klorofil" title="Klorofil">klorofil</a> dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Strain" title="Strain">strain</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mutan" title="Mutan">mutan</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Algae" title="Algae">algae</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Genus" title="Genus">genus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chlamydomonas" title="Chlamydomonas">Chlamydomonas</a> yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polytoma&action=edit&redlink=1" title="Polytoma (halaman belum tersedia)">Polytoma</a>. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prokariot" title="Prokariot">prokariot</a> karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur" title="Jamur">jamur</a> karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.<br />
<br />
<br />
<u><b> BENTUK TUBUH </b></u><br />
<br />
Biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Flagela&action=edit&redlink=1" title="Flagela (halaman belum tersedia)">flagela</a>. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protista" title="Protista">Protista</a>. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia.<br />
<br />
<u><b>HABITAT</b></u><br />
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Parasitik&action=edit&redlink=1" title="Parasitik (halaman belum tersedia)">parasitik</a>, hidup pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme">organisme</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inang" title="Inang">inang</a>. Inang protozoa yang bersifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parasit" title="Parasit">parasit</a> dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vertebrata" title="Vertebrata">vertebrata</a> yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zooplankton" title="Zooplankton">zooplankton</a>. Protozoa laut yang lain hidup di dasar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut" title="Laut">laut</a>. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rumen&action=edit&redlink=1" title="Rumen (halaman belum tersedia)">rumen</a> hewan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ruminansia" title="Ruminansia">ruminansia</a>. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. <sup class="reference" id="cite_ref-unila_1-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa#cite_note-unila-1">[2]</a></sup>. Protozoa hidup secara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soliter" title="Soliter">soliter</a> atau bentuk koloni. Didalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem" title="Ekosistem">ekosistem</a> air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoadibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat didalam sel antara lain <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nucleus&action=edit&redlink=1" title="Nucleus (halaman belum tersedia)">nucleus</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Badan" title="Badan">badan</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Golgi&action=edit&redlink=1" title="Golgi (halaman belum tersedia)">golgi</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mikrokondria&action=edit&redlink=1" title="Mikrokondria (halaman belum tersedia)">mikrokondria</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plastida" title="Plastida">plastida</a>, dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Vakluola&action=edit&redlink=1" title="Vakluola (halaman belum tersedia)">vakluola</a>. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Holozoik&action=edit&redlink=1" title="Holozoik (halaman belum tersedia)">holozoik</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%28heterotrof%29&action=edit&redlink=1" title="(heterotrof) (halaman belum tersedia)">(heterotrof)</a>, yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Klorofit&action=edit&redlink=1" title="Klorofit (halaman belum tersedia)">klorofit</a> dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saprofitik&action=edit&redlink=1" title="Saprofitik (halaman belum tersedia)">saprofitik</a>, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.<br />
<br />
<br />
<u><b>CIRI - CIRI</b></u><br />
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :<br />
<ul><li>Organisme uniseluler (bersel tunggal)</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eukariotik" title="Eukariotik">Eukariotik</a> (memiliki membran nukleus)</li>
<li>Hidup <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soliter" title="Soliter">soliter</a> (sendiri) atau berkoloni (kelompok)</li>
<li>Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)</li>
<li>Hidup bebas, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saprofit&action=edit&redlink=1" title="Saprofit (halaman belum tersedia)">saprofit</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parasit" title="Parasit">parasit</a></li>
<li>Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup</li>
<li>Alat gerak berupa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pseudopodia" title="Pseudopodia">pseudopodia</a>, silia, atau flagela <sup class="reference" id="cite_ref-guru_2-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa#cite_note-guru-2">[3]</a></sup></li>
</ul>Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Silia" title="Silia">silia</a> atau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Flagen&action=edit&redlink=1" title="Flagen (halaman belum tersedia)">flagen</a>, memili membrane sel dari zat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lipoprotein&action=edit&redlink=1" title="Lipoprotein (halaman belum tersedia)">lipoprotein</a>, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing=masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sitoplasma" title="Sitoplasma">sitoplasma</a>. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentu kista. Didalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kista" title="Kista">kista</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amuba" title="Amuba">amuba</a> dapt membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kacil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amuba ini akan tumbuh setelah sampaipada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula<br />
<br />
<br />
<u><b>MORFOLOGI</b></u> <br />
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selulosa" title="Selulosa">selulosa</a> atau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Khitin&action=edit&redlink=1" title="Khitin (halaman belum tersedia)">khitin</a> seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fleksibilitas&action=edit&redlink=1" title="Fleksibilitas (halaman belum tersedia)">fleksibilitas</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ektoplasma&action=edit&redlink=1" title="Ektoplasma (halaman belum tersedia)">ektoplasma</a> yang ada dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Membran" title="Membran">membran</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel" title="Sel">sel</a>. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Radiolarian&action=edit&redlink=1" title="Radiolarian (halaman belum tersedia)">Radiolarian</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Heliozoan&action=edit&redlink=1" title="Heliozoan (halaman belum tersedia)">Heliozoan</a> dapat menghasilkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Skeleton" title="Skeleton">skeleton</a>. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil" title="Fosil">fosil</a>. Kerangka luar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Foraminifera" title="Foraminifera">Foraminifera</a> tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pseudopodia" title="Pseudopodia">pseudopodia</a> (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mastigophora" title="Mastigophora">Mastigophora</a>, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ciliophora&action=edit&redlink=1" title="Ciliophora (halaman belum tersedia)">Ciliophora</a>, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sporozoa" title="Sporozoa">Sporozoa</a>. Mulai tahun 1980, oleh <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Commitee_on_Systematics_and_Evolution_of_the_Society_of_Protozoologist&action=edit&redlink=1" title="Commitee on Systematics and Evolution of the Society
of Protozoologist (halaman belum tersedia)">Commitee on Systematics and Evolution of the Society of Protozoologist</a>, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sarcomastigophora&action=edit&redlink=1" title="Sarcomastigophora (halaman belum tersedia)">Sarcomastigophora</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ciliophora&action=edit&redlink=1" title="Ciliophora (halaman belum tersedia)">Ciliophora</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Acetospora&action=edit&redlink=1" title="Acetospora (halaman belum tersedia)">Acetospora</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Apicomplexa" title="Apicomplexa">Apicomplexa</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Microspora&action=edit&redlink=1" title="Microspora (halaman belum tersedia)">Microspora</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Myxospora&action=edit&redlink=1" title="Myxospora (halaman belum tersedia)">Myxospora</a>, dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Labyrinthomorpha&action=edit&redlink=1" title="Labyrinthomorpha (halaman belum tersedia)">Labyrinthomorpha</a>. Pada klasifikasi yang baru ini, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sarcodina&action=edit&redlink=1" title="Sarcodina (halaman belum tersedia)">Sarcodina</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mastigophora" title="Mastigophora">Mastigophora</a> digabung menjadi satu kelompok <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sarcomastigophora&action=edit&redlink=1" title="Sarcomastigophora (halaman belum tersedia)">Sarcomastigophora</a>, dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sporozoa" title="Sporozoa">Sporozoa</a> karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi lima kelas. Contoh protozoa yang termasuk <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sarcomastigophora&action=edit&redlink=1" title="Sarcomastigophora (halaman belum tersedia)">Sarcomastigophora</a> adalah genera <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Monosiga&action=edit&redlink=1" title="Monosiga (halaman belum tersedia)">Monosiga</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bodo" title="Bodo">Bodo</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leishmania&action=edit&redlink=1" title="Leishmania (halaman belum tersedia)">Leishmania</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trypanosoma&action=edit&redlink=1" title="Trypanosoma (halaman belum tersedia)">Trypanosoma</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Giardia&action=edit&redlink=1" title="Giardia (halaman belum tersedia)">Giardia</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Opalina&action=edit&redlink=1" title="Opalina (halaman belum tersedia)">Opalina</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amoeba" title="Amoeba">Amoeba</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Entamoeba&action=edit&redlink=1" title="Entamoeba (halaman belum tersedia)">Entamoeba</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Difflugia" title="Difflugia">Difflugia</a>. Anggota kelompok <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ciliophora&action=edit&redlink=1" title="Ciliophora (halaman belum tersedia)">Ciliophora</a> antara lain genera <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Didinium&action=edit&redlink=1" title="Didinium (halaman belum tersedia)">Didinium</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tetrahymena&action=edit&redlink=1" title="Tetrahymena (halaman belum tersedia)">Tetrahymena</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paramaecium" title="Paramaecium">Paramaecium</a>, dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stentor&action=edit&redlink=1" title="Stentor (halaman belum tersedia)">Stentor</a>. Contoh protozoa kelompok <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Acetospora&action=edit&redlink=1" title="Acetospora (halaman belum tersedia)">Acetospora</a> adalah genera <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Paramyxa&action=edit&redlink=1" title="Paramyxa (halaman belum tersedia)">Paramyxa</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Apicomplexa" title="Apicomplexa">Apicomplexa</a> beranggotakan genera <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Eimeria&action=edit&redlink=1" title="Eimeria (halaman belum tersedia)">Eimeria</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toxoplasma&action=edit&redlink=1" title="Toxoplasma (halaman belum tersedia)">Toxoplasma</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Babesia" title="Babesia">Babesia</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Theileria&action=edit&redlink=1" title="Theileria (halaman belum tersedia)">Theileria</a>. Genera <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metchnikovella&action=edit&redlink=1" title="Metchnikovella (halaman belum tersedia)">Metchnikovella</a> termasuk kelompok <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Microspora&action=edit&redlink=1" title="Microspora (halaman belum tersedia)">Microspora</a>. Genera <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Myxidium&action=edit&redlink=1" title="Myxidium (halaman belum tersedia)">Myxidium</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kudoa&action=edit&redlink=1" title="Kudoa (halaman belum tersedia)">Kudoa</a> adalah contoh anggota kelompok <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Myxospora&action=edit&redlink=1" title="Myxospora (halaman belum tersedia)">Myxospora</a>.<br />
<br />
<br />
<u><b>FISIOLOGI</b></u><br />
Protozoa umumnya bersifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aerobik" title="Aerobik">aerobik</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonfotosintetik&action=edit&redlink=1" title="Nonfotosintetik (halaman belum tersedia)">nonfotosintetik</a>, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ananaerobik&action=edit&redlink=1" title="Ananaerobik (halaman belum tersedia)">ananaerobik</a> misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria" title="Mitokondria">mitokondria</a> yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Elektron" title="Elektron">elektron</a> dan atom <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen" title="Hidrogen">hidrogen</a> ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen" title="Oksigen">oksigen</a>. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pinositosis" title="Pinositosis">pinositosis</a>. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sarcodina&action=edit&redlink=1" title="Sarcodina (halaman belum tersedia)">Sarcodina</a>. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.<br />
<br />
<u><b> </b></u><br />
<u><b>ADAPTASI</b></u><u><b></b></u><br />
Sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Predator" title="Predator">predator</a>, mereka memangsa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uniseluler" title="Uniseluler">uniseluler</a> atau berserabut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ganggang" title="Ganggang">ganggang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" title="Bakteri">bakteri</a>, dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Microfungi&action=edit&redlink=1" title="Microfungi (halaman belum tersedia)">microfungi</a>. Protozoa memainkan peran baik sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Herbivora" title="Herbivora">herbivora</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen" title="Konsumen">konsumen</a> di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Decomposer&action=edit&redlink=1" title="Decomposer (halaman belum tersedia)">decomposer</a> link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Biomas&action=edit&redlink=1" title="Biomas (halaman belum tersedia)">biomas</a>. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.<br />
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekologis&action=edit&redlink=1" title="Ekologis (halaman belum tersedia)">ekologis</a> protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leishmania&action=edit&redlink=1" title="Leishmania (halaman belum tersedia)">Leishmania</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trypanosomes&action=edit&redlink=1" title="Trypanosomes (halaman belum tersedia)">trypanosomes</a> juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.<br />
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proliferatif&action=edit&redlink=1" title="Proliferatif (halaman belum tersedia)">proliferatif</a> (misalnya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trophozoites&action=edit&redlink=1" title="Trophozoites (halaman belum tersedia)">trophozoites</a>) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trophozoite&action=edit&redlink=1" title="Trophozoite (halaman belum tersedia)">trophozoite</a> disebut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Excystation&action=edit&redlink=1" title="Excystation (halaman belum tersedia)">excystation</a>.<br />
Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.<br />
Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria atau disentri amuba.<br />
<br />
<u><b>KELAS BERDASARKAN GERAK</b></u><br />
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:<br />
<b>Rhizopoda</b> (<i>Sarcodina</i>),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli. <sup class="reference" id="cite_ref-dua_3-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa#cite_note-dua-3">[4]</a></sup><br />
<ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amoeba_proteus" title="Amoeba
proteus">Amoeba proteus</a> memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Entamoeba_histolityca&action=edit&redlink=1" title="Entamoeba histolityca (halaman belum tersedia)">Entamoeba histolityca</a> menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Basiler&action=edit&redlink=1" title="Basiler (halaman belum tersedia)">basiler</a> yang disebabkan Shigella dysentriae)</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Entamoeba_gingivalis" title="Entamoeba gingivalis">Entamoeba gingivalis</a> menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (<i>Gingivitis</i>)</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Foraminifera_sp.&action=edit&redlink=1" title="Foraminifera sp. (halaman belum tersedia)">Foraminifera sp.</a> fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globigerina.&action=edit&redlink=1" title="Globigerina. (halaman belum tersedia)">globigerina.</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Radiolaria_sp.&action=edit&redlink=1" title="Radiolaria sp. (halaman belum tersedia)">Radiolaria sp.</a> endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.</li>
</ul><br />
<b>Flagellata</b> (<i>Mastigophora</i>),alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :<br />
Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata. <sup class="reference" id="cite_ref-dua_3-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa#cite_note-dua-3">[4]</a></sup><br />
Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:<br />
<ul><li>Golongan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Phytonagellata&action=edit&redlink=1" title="Phytonagellata (halaman belum tersedia)">phytonagellata</a></li>
</ul>- <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Euglena_viridis" title="Euglena viridis">Euglena viridis</a> (makhluk hidup peralihah antara protozoadengan ganggang) - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Volvax_globator&action=edit&redlink=1" title="Volvax globator (halaman belum tersedia)">Volvax globator</a> (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Noctiluca_millaris&action=edit&redlink=1" title="Noctiluca millaris (halaman belum tersedia)">Noctiluca millaris</a> (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)<br />
<ul><li>Golongan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zooflagellata&action=edit&redlink=1" title="Zooflagellata (halaman belum tersedia)">Zooflagellata</a>, contohnya :</li>
</ul>- <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trypanosoma&action=edit&redlink=1" title="Trypanosoma (halaman belum tersedia)">Trypanosoma</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gambiense&action=edit&redlink=1" title="Gambiense (halaman belum tersedia)">gambiense</a> & <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trypanosoma&action=edit&redlink=1" title="Trypanosoma (halaman belum tersedia)">Trypanosoma</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rhodesiense.&action=edit&redlink=1" title="Rhodesiense. (halaman belum tersedia)">rhodesiense.</a> Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) Þ lalat Tsetse (<i>Glossina sp.</i>) Trypanosoma gambiense vektornya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glossina&action=edit&redlink=1" title="Glossina (halaman belum tersedia)">Glossina</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Palpalis&action=edit&redlink=1" title="Palpalis (halaman belum tersedia)">palpalis</a> Þ tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans Þ tsetse semak - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trypanosoma_cruzl&action=edit&redlink=1" title="Trypanosoma cruzl (halaman belum tersedia)">Trypanosoma cruzl</a> Þ penyakit <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chagas&action=edit&redlink=1" title="Chagas (halaman belum tersedia)">chagas</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trypanosoma_evansi&action=edit&redlink=1" title="Trypanosoma evansi (halaman belum tersedia)">Trypanosoma evansi</a> Þ penyakit <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Surra&action=edit&redlink=1" title="Surra (halaman belum tersedia)">surra</a>, pada hewan ternak(sapi). - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leishmaniadonovani&action=edit&redlink=1" title="Leishmaniadonovani (halaman belum tersedia)">Leishmaniadonovani</a> Þ penyakit <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kalanzar&action=edit&redlink=1" title="Kalanzar (halaman belum tersedia)">kalanzar</a> - <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trichomonas_vaginalis&action=edit&redlink=1" title="Trichomonas vaginalis (halaman belum tersedia)">Trichomonas vaginalis</a> Þ penyakit keputihan<br />
<br />
<b>Ciliata</b> (<i>Ciliophora</i>),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli .<sup class="reference" id="cite_ref-dua_3-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa#cite_note-dua-3">[4]</a></sup><br />
<ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Paramaecium_caudatum&action=edit&redlink=1" title="Paramaecium caudatum (halaman belum tersedia)">Paramaecium caudatum</a> Þ disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).</li>
</ul>Memiliki dua jenis inti Þ <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Makronukleus&action=edit&redlink=1" title="Makronukleus (halaman belum tersedia)">Makronukleus</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mikronukleus&action=edit&redlink=1" title="Mikronukleus (halaman belum tersedia)">Mikronukleus</a> (inti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reproduktif&action=edit&redlink=1" title="Reproduktif (halaman belum tersedia)">reproduktif</a>). Cara reproduksi, aseksual Þ membelah diri, seksual Þ konyugasi.<br />
<ul><li>B<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alantidium_coli&action=edit&redlink=1" title="Alantidium coli (halaman belum tersedia)">alantidium coli</a> Þ menyebabkan penyakit <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diare" title="Diare">diare</a>.</li>
</ul><b>Sporozoa</b>,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Þ <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toxopinsma&action=edit&redlink=1" title="Toxopinsma (halaman belum tersedia)">Toxopinsma</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Plasmodium.&action=edit&redlink=1" title="Plasmodium. (halaman belum tersedia)">Plasmodium.</a>. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kompleks" title="Kompleks">kompleks</a> pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Contoh : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmodium_falciparum" title="Plasmodium falciparum">Plasmodium falciparum</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmodium_malariae" title="Plasmodium malariae">Plasmodium malariae</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmodium_vivax" title="Plasmodium
vivax">Plasmodium vivax</a>. Gregarina. <sup class="reference" id="cite_ref-dua_3-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa#cite_note-dua-3">[4]</a></sup><br />
Jenis-jenisnya antara lain:<br />
<ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Plasmodiumfalciparum&action=edit&redlink=1" title="Plasmodiumfalciparum (halaman belum tersedia)">Plasmodiumfalciparum</a> Þ malaria <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tropika" title="Tropika">tropika</a> Þ sporulasi tiap hari</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmodium_vivax" title="Plasmodium vivax">Plasmodium vivax</a> Þ malaria <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tertiana&action=edit&redlink=1" title="Tertiana (halaman belum tersedia)">tertiana</a> Þ sporulasi tiap hari ke-3(48 jam)</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmodium_malariae" title="Plasmodium malariae">Plasmodium malariae</a> Þ malaria <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Knartana&action=edit&redlink=1" title="Knartana (halaman belum tersedia)">knartana</a> Þ sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam)</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Plasmodiumovale&action=edit&redlink=1" title="Plasmodiumovale (halaman belum tersedia)">Plasmodiumovale</a> Þ <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria" title="Malaria">malaria</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ovale&action=edit&redlink=1" title="Ovale (halaman belum tersedia)">ovale</a></li>
</ul>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-67227130592084076892011-01-14T22:49:00.000-08:002011-01-14T23:06:57.671-08:00PLANKTON<b>Plankton</b> didefinisikan sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme">organisme</a> hanyut apapun yang hidup dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zona_pelagik" title="Zona pelagik">zona pelagik</a> (bagian atas) <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Samudera" title="Samudera">samudera</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut" title="Laut">laut</a>, dan badan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air_tawar" title="Air tawar">air tawar</a>. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.<br />
Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.<br />
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan" title="Ikan">ikan</a>, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.<br />
Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_karang" title="Batu karang">batu karang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang" title="Kerang">kerang</a>, dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_paus" title="Ikan paus">ikan paus</a>.<br />
<br />
<h1 class="firstHeading" id="firstHeading"></h1><h1 class="firstHeading" id="firstHeading">Fitoplankton</h1><b>Fitoplankton</b> adalah komponen autotrof <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plankton" title="Plankton">plankton</a>. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen.<br />
Nama fitoplankton diambil dari istilah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani">Yunani</a>, <i>phyton</i> atau "<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman" title="Tanaman">tanaman</a>" dan πλαγκτος ("planktos"), berarti "pengembara" atau "penghanyut".<sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fitoplankton#cite_note-0">[1]</a></sup> Sebagian besar fitoplankton berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mata" title="Mata">mata</a> telanjang. Akan tetapi, ketika berada dalam jumlah yang besar, mereka dapat tampak sebagai warna hijau di air karena mereka mengandung <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Klorofil" title="Klorofil">klorofil</a> dalam sel-selnya (walaupun warna sebenarnya dapat bervariasi untuk setiap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spesies" title="Spesies">spesies</a> fitoplankton karena kandungan klorofil yang berbeda beda atau memiliki tambahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pigmen" title="Pigmen">pigmen</a> seperti <i>phycobiliprotein</i>).<br />
<br />
Fitoplankton memperoleh energi melalui proses yang dinamakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis" title="Fotosintesis">fotosintesis</a> sehingga mereka harus berada pada bagian permukaan permukaan (disebut sebagai zona <i>euphotic</i>) <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut" title="Laut">lautan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau" title="Danau">danau</a> atau kumpulan air yang lain. Melalui fotosintesis, fitoplankton menghasilkan banyak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen" title="Oksigen">oksigen</a> yang memenuhi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer" title="Atmosfer">atmosfer</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi" title="Bumi">Bumi</a>.<br />
Kemampuan mereka untuk mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka sebagai dasar dari sebagian besar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_makanan" title="Rantai
makanan">rantai makanan</a> di ekosistem lautan dan di ekosistem air tawar.<br />
Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi" title="Nutrisi">nutrisi</a> untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nitrat&action=edit&redlink=1" title="Nitrat (halaman belum tersedia)">nitrat</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfat" title="Fosfat">fosfat</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_silikat" title="Asam silikat">asam silikat</a>, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pompa_biologis&action=edit&redlink=1" title="Pompa biologis (halaman belum tersedia)">pompa biologis</a> dan <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Upwelling&action=edit&redlink=1" title="Upwelling (halaman belum tersedia)">upwelling</a></i> pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Besi" title="Besi">besi</a>. Hal ini menyebabkan beberapa ilmuan menyarankan penggunaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk" title="Pupuk">pupuk</a> besi untuk membantu mengatasi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karbondioksida" title="Karbondioksida">karbondioksida</a> akibat aktivitas manusia di atmosfer.<sup class="reference" id="cite_ref-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fitoplankton#cite_note-1">[2]</a></sup>.<br />
Walaupun hampir semua fitoplankton adalah fotoautotrof obligat, ada beberapa fitoplankton yang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Miksotrofik&action=edit&redlink=1" title="Miksotrofik (halaman belum tersedia)">miksotrofik</a> dan ada juga spesies tak berpigmen yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zooplankton" title="Zooplankton">zooplankton</a>). Jenis-jenis ini, yang paling dikenal adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinoflagellata" title="Dinoflagellata">dinoflagellata</a> seperti genus <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Noctiluca&action=edit&redlink=1" title="Noctiluca (halaman belum tersedia)">Noctiluca</a></i> dan <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dinophyceae&action=edit&redlink=1" title="Dinophyceae (halaman belum tersedia)">Dinophysis</a></i>, memperoleh karbon organiknya dengan memakan organisme atau material <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Detritus&action=edit&redlink=1" title="Detritus (halaman belum tersedia)">detritus</a></i> lainnya<br />
<br />
<br />
<h1 class="firstHeading" id="firstHeading">Zooplankton</h1> <b>Zooplankton</b> adalah kategorisasi untuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme">organisme</a> kecil yang termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa" title="Protozoa">protozoa</a> kecil dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metazoa" title="Metazoa">metazoa</a> besar. Kepentingan ekologi dari zooplankton termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Foraminifera" title="Foraminifera">foraminifera</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Radiolaria&action=edit&redlink=1" title="Radiolaria (halaman belum tersedia)">radiolaria</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dinoflagellate&action=edit&redlink=1" title="Dinoflagellate (halaman belum tersedia)">dinoflagellate</a>. Zooplankton metazoa penting termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cnidaria" title="Cnidaria">cnidaria</a> seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ubur-ubur" title="Ubur-ubur">ubur-ubur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Crustacea" title="Crustacea">crustacea</a> seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Copepoda" title="Copepoda">copepoda</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Krill" title="Krill">krill</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Moluska" title="Moluska">moluska</a> seperti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pteropoda&action=edit&redlink=1" title="Pteropoda (halaman belum tersedia)">pteropoda</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chordate" title="Chordate">chordate</a>.<br />
<h1 class="firstHeading" id="firstHeading"> </h1><u><b>Zona Pelagik</b></u><br />
<br />
Air apapun di laut yang tidak terlalu dekat dengan dasar laut dinamai <b>zona pelagik</b>. Kata <i>pelagik</i> berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani">bahasa Yunani</a> πέλαγος atau <i>pélagos</i>, yang berarti <i>laut lepas</i>.<br />
Dapat digambarkan sebagai silinder imajiner atau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kolom_air&action=edit&redlink=1" title="Kolom air (halaman belum tersedia)">kolom air</a> dari permukaan laut hampir ke dasar laut, seperti diagram di sebelah kiri. Kondisi berubah setelah kita menyelam ke bawah kolom air; tekanan meningkat dan sedikit cahaya. Tergantung kedalaman, ilmuwan terus membagi kolom air, seperti atmosfir bumi yang dibagi menjadi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfir_Bumi#Temperatur_dan_lapisan" title="Atmosfir Bumi">berlapis-lapis</a>.<br />
<h2><u><span class="mw-headline" id="Kedalaman_dan_lapisan"></span></u></h2><dl><dt><i><b><u>Kedalaman dan Lapisa</u>n</b></i></dt>
<dt> Epipelagik</dt>
</dl>Dari permukaan (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Permukaan_laut" title="Permukaan laut">Mean Sea Level</a>) hingga kedalaman 200 m (656 kaki).<br />
<dl><dt>Mesopelagik</dt>
</dl>Dari kedalaman 200 m turun ke 1.000 m (3.280 kaki).<br />
<dl><dt>Batipelagik</dt>
</dl>Dari kedalaman 1.000 m turun ke sekitar 4.000 m (13.123 kaki).<br />
<dl><dt>Abisopelagik</dt>
</dl>Dari kedalaman 4.000 m turun ke di atas dasar laut.<br />
<dl><dt>Hadopelagik</dt>
</dl>Air dalam di palung samudera.<br />
<br />
<br />
<h1 class="firstHeading" id="firstHeading"> </h1>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7336432008159382616.post-14165041548261331002011-01-13T19:34:00.000-08:002011-01-14T23:08:05.539-08:00LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI<div align="center" class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt; text-align: center; text-indent: -36pt;"><b>.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>PENDAHULUAN</b></span></div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 72pt;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.1. Latar Belakang</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Danau/ waduk adalah salah satu sumber air tawar yang menunjang kehidupan semua makhluk hidup dan kegiatan sosial ekonomi manusia. Ketersediaan sumber daya air, mempunyai peran yang sangat mendasar untuk menunjang pengembangan ekonomi wilayah. Sumber daya air yang terbatas disuatu wilayah mempunyai implikasi kepada kegiatan pembangunan yang terbatas dan pada akhirnya kegiatan ekonomipun terbatas sehingga kemakmuran rakyat makin lama tercapai. Air danau/waduk digunakan untuk berbagai pemanfaatan antara lain sumber </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">baku</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> air minum air irigasi, pembangkit listrik, penggelontoran, perikanan dsb. Jadi betapa pentingnya air tawar yang berasal dari waduk/danau bagi kehidupan.</span></div><div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Pada umumnya kedalaman danau bervariasi antara 50 – 200 m, akan tetapi banyak juga yang mempunyai kedalaman lebih rendah dari 50 m. Sampai saat ini sebagaian besar dari danau belum diketahui volumenya dengan pasti, demikian juga halnya presipitasi, evaporasinya serta debit inflow dan outflow-nya. Dengan demikian waktu tinggal air danau tidak diketahui sehingga daya tampung beban pencemaran tidak diketahui dan sekaligus pemanfaatan bagi berbagai keperluan sulit untuk diprogramkan.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fitoplankton dalam perairan merupakan penghasil oksigen (O<sub>2</sub>) melalui proses fotosintesis dan menyerap karbondioksida (CO<sub>2</sub>) dalam memproduksi makanannya. Fitoplankton memerlukan garam-garam organik, karbondioksida, air, dan cahaya matahari, serta parameter kualitas air yang sesuai sehingga perlu dilakukan pengukuran kualitas air dalam penelitian ini.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fitoplankton secara fungsional merupakan komponen utama pada ekosistem perairan yang berfungsi sebagai produsen primer bersama-sama tumbuhan hijau lain yang ada di perairan. Organism fitoplankto juga dapat dimanfaatkan oleh organisme lain sebagai makanan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Untuk melakukan suatu usaha perikanan di danau/waduk perlu kiranya pengolahan yang baik agar hasilnya memuaskan. Sebelum pengelolaan dimulai perlu diketahui kelimpahan fitoplankton dan zooplankton di perairan tersebut untuk melihat kesuburan perairan tersebut.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.2 Tujuan dan Manfaat</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kualitas air dan striktur komunitas fitoplankton dan zooplankton, keragaman dan dominansi di Danau Simbad, Kabupaten Kampar. Hasil praktikum ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dalam pengolahan danau/waduk dan daerah sekitarnya sehingga dapat diambil kebijaksanaan yang tepat dalam pemanfaatannya sehingga fungsi danau/waduk secara lestari dan kesuburannya dapat dipertahankan.</span></div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">II. TINJAUAN PUSTAKA</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Air merupakan bagian yang sangat penting bagi kelangsungan hidup organisme. Jika dikaitkan dengan habitat perairan, maka air merupakan media perantara kedalam ataupun keluar habitat tersebut ( ODUM, 1971 )</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan : 1). <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_tektonik&action=edit&redlink=1" title="Danau tektonik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Danau tektonik</span></a> yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi karena pergeseran / patahan. 2). <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_vulkanik&action=edit&redlink=1" title="Danau vulkanik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Danau vulkanik</span></a> yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vulkanisme" title="Vulkanisme"><span style="color: black; text-decoration: none;">vulkanisme</span></a> / gunung berapi. 3). <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_tektovulkanik&action=edit&redlink=1" title="Danau tektovulkanik (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Danau tektovulkanik</span></a> yaitu danau yang terbentuk akibat percampuran aktivitas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonisme" title="Tektonisme"><span style="color: black; text-decoration: none;">tektonisme</span></a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vulkanisme" title="Vulkanisme"><span style="color: black; text-decoration: none;">vulkanisme</span></a>. 4). <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_bendungan_alami&action=edit&redlink=1" title="Danau bendungan alami (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Danau bendungan alami</span></a> yaitu danau yang terbentuk akibat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lembah" title="Lembah"><span style="color: black; text-decoration: none;">lembah</span></a> sungai terbendung oleh aliran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lava" title="Lava"><span style="color: black; text-decoration: none;">lava</span></a> saat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Erupsi" title="Erupsi"><span style="color: black; text-decoration: none;">erupsi</span></a> terjadi. 5). <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_karst&action=edit&redlink=1" title="Danau karst (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Danau karst</span></a> yaitu danau yang terbentuk akibat pelarutan tanah kapur. 6). <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Danau_glasial&action=edit&redlink=1" title="Danau glasial (halaman belum tersedia)"><span style="color: black; text-decoration: none;">Danau glasial</span></a> yaitu danau yang terbentuk akibat mencairnya es / keringnya daerah es yang kemudian terisi air. 7). <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_buatan" title="Danau
buatan"><span style="color: black; text-decoration: none;">Danau buatan</span></a> yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia. <i>(JIMMY WALLES, in Wikipedia )</i></span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Menurut SACHLAN (1980) plankton adalah organisme renik yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit serta selalu mengikuti arus. Selanjutnya BONEY (1975) menyatakan bahwa plankton tersusun atas jasad-jasad nabati yang bersifat mikroskopis (fitoplankton) dan jasad-jasad hewani mikroskopis (zooplankton) yang terdapat di laut maupun di perairan tawar, hidup bebas terapung dan pergerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan angin.</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">SACHLAN (1980) menyatakan bahwa plankton berdasarkan daur hidupnya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu holoplankton dan meroplankton. Holoplankton adalah organism planktonik yang daur hidupnya seluruhnya sebagai plankton, sedangkan meroplankton adalah golongan organisme plankton yang sebagian dari daur hidupnya sebagai plankton.</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Keberadaan fitoplankton disuatu perairan didukung oleh adanya unsur hara dan zat organik lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Walaupun demikian, berbagai faktor lingkungan lainnya juga berperan penting dalam kehidupan plankton, seperti suhu, cahaya, salinitas, pH, karbondioksida bebas, kecerahan, alkalinitas, arus dan hubungan antar spesies (PARSON dan TAKAHASI, 1973).</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Selanjutnya NURDIN (1986) mengatakan bahwa kehidupan fitoplankton dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ketersediaan bahan makanan dan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi fitoplankton adalah cahaya, umur individu setiap spesies, suhu, oksigen terlarut, pH, dan makanan (WELCH, 1952).</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">NONTJI (1981) menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton, yaitu : a). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fisiologis secara langsung diantaranya proses respirasi dan fotosintesis seperti cahaya, suhu, salinitas, hara makro dan hara mikro, b). Faktor eksternal yang menyebabkan berkurangnya jumlah fitoplankton seperti pemangsa, herbivore, turbulensi serta penenggelaman. </span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">BOYD (1979) menyatakan bahwa suhu perairan didaerah tropis berkisar 25-32° C masih layak untuk kehidupan organisme di perairan. Sedangkan menurut RILLEY (1967), pada umumnya spesies fitoplankton maupun zooplankton dapat berkembang dengan baik pada suhu 25° C atau lebih.</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">CAKROFF (1977) menyatakan bahwa kecerahan yang produktif apabila pinggan secchi mencapai kedalaman 20-40 cm dari permukaan. Kecerahan suatu perairan menetukan sampai sejauh mana cahaya matahari dapat menembus perairan dan sampai kedalam berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Menurut WELCH (1984) semakin tinggi kecerahan maka semakin dalam penetrasi caha matahari kedalam perairan, hal ini mengakibatkan lapisan produktifitas primer makin tinggi.</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Turbiditas atau kekeruhan disebabkan oleh banyak faktor, antara lain adanya bahan yang tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan organic, atau anorganik dan mikro organik air. Hal ini berakibat air menjadi kotor dan tidak jernih. Kekeruhan mengganggu fotosintesis tanaman air (TOTOK dan SUCIASTUTI, 1991).</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Derajat keasaman (pH) menurut JAMES (<i>dalam </i>WARDOYO, 1981) bahwa batas pH minimum dan maksimum bagi organisme air tawar umumnya 4,1-11,0. Sedangkan BOYD (1979) menyatakan pH mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton, dimana kisaran pH yang cocok untuk perikanan berkisar antara 6,5-9.</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">WARDOYO (1981) Menyatakan bahwa kisaran oksigen terlarut yang dapat mendukung kehidupan organisme perairan secara normal tidak boleh kurang dari 2 ppm, sedangkan kandungan kandungan karbondioksida bebas tidak boleh lebih dari 25 ppm. Sedangkan menurut MENKLH (1988) menyatakan bahwa untuk kepentingan perikanan, kandungan oksigen di perairan harus lebih dari 3 ppm, dan kadar oksigen terlarut sama dengan 3 ppm maksimal untuk 8 jam dalam satu hari.</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Nitrat (NO<sub>3</sub>) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa stabil. Dimana nitrat merupakan salah satu unsure penting untuk sintesis protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasikan pertumbuhan ganggang yang tidak terbatas sehingga menyebabkan kematian organisme air (ALERT dan SARTIKA, 1984). Kriteria kesuburan perairan berdasarkan kandungan nitrat, yaitu : 0,0 – 0,1 ppm adalah perairan kurang subur, 1,0 – 5,0 ppm adalah perairan sedang dan 5,0 – 50,0 adalah tingkat kesuburan perairan yang tinggi (GOLMEN <i>dalam </i>SUGIYANTO, 1995).</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Klasifikasi berdasarkan fosfat yaitu 0,00 – 0,020 mg/l adalah kesuburan rendah, 0,021 – 0,050 mg/l kesuburan perairan sedang, 0,051 – 0,100 mg/l kesuburan perairan baik, 0.101 - 0,200 mg/l adalah kesuburan perairan yang sangat baik sekali (POERNOMO dan HANAFI, 1982).</span></div><div style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">SIHOTANG (1988) mengatakan bahwa fitoplankton yang dominan terdapat di perairan umum di daerah Riau adalah Pediastrum <i>(Chlorophyceae) </i>dan Diatom <i>(Bacillariphyceae)</i>. Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan terjadi akibat pemanfaatan nutrient, cahaya matahari dan suhu.</span></div><div style="line-height: 200%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; margin-left: 54pt; text-align: center; text-indent: -36pt;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">II.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">METODE PRAKTIKUM</span></b></span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.1. Waktu dan Tempat</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 November 2010, yaitu bertempat di Danau Simbad, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.2. Bahan dan Alat</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tabel 1. Bahan, Alat dan Metode yang digunakan dalam praktikum.</span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: medium none;"><tbody>
<tr> <td style="border: 1pt solid black; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Parameter (Satuan)</span></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Bahan dan ALat</span></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Metode</span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%;"><b><u><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Biologi</span></u></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="NoSpacing"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Fitoplankton dan Zooplankton (Sel/l)</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Planktonet No.25, Water Sampler, Formalin dan Mikriskop</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Identifikasi</span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><u><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fisika</span></u></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Suhu (°C)</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Termometer</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pemuaian</span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><u><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kimia</span></u></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">pH</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Oksigen Terlarut (mg/l)</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Karbondioksida Bebas</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Nitrat (mg/l)</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Nitrit (mg/l)</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Fosfat (mg/l)</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Iron/ Besi (mg/l)</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Amonia (mg/l)</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">pH Meter</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">NaOH-KI, MnS0<sub>4</sub>, Amilum</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">MnS0<sub>4, </sub>Amilum, Indikator pp</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">NO<sub>3</sub>, NO, H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>, Brucine</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><br />
</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Mengukur dengan Alat</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Modifikasi Winkler</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Modifikasi Winkler</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Brucine</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Brucine</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Stanous Chlorida</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Modifikasi Winkler</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Modifikasi Winkler</span></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><br />
</div></td> </tr>
</tbody></table><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.3. Metode Praktikum</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode survey yaitu berupa pangamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan data primer. Sampel yang diperoleh dianalisis secara deskriptif di Laboratorium Ekologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.4. Prosedur Praktikum</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.4.1. Lokasi Pengambilan Sampel</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Metode pengambilan dilakukan dengan cara purposif sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah pengamatan, seperti arus dan kedalaman perairan serta aktivitas daerah pengamatan praktikum. Lokasi pengambilan sampel ditetapkan pada dua stasiun yang dianggap telah mewakili kondisi lingkungan perairan (Lampiran).</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Stasiun I, Bagian air di daerah sungai yang mengalir di bagian bawah dari danau, berpasir dan berbatu-batu, pinggiran ditumbuhi pohon dan dangkal.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Stasiun II, Bagian air di daerah dermaga dekat tangga, perairan dalam, hampir tidak ada pohon, dasar berlumpur.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.4.2. Pengambilan Sampel</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari pukul 09.00-11.00 WIB sebanyak sekali pengambilan. Kemudian pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan ember dengan volume 5 liter dan dilakukan 10 kali penyaringan pada planktonet no.25. Hasil saringan kemudian dimasukkan kedalam botol sampel yang bervolume 25 ml dan diawetkan dengan larutan formalin. Setiap botol diberi keterangan tanggal dan kode sesuai dengan stasiun yang diamati.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Pengamatan, perhitungan dan identifikasi fitoplankton merujuk pada buku SAANIN (1980) dan DAVIS (1955).</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">IV. HASIL DAN PEMBAHASAN</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.1. Parameter Kualitas Air</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kualitas air memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pertumbuhan makhluk hidup yang hidup di air. Suatu perairan dianggap layak bila kualitas airnya mampu mendukung kelangsungan hidup organisme yang terdapat pada perairan tersebut. kualitas air sangat ditentukan oleh faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi populasi organisme perairan diantaranya fitoplankton dan zooplankton.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Kualitas air yang diukur dalam penelitian ini, antara lain terdiri dari parameter fisika, yaitu suhu dan parameter kimia yaitu : pH, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, nitrit, nitrat, fosfat, amonia dan besi.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.1.1. Suhu</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Hasil pengukuran suhu rata-rata pada setian stasiun pengamatan di Danau Simbad berkisar 29-30°. Berdasarkan kisaran suhu ini maka Danau Simbad masih layak dan dapat mendukung perkembangan organisme fitoplankton maupun zooplankton. Menurut RILEY (1967) bahwa pada umumnya fitoplankton dapat berkembang baik pada suhu 25° C atau lebih.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Tingginya suhu pada stasiun II diduga karena pada stasiun ini merupakana daerah terbuka yang tidak tertutup oleh teduh pepohonan sehingga sinar matahari dapat langsung masuk kedalam perairan. Hal ini sesuai dengan PERKINS (1974) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi suhu suatu perairan adalah luas permukaan perairan yang langsung mendapat sinar matahari.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.1.2. pH</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Hasil pengukuran rata-rata pH pada setiap stasiun selama penelitian di Danau Simbad berkisar 6,5 – 6,7.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Nilai rata-rata pH untuk setiap pengamatan berkisar antara 6,5 -6,7. JAMES (dalam WARDOYO, 1981) menyatakan bahwa batas pH minimum dan maksimum bagi organisme air tawar umumnya 4,1 – 11,0. Menurut Keputusan Menteri No.02/MENKLH/1988 bahwa pH kisaran untuk golongan C yaitu 6-9 maka pH Danau Simbad berada pada kisaran dimana organisme perairan terutama fitoplankton dan zooplankton masih dapat hidup secara baik.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Tingginya pH diduga karena lapisan fotosintesis lebih tebal sehingga akan lebih banyak karbondioksida yang terpakai oleh fitoplankton untuk proses fotosintesis. Derajat keasaman (pH) merupakan fungsi kadar karbondioksida yang larut. Fotosintesis merupakan suatu proses memanfaatkan karbondiokida bebas sehingga kadarnya berkurang di perairan, sedangkan proses dekomposisi dan respirasi hewan aquatik akan meningkatkan kadar karbondioksida. Meningkatnya karbondioksida di perairan akan menurunkan pH air. Menurut LYOD (dalam BERNARDINE), 1982) bahwa pH air antara 5 dan 6 tidak membahayakan pada semua spesies jika konsentrasi karbondioksida bebas tidak lebih dari 20 mg/l dan pH 6,5 jarang membahayakan organisme perairan jika karbondioksida bebas tidak lebih dari 100mg/l.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.1.3. Nitrat</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Hasil pengukuran rata-rata nitrat pada setiap stasiun berkisar 0,074 – 0,083 mg/l. Nitrat adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan senyawa yang stabil. Nitrat merupakan salah satu senyawa penting untuk sintesa protein tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tidak terbatas (ALAERT dan SANTIKA, 1984). Tingginya konsentrasi nitrat di stasiun I yaitu 0,083 diduga karena banyaknya tanaman air, tanggul-tanggul, potongan-potongan kayu-kayu, daun-daun vegetasi yang jatuh ke daerah sungai ini. Bahan-bahan ini diuraikan oleh bakteri aerob menjadi nitrit selanjutnya dinitrifikasi menjai nitrat. Berdasarkan GOLMEN (dalam SUGIYANTO, 1990) maka kandungan nitrat di daerah Danau Simbad kurang subur.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.1.4.</span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> <b>Fosfat</b></span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Hasil pengukuran rata-rata fosfat berkisar 0,010 – 0,011 mg/l. Kandungan fosfat antar stasiun tidak jauh berbeda dimana nilai tertinggi terddapat pada stasiun II yaitu 0,001 mg/l, yang diduga karena diduga aktifitas manusia, sedangkan fosfat terendah terdapat di daerah stasiun I.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Dari hasil pengukuran fosfat pada setiap stasiun di Danau Simbad, maka kondisi perairannya dikatakan kurang subur. Hal ini sesuai dengan ppendapat POERNOMO dan HANAFI (1982), bahwa kisaran kandungan fosfat antara 0,00 – 0,020 mg/l tergolong perairan kurang subur.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.2. Struktur Fitoplankton dan Plankton</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.2.1. Jenis dan Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Berdasarkan hasil identifikasi, terhadap jenis fitoplankton di Danau Simbad ditemukan sebanyak 14 jenis yang terdiri dari tiga kelas yaitu Chlorophyceae, Cyanophyceae, dn Bacillariophyceae. Temuan ini didukung oleh pendapat ODUM (1971), bahwa penyebaran fitoplankton di daerah perairan terbuka terutama terdiri dari tiga kelompok yaitu diatom (Bacillariophyceae), Alga Hijau (Chlorophyceae), Alga Biru (Cyanophyceae), yang lainnya terdiri dari flagellata hijau yaitu Euglenidae, Dinoflagellata dan Valvocidae.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tabel 2. Jenis Plankton yang Ditemukan Berdasarkan Klas dan Jenis di Danau Simbad Kabupaten Kampar.</span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: medium none;"><tbody>
<tr> <td style="border: 1pt solid black; padding: 0cm 5.4pt; width: 40.85pt;" valign="top" width="54"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">No</span></b></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 191.35pt;" valign="top" width="255"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Klas</span></b></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 192.15pt;" valign="top" width="256"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Jenis</span></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 40.85pt;" valign="top" width="54"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.</span></div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.</span></div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 191.35pt;" valign="top" width="255"><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Chlorophyceae</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Cyanophyceae</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Bacillariophyceae</span></b></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 192.15pt;" valign="top" width="256"><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Clostrerium aciculara</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Spirogira sp</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Hyalotheca</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Aphanizomenon</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Anabaena sp</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Glococystus vesiculosa</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Oscystus naegelii</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Oscilatoria limnosa</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Spirulina sp</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Treubaria triappendiculata</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Calonthrix</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Nitzchia vermicularis</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Synera acus</span></i></div><div class="NoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Navicula sp</span></i></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pada tabel 2 memperlihatkan bahwa jenis fitoplankton yang paling banyak adalah berasal dari kelas Cyanophyceae dan yang paling sedikit adalah kelas Bacillariophyceae. Hal ini sesuai dengan pendapat SMITH (1945), mengemukakan bahwa kelas Cyanophyceae 2/3 dari jumlah spesiesnya terdapat di air tawar. Selanjutnya RAYMONT (<i>dalam </i>YOSWATY, 1995) mengemukakan bahwa umumny jenis fitoplankton yang berasal dari kelas Bacillariophyceae banyak hidupnya di laut dan sedikit sekali yang ditemukan di air tawar.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Kelimpahan rata-rata fitoplankton berkisar antara 18041 – 22426 sel/l. kelimpahan rata-rata fitoplankton selama pengamatan di Danau Simbad Kabupaten Kampar.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Jenis dan kelimpahan fitoplankton dijumpai pada masing-masing stasiun berbeda antara stasiun I dan stasiun II karena karakteristik dan lingkungan yang berbeda pula. Hal ini sesuai dengan pendapat DAVIS (1995) yang mengemukakan bahwa pada suatu perairan sering didapatkan jumlah fitoplankton yang berlimpah pada suatu tempat, sedangkan di tempat lainnya di perairan yang sama, jumlahnya sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh unsur hara dan kualitas air secara fisika maupun kimia. Dalam setiap waktu pengamatan juga dijumpai kelimpahan fitoplankton yang berbeda-beda. Menurut HARRIS (<i>dalam </i>SIHOTANG, 1988), ciri-ciri khas fisiologi fitoplankton adalah bervariasi menurut waktu.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Selanjutnya WARDOYO (1981) menambahkan bahwa beberapa faktor lingkunganyang adakalanya mempunyai hubungan yang khusus dan dapt mempengaruhi fitoplankton yang ada diperairan tersebut adalah suhu, pH, oksigen terlarut, dan karbondioksida bebas dan unsur hara yang terkandung di dalamnya, terkhuusus unsur nitrat, nitrit, besi, fosfat, amonia dan besi.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.2.2. Indeks Keragaman (H), Indeks Dominasi (C)</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Untuk mengevaluasi terganggu atau tidaknya suatu ekosistem, kriteria Indeks keragaman (H) telah umum digunakan sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya organisme fitoplankton yang mendominasi suatu perairan biasanya digunakan indeks dominasi (C). Hal ini erat kaitannya dengan daya tahan dan adanya persaingan antar jenis yang lain. Daya tahan hidup berkaitan dengan kualitas lingkungan, sedangkan persaingan antar spesies biasanya terjadi dalam hal mencari makanan.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tabel 3. Nilai Indeks Keragaman (H) dan Indeks Dominasi (C) pada Masing-masing Stasiun.</span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: medium none;"><tbody>
<tr> <td style="border: 1pt solid black; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Stasiun</span></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Indeks Keragaman (H)</span></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Indeks Dominasi (C)</span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">I</span></div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">II</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3,1735</span></div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3,9725</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 141.45pt;" valign="top" width="189"><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">0, 0892</span></div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">0,1211</span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pada tabel 3 terlihat bahwa nilai indeks keragaman (H) selama penelitian berkissar 3,1735 - 3,9725. Menurut WILHIM dan DORIS (<i>dalam </i>HAMIDY, 1984) menyatakan bahwa perairan dengan nilai indeks keragaman jenis lebih besar dari 3 menandakan perairan bebas dan pencemaran, nilai indeks antara 1-3 berarti perairan tersebut tercemar sedang dan apabila indeks lebih kecil dari 1 menandakan bahwa perairan tercemar berat.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Nilai indeks Dominansi (C) selama pengamatan berkisar 0, 0892 - 0,1211. Nilai indeks dominansi tertinggi terdapat pada stasiun II dan terendah pada stasiun I. Berdasarkan indeks SIMPSON (<i>dalam </i>ODUM, 1971) dapat diketahui bahwa indeks dominasi jenis yang mendekati nagka nol berarti tidak ada jenis organisme yang dominan dan jika indeks dominasi mendekati angka satu berarti ada jenis organisme yang mendominasi pada perairan tersebut.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Berdasarkan pengamatan diatas mengenai indeks keragaman jenis dan indeks dominasi jenis maka dapat ikatakan bahwa perairan Danau Simbad Kabupaten Kampar tidak ada jenis plankton yang mendominasi dan perairannya tidak tercemar.</span></div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">V. KESIMPULAN DAN SARAN</span></b></div><div align="center" class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">5.1. Kesimpulan</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Berdasarkan dari pengukuran beberapa parameter kualitas air di Danau Simbad Kabupaten Kampar diperoleh hasil yang masih layak untuk mendukung kehidupan organisme aquatik termasuk fitopllankton dan zooplankton. Dari hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa di Danau Simbad Kabupaten Kampar ditemukan 14 jenis fitoplankton yang terdiri dari tiga kelas yaitu Chlorophyceae, Cyanophyceae, dn Bacillariophyceae. Kelimpahan rata-rata organisme fitoplankton berkisar 18041-22426 sel/l, nilai indeks keragaman jenis (H) berkisar 3,1735 – 3,9725 dan hasil indeks dominasi (C) berkisar 0,0892 – 0,1211.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">5.2. Saran</span></b></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Untuk Mencegah penurunan kualitas air Danau Simbad Kabupaten Kampar dimasa yang akan datang diharapkan adanya pemantauan dari pemerintah daerah setempat terhadap kualitas air secara terus-menerus dan pengamatan dari praktikum ini hanya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat sehingga perlunya diiadakan penelitian lanjutan untuk memantau perubahan yang terjadi pada Danau Simbad Kabupaten Kampar dalam periode waktu yang akan datang.</span></div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="NoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;"><span style="position: relative; z-index: 4;"><span style="height: 67px; left: 518px; position: absolute; top: -119px; width: 49px;"><img height="67" src="file:///C:/Users/SUPRIA%7E1/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" width="49" /></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 14pt;"></span></div><div class="MsoBodyText2" style="text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="position: relative; z-index: 7;"><span style="height: 48px; left: 522px; position: absolute; top: -116px; width: 41px;"><img height="48" src="file:///C:/Users/SUPRIA%7E1/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image006.gif" width="41" /></span></span><b><span lang="SV">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman";">Boyd, C. E., 1982. </span><span style="font-family: "Times New Roman";">Water Quality Management in Pond for Aquaculture, Agriculture Experiment Station. Elsevier Publishing Company Inc. </span><span style="font-family: "Times New Roman";">New York</span><span style="font-family: "Times New Roman";">. 550pp.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 35pt; text-align: justify; text-indent: -35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Kordi. 1996. Parameter Kualitas Air. </span><span lang="ES" style="font-family: "Times New Roman";">Penerbit Karya Anda. Surabaya. 55 hal.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Ntac, 1986. Water Quality Criteria. FWPCA. </span><span style="font-family: "Times New Roman";">Washington</span><span style="font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman";">DC</span><span style="font-family: "Times New Roman";">. 234 hal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 32.2pt; text-align: justify; text-indent: -32.2pt;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Nurdin, S., 1999. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman";">Kumpulan Bahan Pelatihan Sampling Kualitas Air di Perairan Umum. Laboratorium Fisiologi Lingkungan. </span><span style="font-family: "Times New Roman";">Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 131 hal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Adriman, 2006<i>. Penuntun pratikum ekologi perairan</i>. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru</span></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Alearts, G. dan S. Santika, 1984. <i>Metode Pengukuran Kualitas Air</i>. Usaha Nasional. Surabaya.<span lang="PT-BR"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman";">Boyd, C. E </span><span style="font-family: "Times New Roman";">and F. Lichtkoppler</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman";">, 1979. </span><span style="font-family: "Times New Roman";">Water Quality Management in Pond for Aquaculture, Agriculture Experiment Station. Elsevier Publishing Company Inc. </span><span style="font-family: "Times New Roman";">New York</span><span style="font-family: "Times New Roman";">. 550pp.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span lang="PT-BR" style="font-family: "Times New Roman";">Carlo, N. 2001. Efek Pengudaraan terhadap Kualitas Air Waduk Tropika. Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 3 (1): 1 – 7.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Effendi, H., 2000. Telaahan Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. IPB Press. </span><span style="font-size: 12pt;">Bogor</span><span style="font-size: 12pt;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Nontji. A, 1981. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Dinamika Kelimpahan Phytoplankton. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. 25 halaman. (tidak diterbitkan).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Harahap, S., Budijono dan E. Purwanto. 1999. Tingkat Pencemaran Perairan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Ditinjau Dari Komunitas Makrozoobenthos. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Riau.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Ahli Bahasa : Samingan, T. </span><span style="font-family: "Times New Roman";">Gadjahmada</span><span style="font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman";">University</span><span style="font-family: "Times New Roman";"> Press. Yogyakarta. </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="position: relative; z-index: 9;"><span style="height: 49px; left: 528px; position: absolute; top: -117px; width: 35px;"><img height="49" src="file:///C:/Users/SUPRIA%7E1/AppData/Local/Temp/msohtml1/03/clip_image007.gif" width="35" /></span></span></div>PERIKANANhttp://www.blogger.com/profile/02591987944552530540noreply@blogger.com0